Setelah tiga bulan ini Maudi menghadapi malam-malam yang tenang, malam ini Maudi harus kembali menghadapi malam yang panjang, ditemani semua overthinking yang kembali melandanya. Maudi pikir semua ketakutannya tentang cinta tidak akan pernah muncul lagi ke permukaan. Namun nyatanya sejak obrolannya dengan Fawaz tadi malam, semua rasa takutnya kembali muncul. Bahkan rasanya kepala Maudi mau pecah. Apa yang Fawaz katakan tadi malam, terus terngiang di kepala Maudi.
Maudi kecewa dengan apa yang Fawaz lakukan padanya. Fawaz membuat Maudi menjadi salah satu pilihannya. Dan demi Tuhan Fawaz lah satu-satunya pria yang melakukan hal tersebut pada Maudi. Maudi sangat kecewa dengan apa yang terjadi saat ini. Terlebih lagi Maudi kesal pada dirinya sendiri, karena hatinya dengan lancangnya jatuh cinta pada Fawaz, bahkan di saat Maudi tau Fawaz telah menyakitinya sekali pun.
Maudi paham, sejak awal prinsip Fawaz ketika dekat dengan seseorang, memang berbeda dengan prinsip yang Maudi miliki. Pria itu meyakini bahwa, tidak apa-apa untuk dekat dengan beberapa orang selama waktu pendekatan. Tetapi bagi Maudi yang memegang prinsip untuk dekat hanya pada satu orang, tentu saja fakta yang Fawaz sampaikan tadi membuat Maudi sakit hati.
Seperti tempo hari, Maudi sempat berkata bahwa sebenarnya tidak ada satupun prinsip yang salah. Salah benar adalah tergantung sudut pandang kita sebagai seseorang yang meyakininya. Jadi sebenarnya Fawaz dengan prinsip seperti itu pun tidak salah, itu hak Fawaz untuk memliki prinsip seperti itu.
Maudi tidak tau disini siapa yang salah, apakah Maudi yang terlalu berharap? Atau memang Fawaz yang tidak punya hati? Maudi bingung dengan cara berpikir Fawaz. Jika Maudi bukan satu-satunya, lantas mengapa Fawaz memperlakukan Maudi sespesial itu? Kenapa Fawaz harus seperduli itu padanya? Kenapa Fawaz selalu membuat Maudi senyaman itu? Dan mengapa Fawaz membawa topik-topik tentang pernikahan, keluarga dan hal-hal serius lainnya, seolah-olah Fawaz akan membawa Maudi kearah sana? Kenapa Fawaz setega itu pada Maudi? Sebetulnya masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak Maudi saat ini.
Berbagai hal silih berganti masuk ke dalam benak Maudi sejak malam tadi. Bahkan sampai Maudi tidak tidur sama sekali malam ini. Bukan hanya pikiran tetang Fawaz, tapi Maudi pun akhirnya mempertanyakan berbagai hal tentang dirinya sendiri. Maudi membenci dirinya yang terlalu percaya diri mengatakan bahwa Fawaz adalah obat yang selama ini dia cari. Dan saat ini, justru obat tersebut lah yang akhirnya membuat Maudi lebih sakit dari sebelumnya.
Maudi paham, sejak awal semua yang Dirinya jalani dengan Fawaz sudah salah. Semua ini lagi-lagi berawal dari keputusannya untuk mencari distraksi dari rasa sakitnya karena Zian. Entah mengapa, tapi saat ini Maudi merasa, rasa sakitnya karena Zian adalah sumber dari semua masalah yang ada dalam hidupnya.
Maudi sadar, sejak awal semuanya terjadi karena dirinya terlalu gegabah dengan perasaanya sendiri. Maudi terlalu menyepelekan cara kerja hati, yang bahkan Maudi pun sulit untuk menebaknya. Tujuan yang awalnya hanya mencari distraksi, kini berubah ketika Maudi bertemu Fawaz. Rasa yang awalnya hanya bermain-main, lalu berubah menjadi sebuah ketertarikan, lalu berubah lagi menjadi rasa sayang, lalu tanpa Maudi sadari berubah menjadi cinta.
Maudi sendiri sebenarnya bingung, apakah yang Maudi rasakan ini adalah cinta? Atau hanya karena terlalu mendamba, akibat kekosongan hati yang Maudi rasakan selama pasca berakhir dengan Zian? Bodohnya adalah Maudi tidak pernah memperkirakan, bahwa rasa sakit yang timbul karena Fawaz, akan lebih sakit dari pada rasa sakit yang Zian buat untuknya.
Tidak hanya sampai di sana, ketololan Maudi akhirnya membuat dirinya sangat kecewa pada dirinya sendiri. Dengan tololnya perasaan Maudi untuk Fawaz, tertanam begitu kuat, bahkan setelah fakta menyakitkan itu terucap dari lisan Fawaz sekalipun, rasa cinta itu masih bisa Maudi rasakan.
Semua yang saat ini terjadi, selalu berujung pada satu pertanyaan yang sama. Sebenarnya apa itu cinta? Apakah akan ada seseorang yang bisa mencintai Maudi dengan baik suatu saat nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
RomanceBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...