Part 22.1 : Ayah

292 18 0
                                    

Hari ini di kamis malam Maudi dan juga Bintang sudah berada dalam satu kereta yang sama. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni sama-sama akan pergi ke Kota Bandung, namun dengan maksud yang berbeda. Jika Maudi memiliki maksud untuk menghindar dari acara wisuda, sedangkan Bintang pergi ke Bandung untuk tujuan liburan.

"Lo nanti dijemput temen atau gimana?" tanya Maudi pada Bintang yang saat ini duduk di samping Maudi.

"Iya nanti temen gue jemput. Lo nanti dijemput siapa?" tanya Bintang balik.

"Paling dijemput ayah sama ibu."

Kepulangan Maudi kali ini tidak mengejutkan kedua orang tuanya. Karena orang tuanya sendiri yang meminta Maudi pulang ke Bandung, untuk menghadiri acara pertunangan sepupu Maudi. Walaupun orang tua Maudi juga tidak memaksanya untuk pulang, tapi Maudi memanfaatkan moment ini untuk lari dari acara wisuda hari senin nanti.

Jauh di lubuk hatinya, Maudi juga ingin sekali menghadiri momen wisuda Daus. Apalagi hubungan Maudi dan Daus cukup dekat sebagai teman. Namun Maudi takut, karena ada kemungkinan yang cukup besar dirinya bertemu dengan Zian di sana.

"Mau, gue ngantuk. Kalau ada apa-apa bangunin aja ya," ucap Bintang, lalu pria itu memilih tidur dengan menyandarkan kepalanya di jendela.

Maudi yang memang pada dasarnya selalu tidak bisa tidur selama perjalanan, hanya memainkan ponselnya, tanpa berniat memejamkan matanya sedikitpun. Maudi jadi teringat, hari ini maudi belum melakukan 'sesi terapi' bersama Fawaz. Sejak sore tadi, Maudi cukup hectic untuk packing, dan karena itulah dirinya tidak sempat mengecek ponselnya sama sekali. Alhasil Maudi belum bisa bertukar kabar dengan Fawaz. Pria itu juga akhir-akhir ini sibuk dengan pekerjaannya yang dikejar dead line.

Maudi
Aku udah di jalan, mas udah selesai atau masih lanjut lembur sampai jam 9 nanti?

Pesan yang Maudi tulis pun terkirim dengan tanda centang dua yang berwarna biru. Sepertinya Fawaz memang sudah santai, atau mungkin sedang istirahat. Jika Maudi lihat, jam di ponselnya saat ini menunjukan pukul 20.30, dan seharusnya Fawaz memang sudah selesai dengan pekerjaannya.

Fawaz
Ini aku baru banget selesai, tadinya mau chat kamu lagi, eh malah kamu chat duluan

Maudi
Masih banyak deadline atau udah selesai?

Fawaz
Udah selesai jadi besok agak santai
Kamu pulang sampe bandung jam berapa?

Maudi
Perkiraan sih jam tiga pagi nanti

Fawaz
Loh pagi banget ya, di jemput siapa nanti?

Maudi
Aku di jemput ayah sama ibu paling

Fawaz
Temen kamu jadi ikut ke Bandung?

Maudi
Jadi kok, ini aku lagi sama temen ku, tapi dia mah langsung tidur

Fawaz
Temen kamu yang ikut sama kamu itu Yuni?

Cukup lama Maudi terdiam dan memperhatikan pesan dari Fawaz. Apakah pria itu sedang mencoba mencari tahu Maudi pergi dengan siapa? Apa lebih baik Maudi menceritakan secara gamblang saja, bahwa Maudi pergi dengan Bintang? Apa pria itu akan cemburu jika Maudi memberitahunya, jika saat ini Maudi pergi dengan teman laki-lakinya? Tapi tidak mungkin dia akan cemburu, toh nyatanya sampai detik ini hubungan mereka, hanya sebatas teman ngobrol atau mungkin teman gabut, pikir Maudi. Lagipula keterbukaan adalah sesuatu hal yang bagus untuk Maudi dan Fawaz, bisa saja dengan Maudi terbuka, pria itu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Maudi lakukan. Sejujurnya di dalam hati Maudi ada harapan, bahwa Fawaz menunjukan rasa cemburunya pada Maudi.

Maudi
Bukan, aku pergi sama Bintang

Fawaz
Bintang? temen kelas kamu?

Maudi
Iya temen kelasku.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang