Part 37 : Mencoba Berkompromi

232 15 5
                                    

Setelah seharian ini Maudi berada di rumah Indri, akhirnya Maudi pun memutuskan untuk pulang dengan perasaan yang lebih mantap dalam mengambil sebuah keputusan. Malam ini sebelum Maudi memutuskan untuk tidur, Maudi kembali membuka ponselnya, dan memberanikan diri untuk membuka berbagai pesan yang dikirim Fawaz kurang lebih sejak tiga hari ini. Dengan perasaan yang cukup campur aduk, Maudi akhirnya membaca pesan itu satu persatu.

Fawaz
Maudi, are you feeling good today?
Maudi, I feel sorry for the last night
Maudi, kamu di kosan gak?
Maudi, I guess we need to talk

Pesan-pesan tersebut adalah pesan yang Fawaz kirimkan untuk Maudi dihari Senin. Di hari itu Maudi sama sekali tidak ingin mengaktifkan ponselnya sama sekali. Dan dihari itu juga, Maudi memilih untuk menenangkan dirinya dan pulang ke Bandung. Dari apa yang maudi lihat, pria itu sepertinya merasa bersalah.

Fawaz
Have you found the answer?
Apapun jawaban yang kamu kasih buat aku, aku akan terima.
Can I know how are you?
Are you okay Maudi?

Pesan-pesan tersebut adalah pesan yang Fawaz kirimkan di hari Selasa. Maudi tidak menyangka bahwa Fawaz masih terlihat cukup peduli terhadap dirinya, atau mungkin Fawaz hanya merasa bersalah dengan apa yang telah dia katakan kepada Maudi? Karena sepertinya Fawaz mengetahui, bahwa apa yang dia katakan tempo hari sangat menyakiti Maudi.

Fawaz
Kalau kamu baca chat aku, tolong dibalas ya Maudi
I'll go back to Semarang, mungkin hari Jum'at ini, can we meet, before I go?
Maudy, i'm so sorry to hurting you

Dan pesan selanjutnya yang Maudi terima, adalah pesan-pesan yang Fawaz kirim di hari ini. Terakhir kali pria itu mengirimkan pesan pada Maudi, kurang lebih pada sore tadi. Dari pesan-pesan yang pria itu kirimkan, sangat jelas bahwa Fawaz sepertinya merasa bersalah pada Maudi. Jadi mungkin kepedulian Fawaz saat ini, hanya karena dia merasa bersalah pada Maudi, atau mungkin karena pria itu juga merasa kasihan kepada Maudi. Karena pada akhirnya, Fawaz sendiri juga tahu, bahwa Maudi memang sudah jatuh cinta kepadanya.

Cukup lama Maudi terdiam melihat pesan-pesan yang Fawaz kirimkan untuknya. Jujur saja Maudi bingung harus mulai dari mana. Maudi tidak tahu balasan seperti apa yang harus Maudi kirimkan untuk Fawaz.

Sambil merapalkan doa dan menenangkan degupan jantungnya, Maudi mencoba untuk mengetikkan beberapa kalimat untuk membalas pesan-pesan yang Fawaz kirimkan tersebut. Jika saja Maudi tidak mengingat rasa sakit yang ditimbulkan oleh perkataan Fawaz, maka rasanya pada saat ini juga, Maudi ingin sekali berkata bahwa dirinya sangat merindukan pria itu.

Maudi
Thank you for carrying me, Mas gak perlu khawatir, aku baik-baik aja kok.
Kayaknya aku nggak bisa ketemu sama Mas Fawaz. Karena sekarang aku lagi ada di Bandung.
I hope you have a good day, Mas nggak perlu khawatir sama kondisiku.

Setelah mengetikkan beberapa kalimat tersebut, Maudi memutuskan untuk menyimpan ponselnya, di atas meja yang berada di samping tempat tidurnya tersebut. Namun baru saja Maudi akan memejamkan matanya, ponselnya terus saja bergetar, menandakan bahwa terdapat panggilan masuk untuk Maudi. Saat ini Maudi melihat nama Fawaz lah yang muncul di layar ponselnya. Pria itu bukan hanya melakukan panggilan biasa, tapi saat ini Fawaz bahkan melakukan panggilan video. Hati Maudi kembali bimbang, apakah dirinya sudah siap untuk bersikap biasa saja pada Fawaz? Namun mau bagaimanapun Maudi memang harus menghadapi permasalahan ini cepat atau lambat.

"Halo assalamualaikum." Pada akhirnya Maudi memutus untuk menerima panggilan video dari Fawaz.

Di tengah degupan jantungnya yang kian berdebar, Maudi berhasil menyapa seseorang yang kini wajahnya terlihat jelas di layar ponsel Maudi. Sebisa mungkin Maudi menampilkan senyumnya, walaupun hatinya masih dapat merasakan rasa sakit itu.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang