Part 44 : Closesure

314 17 16
                                    

Gimana kalau ini adalah akhir dari cerita ini?
Aku persembahkan part ini untuk orang-orang yang udah greget sama kesabarannya Maudi.
Disclaimer ‼️JANGAN BERHARAP MAUDI NGEREOG‼️
***

Hari ini setelah seharian menjaga Bintang di rumah sakit, Maudi baru kembali ke kosannya sekitar pukul delapan malam. Walaupun sejak sore Danang sudah datang ke rumah sakit, tetapi saking asiknya mengobrol, Maudi akhirnya memutuskan untuk pulang di malam hari. Dan kebetulan dokter yang menangani Bintang mengatakan, bahwa setelah observasi terakhir, jika kondisi Bintang sudah membaik, maka Bintang bisa langsung pulang tanpa perlu dirawat lebih lama lagi. Dan kabar baiknya, hasil observasi dari kondisi Bintang cukup bagus. Jadi selepas sholat magrib, Maudi mengantar Bintang ke kosannya terlebih dahulu, lalu setelah itu Maudi pulang ke kosannya.

Setibanya di kosan, Maudi langsung membersihkan diri, sholat dan merebahkan dirinya dikasur. Walaupun seharian ini Maudi merasa sedikit lelah, tetapi mengobrol dengan Bintang dan Danang membuat dirinya menjadi tidak terlalu memikirkan Fawaz.

Pria itu, tadi pagi mengatakan akan menghubungi Maudi lagi malam ini. Namun sepertinya pria itu lupa dengan janjinya sendiri, atau mungkin memang malam ini Fawaz kembali pergi dengan wanita yang ada di Instagram tersebut. Untuk kali ini Maudi benar-benar tidak ingin memikirkan berbagai hal tentang Fawaz. Malam ini Maudi ingin tenang.

Untuk membunuh rasa bosannya, malam ini sebelum tidur Maudi berencana untuk mengecek Instagramnya, dan berbagai sosial medianya yang lain. Tapi alangkah terkejutnya Maudi saat dia membuka Instagramnya, Maudi melihat sebuah instagram story milik Fawaz. Di sana Fawaz merepost postingan username bernama Zahwa, kali ini Maudi melihat foto selfie mereka berdua di salah satu bioskop yang ada di Semarang. Di foto tersebut, keduanya sama-sama tersenyum kearah kamera, dengan posisi yang cukup dekat satu sama lain. Dari foto ini Maudi sudah bisa memperkirakan, bahwa kedekatan antara Fawaz dan Zahwa sudah cukup jauh.

Semua yang Maudi lihat saat ini sudah cukup memperjelas arti Maudi bagi Fawaz. Walaupun jauh dalam hatinya, Maudi masih mencintai Fawaz, dan masih mampu memaafkan Fawaz. Tapi lagi-lagi Maudi tidak ingin terus menyiksa dirinya sendiri, dalam kesakitan yang terus Fawaz berikan hampir setiap harinya. Persetan dengan perasaannya, persetan dengan kenyamanan yang Maudi rasakan dengan Fawaz. Karena nyatanya sudah satu minggu ini Maudi merasakan sakit yang luar biasa, yang diakibatkan oleh Fawaz.

Maudi sudah tidak peduli lagi dengan hatinya yang masih memintanya untuk tetap tinggal bersama Fawaz. Hatinya memang sakit jika tidak bersama Fawaz, tetapi hatinya juga tetap sakit jika harus bertahan bersama Fawaz. Setidaknya jika tidak bersama Fawaz, Maudi akan sedikit lebih tenang, untuk tidak memikirkan segala hal tentang Fawaz.

Saat ini sudah tidak ada hal lain yang bisa Maudi pertahankan untuk Fawaz. Kepercayaannya sudah hilang, Fawaz pun tidak menunjukkan keseriusannya, dan yang pasti pria itu tidak bisa memperjelas hubungan mereka saat ini. Secocok apa pun mereka, sejauh apa pun obrolan mereka. Selama Fawaz tidak bisa konsisten membuktikan ucapannya, untuk apa Maudi bertahan lebih lama lagi?

Maudi bahkan mencoba untuk mengabaikan semua mimpinya, pasca shalat istikharah. Mimpi yang selalu membuatnya bertemu dengan Fawaz. Tapi kali ini Maudi lebih memilih untuk mengabaikan mimpi-mimpi tersebut. Maudi yakin, jika memang Fawaz adalah jodohnya, maka suatu saat mereka akan bertemu dalam satu jalan yang sama. Jika sesuatu hal itu ditakdirkan menjadi milik kita, maka sejauh apapun hal tersebut terlepas, makan takdir akan tetap membuatnya menjadi milik kita.

Maudi rasa untuk saat ini perasaannya sendiri adalah sesuatu hal yang sangat penting, untuk tetap menjaga kewarasannya. Mungkin dengan fokus pada dirinya sendiri, Maudi jadi bisa memperbaiki diri kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Karena bagaimanapun Maudi merasa saat ini, dirinya belum menjadi versi yang terbaik dari dirinya sendiri. Dan Maudi kembali teringat tentang cinta segitiga dalam perspektif Islam. Dimana ketika semakin kita memperbaiki diri dan mendekatkan diri dengan Tuhan, maka akan semakin dekat pula kita pada jodoh terbaik yang sudah Tuhan tetapkan untuk kita.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang