Part 45.2 : Still Friend

274 17 2
                                    

Saat ini, begitu tiba di cafe Maudi langsung menuju kitchen dan menyapa beberapa pekerjaannya yang ada di sana.

"Selamat pagi semua. Hari ini ada kendala gak di kitchen?" tanya Maudi pada beberapa orang yang ada di sana.

"Alhamdulillah, enggak Teh. Semuanya lancar, cuma mungkin, untuk stok puding, kita masih nunggu bahan yang baru datang Teh," jawab Mala.

Mala adalah head chef di bagian kitchen. Kebetulan dulu saat Maudi bersekolah disalah satu sekolah kuliner di Jakarta, Maudi bertemu dengan Mala. Mala adalah seseorang yang cukup berbakat dibidang kuliner, Maudi dan Mala sama-sama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut, dan ketika Maudi memutuskan untuk membuka cafe. Maudi mencoba menghubungi Mala, untuk menjadi head chef di cafenya tersebut. Walaupun mereka bersekolah disekolah yang sama, tetapi usia Mala saat ini, masih begitu muda. Dia baru berusia 20 tahun, sedangkan Maudi tahun ini sudah berusia 25 tahun.

"Oke kalau gitu, kalau ada kendala lain, tolong kasih tahu aku ya Mal. Aku mau kontrol yang lain, bareng Wanda," ucap Maudi.

"Oh ya, itu satu lagi, choux au craquelin yang rasa matcha, mungkin stoknya bisa dibanyakin lagi, soalnya itu yang paling sering abis dan banyak ditanyain sama orang-orang. Sama choco milk and matcha pudding juga kalau bisa di stok lebih banyak. Akhir-akhir ini, itu habisnya cepat banget sih," ucap Maudi sebelum berlalu menuju ke bagian front office.

"Oke siap Teh, nanti kita banyakin lagi stoknya," jawab Mala

"Ya udah, aku ke depan dulu ya. Oh ya, kalian nanti makan siang gak usah kemana-mana, aku udah bawa makanan dari rumah, catering ibu, biasa. Pada suka kan waktu aku bawa nasi bakar? Aku bawa lagi, jadi makan siang gak perlu beli ya," ucap Maudi pada beberapa karyawannya yang ada di kitchen, dan setelah itu Maudi pun pergi untuk ke bagian barista.

"Morning Willy, gimana ada kendala?" tanya Maudi menghampiri Willy yang merupakan Head of barista di cafenya tersebut.

"Alhamdulillah Teh gak ada kendala, cuma mungkin kayaknya kita harus lebih banyak nge-stock kombucha, soalnya banyak banget permintaan buat strawberry kombucha frape," jawab Willy pada Maudi.

Willy sendiri adalah adik sepupu Maudi yang dia pekerjakan di cafenya sebagai head of barista. Bukan hanya karena hubungan keluarga, tetapi juga karena sepupunya ini, memang sangat handal dalam meracik minuman. Adik sepupunya itu seringkali memamerkan kemampuannya ketika sedang acara kumpul keluarga besar, jadi ketika Maudi membuat cafe ini Maudi berpikir untuk merekrut Willy sebagai head of barista di cafenya. Walaupun saat ini Willy masih kuliah, dan berada di semester akhir, tetapi pekerjaan Willy sejauh ini cukup bagus dan konsisten. Pria itu bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, dan juga yang pasti minuman racikannya yang selalu enak.

"Oke, nanti kita coba tambah ya, tapi untuk saat ini segitu aja dulu. Aku pertimbangin lagi deh hitung-hitungannya. Oh ya, sama buat yang gantian sift sama kamu, si Chandra tolong di training lagi ya, kemarin latte nya agak kurang balance gitu loh," ucap Maudi pada Willy.

"Oke siap Teh!" seru Willy.

Maudi memang agak sedikit unik. Sejak Maudi mempekerjakan seseorang, Maudi tidak pernah memperbolehkan pekerja-pekerjanya memanggil Maudi dengan sebutan ibu. Karena Maudi merasa dirinya masih terlalu muda untuk dipanggil ibu. Jadi Maudi meminta kepada pekerja-pekerjanya, untuk memanggilnya dengan sebutan teteh ataupun kakak.

Setelah Maudi dan beberapa urusannya di bagian kitchen dan juga di bagian barista selesai, Maudi langsung menuju ke bagian front office. Dimana disana biasanya Wanda dan Risa lah yang menghandle urusan kasir.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang