Part 36 : Bimbang dan Tuhan

227 15 3
                                    

Setelah kemarin Maudi bercerita pada ibunya, malam ini Maudi mencoba untuk benar-benar mendekatkan dirinya pada Tuhan. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya, Maudi melaksanakan shalat istikharah untuk meminta petunjuk Tuhan tentang hidupnya. Maudi tidak pernah berpikir bahwa bercerita langsung kepada Tuhan tentang semua keluh kesahnya, ternyata bisa terasa senyaman dan setenang ini.

Jika malam-malam Maudi sebelumnya diisi dengan overthinking, maka malam ini Maudi mengisinya dengan tangisannya dan aduannya kepada Tuhan, tentang semua hal yang terjadi pada hidup Maudi setahun ini. Maudi tahu, sebelumnya Maudi hanya beribadah sebagai penggugur kewajiban saja. Maudi tidak pernah berpikir untuk mengeluhkan semua rasa sakitnya pada Tuhan. Bahkan rasanya Maudi tidak pernah berpikir untuk berkomunikasi dengan Tuhan sedalam malam ini.

Walaupun semua air mata Maudi sudah membahasi sajadahnya, tapi rasanya Maudi masih belum puas untuk bercerita kepada Tuhan. Sempat terbersit perasaan bersalahnya kepada Tuhan, karena sempat marah atas semua yang terjadi di hidupnya. Maudi hanyalah manusia yang penuh dosa. Dan sungguh saat ini Maudi merasa berkecil hati untuk meminta petunjuk dari Tuhan, Maudi malu karena di saat terendahnya, Maudi sempat memaki dan marah kepada Tuhan. Walaupun demikian Maudi yakin bahwa Tuhan maha pemaaf, dan hanya Tuhanlah satu-satunya jalan keluar untuk dirinya saat ini.

Saat permasalahan Maudi dan Zian berada di puncaknya. Maudi sempat marah kepada Tuhan. Maudi merasa Tuhan tidak adil. Bahkan setelah itu, ketika banyak rasa takut menghantuinya, Maudi lagi-lagi merasa marah pada Tuhan. Tapi setelah malam ini, Maudi bercerita langsung kepada Tuhan, perasaannya yang sebelumnya terasa berat dan sesak, kini berubah menjadi lebih tenang dari pada sebelumnya. Dan ini adalah pertama kalinya bagi Maudi menangis hingga tersedu-sedu, dalam sujudnya di tengah keheningan malam.

Mungkin jika tidak ada permasalahan yang menimpa Maudi dan Fawaz beberapa waktu lalu, Maudi tidak akan pernah tau senikmat apa menangis di hadapan Tuhan di tengah malam yang sunyi seperti saa ini. Mungkin jika tidak ada permasalahannya dengan Fawaz, Maudi tidak akan menangis memohon ampun, dan petunjuk Tuhan seperti saat ini.

Permasalahan Maudi dan Fawaz memang belum diselesaikan sampai detik ini. Bahkan Maudi sendiri belum ingin membalas pesan dari Fawaz. Sebagai manusia, walaupun Maudi mencoba untuk ikhlas dan berdamai dengan apa yang sudah Fawaz lakukan. Tetapi tetap saja, rasanya Maudi masih perlu mencerna semuanya secara perlahan-lahan. Kali ini Maudi tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Maudi ingin apapun keputusannya terhadap hubungannya dan Fawaz, Tuhan harus lah dilibatkan di dalamnya.

"Ya Tuhan, aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi di hidup ku satu tahun ini. Rasanya berat sekali Tuhan. Berapa kali lagi aku harus merasakan sakit yang seperti ini? Ya Tuhan aku tau, aku tau terlalu banyak amarah yang ada di hatiku selama ini untukmu Tuhan. Aku mohon, jangan buat aku merasakan lagi rasa sakit itu. Karena sungguh aku gak sanggup Tuhan. Aku mohon tolong kasih aku jalan terbaik versimu Tuhan. Kalaupun semuanya harus diakhiri, maka berikan aku jalan yang indah Tuhan. Tapi jika memang semua rasa sakit ini harus aku rasakan, aku mohon berikan aku kekuatan, ketenangan dan keikhlasan dalam menghadapi semuanya Tuhan," ucap Muadi pelan, dalam doanya di tengah sepertiga malamnya kali ini.

Ari mata Maudi rasanya sudah kering karena sejak tadi. Selain mengingat masalahnya, Maudi juga mengingat tentang banyaknya dosa-dosa yang pernah dia buat. Sebenarnya Maudi malu untuk meminta pada Tuhan, namun Maudi sadar, tidak ada lagi tempat lain untuk dirinya meminta, selain Tuhan.

Setelah salat Maudi pelan-pelan menghapus air matanya dan membuka ponselnya. Jari jemarinya yang lincah mulai membuka pesan yang sempat diarsipkannya beberapa hari ini. Ya, maudi kini berniat membuka pesan dari Fawaz, terdapat banyak chat yang fawaz kirim untuknya dalam dua hari ini. Sesungguhnya hati Maudi masih bimbang, apakah memberikan Fawaz kesempatan, sambil menunggu jawaban dari Tuhan adalah keputusan yang tepat? Atau itu hanya akan membuat Maudi semakin jatuh cinta pada Fawaz? Jujur hati Maudi rasanya masih sakit, jika mengingat apa yang Fawaz lakukan di belakangnya. Tapi menghilang dan membiarkan masalah ini terlalu berlarut-larut juga bukan suatu hal yang bijak.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang