Part 19.2 : Hello Effect

308 22 0
                                    

Setelah tiba di tempat ramen yang mereka tuju, akhirnya Maudi baru bisa bernafas lega. Setidaknya tempat mereka saat ini, berjarak cukup juah dari mall yang Yuni dan Syafik akan kunjungi. Walaupun Maudi tahu, tujuan mereka berbeda, tetapi selama mereka berada diperjalanan tadi, Maudi tetap saja merasa was-was. Maudi takut tiba-tiba Yuni melihat, bahwa yang bersamanya saat ini bukan salah satu dari teman shareinjar nya.

"Maaf ya Mas, tadi aku buru-buru langsung ngajak jalan gitu aja," ucap Maudi begitu mereka duduk, sambil membuka masker yang sejak tadi dia gunakan.

Tanpa Maudi sadari, gerak-geriknya tidak pernah luput dari tatapan Fawaz. Bahkan hingga Maudi selesai membuka maskernya dan kembali fokus pada lawan bicaranya, baru lah Fawaz berhenti menatap Maudi.

"Santai-santai, gak apa-apa kok. Emang kalau boleh tau kenapa kamu tadi buru-buru gitu?" tanya Fawaz.

"Jadi sebetulnya aku tuh satu kos sama salah satu kerabatku, dia masih punya hubungan keluarga gitu lah sama orang tuaku. Nah kalau dia liat aku jalan sama cowo, selain temen-temn yang aku kenalin ke dia, beritanya pasti suka sampai ke telinga orang tua aku, apalagi ayah. Ayahku rada rese, agak posesif gitu sama anaknya. Jadi kalau sampai Yuni tau, bisa berabe. Nanti yang ada, aku malah diintrogasi sama ayah," jelas Maudi.

Jujur saja walaupun Fawaz adalah orang asing, tetapi entah mengapa, Maudi sudah senyaman itu, berbicara mengenai keluarganya di depan Fawaz. Hal ini karena Fawaz pun juga sama-sama suka bercerita mengenai keluarganya pada Maudi.

"Loh harusnya tadi kita izin dong sama sodara kamu itu, siapa namanya tadi?" tanya Fawaz.

"Ngapain izin sama Yuni? Itu bunuh diri namanya." jawab Maudi menjadi sedikit kesal, mengingat kelakuan Yuni yang menyebalkan seperti ember bocor.

Lagi pula mengapa harus izin? Toh selama Maudi berhubungan dengan Zian saja, Maudi berhasil menyembunyikan status mereka sebagai sepasang kekasih. Apalagi untuk hubungan Maudi, yang tidak jelas dengan orang asing bernama Fawaz kali ini. Tentu Maudi tidak perlu repot-repot memperkenalkan Fawaz pada Yuni. Toh hubungannya dengan Fawaz juga hanya sebatas orang asing yang bertemu di Bumble.

"Kamu gak perlu izin, aku yang izin sama Yuni. Kan aku yang ajak kamu jalan. Dan disini Yuni berati hitungannya wali kamu, masa aku ajak anak orang jalan tapi gak izin dulu?" ucap Fawaz.

Tidak lama seorang pelayan menghampiri mereka untuk memberikan buku menu di restoran ramen tersebut.

"Aku satu Black Garlic Miso Ramen, sama Ocha dingin satu." Maudi akhirnya memilih satu ramen yang ada di sana.

Maudi sengaja hanya memesan ramen dan ocha dingin saja. Karena saat Maudi melempar pandangan pada orang-orang yang ada disekitarnya saat ini, nampaknya porsi ramen di sini cukup besar untuk ukuran perut Maudi yang mudah kekenyangan.

"Masa itu aja? Pesen side dish nya dong," ucap Fawaz sambil menyodorkan buku menu kearah Maudi.

"Aku gampang kenyang Mas, nanti kalau pesen side dish gak abis, kan mubazir," jawab Maudi.

"Aku juga pesen egg tempura, kamu suka apa? Gyoza mau ga?" tanya Fawaz masih membuka-buka buku menu.

"Aku gak akan abis Mas," ucap Maudi setengah merengek.

Maudi bukan type orang yang suka membuang-buang makanan. Jadi walaupun Maudi kadang sering kalap ketika dihadapkan pada makanan, tetapi Maudi sangat paham pada kapasitas perutnya sendiri. Dan akhirnya Maudi paling hanya akan mencicipi saja beberapa jenis makanan, dan sisanya akan Maudi berikan kepada Zian. Lagi-lagi orang itu selalu hadir dalam setiap kenangan Maudi.

"Ya udah, kita pesen gyoza aja gimana? Nanti kalau gak abis aku yang abisin, how?" tanya Fawaz.

Mendengar pertanyaan Fawaz, Maudi mematung untuk beberapa detik. Pertanyaan yang sama yang pernah Maudi dengar dari Zian dulu. 'Nanti kalau gak abis aku yang abisin, how?' Pertanyaan itu juga pernah di tanyakan oleh seseorang yang sudah membuat Maudi jatuh cinta sejatuh-jatuhnya, dan patah hati sepatah-patahnya. Yang berbeda saat ini adalah orang yang memberikan pertanyaan tersebut pada Maudi, orang itu bukan lagi Zian, tetapi malah orang asing yang berasal dari Bumble bernama Fawaz.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang