Hari ini aku mau triple update guys lagi happy soalnya wkwk. 😚🤗
Dengan terburu-buru Maudi segera menuju ke bagian karis cafenya untuk menemui Agra, dan juga membungkus hampers untuk Fawaz dan juga Listia. Begitu tiba di etalase cafenya, Maudi bisa melihat bahwa ada seorang pria yang sedang menunggunya di sana. Dengan cepat Maudi menghampiri pria tersebut, dan menyapanya dengan ramah. Saat ini, penampilan Agra yang menggunakan seragam batik khas kantor ayahnya, membuat Maudi dengan mudah mengenali Agra.
“Pak Agra ya? Junior ayah saya di kantor, betul?” tanya Maudi begitu berada di hadapan Agra.
“Oh ya, saya Agra, Mbak Maudi anaknya pak Ridwan ya?” tanya Agra pada Maudi.
“Ya betul, Mas mau kita ngobrol di mana? di ruangan saya, di bagian outdoor dihalaman belakang, atau diindoor sekitar sini? Kebetulan di belakang masih ada beberapa kursi kosong,” tawar Maudi pada Agra.
“Mungkin di outdoor aja kali ya,” jawab Agra.
Sejujurnya karena keberadaan Fawaz, Maudi agak sungkan untuk mengajak Agra ke halaman belakang. Karena bagaimanapun perasaan Maudi masih tidak menentu, akibat pertemuannya dengan Fawaz tadi. Tetapi sebagai tuan rumah yang baik, Maudi harus memberikan pilihan kepada Agra, untuk bisa menikmati suasana di cafenya tersebut.
“Pak Agra mau makan apa? Nanti biar saya siapin,” tanya Maudi lagi.
“Saya bebas Mbak, apa aja,” jawab Agra.
“Suka kopi atau non kopi?” tanya Maudi pada Agra.
“Kopi.”
“Ras, Laras!” panggil Maudi pada salah satu karyawannya. Laras yang dipanggil pun akhirnya menghampiri Maudi.
“Iya teh, ada yang bisa dibantu?” tanya Laras.
“Tolong anterin Pak Agra ke salah satu meja yang kosong di belakang, aku masih ada urusan sebentar sama Risa. Nanti aku nyusul ke belakang,” perintah Maudi pada laras.
“Mari Pak, saya antar ke belakang.” Laras pun mengantar Agra ke tempat yang Maudi maksud.
Dengan buru-buru, kini Maudi menghampiri Risa yang saat ini sedang bertugas di kasir. Maudi masih harus mengurus hampers untuk Fawaz dan juga Listia.
“Risa, aku lagi ada tamu di belakang, mau minta tolong buat disiapin ice coffee latte-nya satu, mazagra satu, sama choco milk pudding with matcha satu, terus sama New York Croissant yang Salmon Spinach-nya satu, untuk yang itu nanti di anter ke belakang ya. Oh ya, terus tolong bungkusin dua hampers, isinya masing-masing lima varian Choux Ou Cracklin, terus sama Choco Milk Pudding with Matcha nya masing-masing hampers isi dua ya. Terus nanti tolong anterin ke belakang. Ada mas-mas sama mbak-mbak yang lagi duduk di salah satu meja, yang ada di bawah pohon, dia pake kacamata. Tolong dikasih ke mereka ya. Kalau nanti yang anter enggak tahu, temuin aku aja di belakang, nanti biar aku kasih langsung sama orangnya. Minta tolong yang hampers untuk di percepat ya.” Nyatanya keberadaan Fawaz dan juga Agra yang bersamaan ini sukses membuat Maudi merasa pening.
“Oke siap Teh, ada yang lain lagi gak?” tanya Risa pada Maudi.
“Udah sih itu aja, aku ke belakang dulu ya, takutnya tamunya nunggu kelamaan,” ucap Maudi pada Risa.
“Oke, siap Teh.”
Setelah urusannya selesai, Maudi pun berlalu untuk segera menemui Agra yang sudah berada di bagian halaman belakang cafe miliknya tersebut. Dengan langkah yang sedikit terburu-buru gadis itu menghampiri Agra, yang sejak beberapa menit lalu sudah menunggunya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
RomansaBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...