Karena aku sempet ngilang beberapa hari ini so hari ini kalau gak ada kendala aku mau Double update ya guys, berdoa semoga dosenku gak bikin aku stress lagi 🥲
Pagi-pagi sekali Maudi bertolak dari apartemennya untuk pergi ke rumah keluarga Fawaz. Sesuai janjinya kemarin, dia akan ikut dengan Fawaz dan keluarganya untuk menghadiri undangan pernikahan salah satu sepupu Fawaz di Solo. Walaupun kejadian kemarin masih membuat Maudi jengkel bukan main pada Fawaz, tetapi Maudi masih mengingat janjinya.
Maudi paham, sebenarnya kejadian kemarin bukan lah salah Fawaz. Namun bagaimana pun kelakukan Fawaz di masa lalu lah, yang membuat kejadian cekcok dengan Zahwa bisa terjadi. Semua kondisi tersebut semakin diperparah dengan mood Maudi yang saat ini ternyata sedang acak-acakan karena datang bulan, tidak heran jika ternyata kemarin dan hari ini moodnya sangat amat berantakan.
Bahkan subuh tadi Maudi juga kembali cekcok dengan Fawaz, perihal dirinya yang tidak ingin dijemput dan memilih untuk naik taksi online. Kadang jika sedang datang bulan seperti ini, mood Maudi memang bisa se extreme ini, jangan kan orang lain, Maudi sendiri terkadang sulit menghadapi dirinya sendiri, di kala datang bulan.
Begitu Maudi menginjakan kakinya di rumah Fawaz, satu-satunya orang yang Maudi cari adalah Bu Tria. Walaupun Fawaz juga menyambutnya dengan hangat, namun mood Maudi masih belum bisa sehangat itu pada Fawaz. Emosi dari kejadian kemarin rasanya masih bercokol di hati Maudi, membuatnya entah kenapa menjadi kesal setiap kali melihat wajah Fawaz.
"Sayang kamu masih marah ya gara-gara kemarin? Masa dari kemarin kamu gak mau jawab sih kalau aku tanya?" tanya Fawaz, begitu Maudi tiba dirumahnya.
"Ibu mana?" Dari pada menjawab pertanyaan Fawaz, Maudi lebih memilih untuk menanyakan keberadaan Bu Tria kepada calon suaminya itu.
"Di dapur," jawab Fawaz pasrah.
"Assalamualaikum," sapa Maudi, begitu melangkahkan kakinya kearah dapur rumah Fawaz, untuk mencari Bu Tria sambil langsung menyalami tangan calon ibu dan bapak mertuanya itu.
"Waalaikumsallam, masyaalloh anak ibu cantik sekali," jawab Bu Tria, sambil mencium pipi kanan dan kiri Maudi.
"Udah sarapan Nduk?" tanya Pak Santo pada Maudi.
"Udah Pak, tadi Maudi makan dulu di apartemen," jawab Maudi.
"Makasih ya Maudi, udah mau ikut kita ke Solo, jauh loh padahal ke Solo," ucap Bu Tria.
"Gak apa-apa Bu, Maudi kan juga mau kenal sama keluarga Mas Fawaz yang lain," jawab Maudi.
"Eh udah datang Mau? Mau kopi gak?" Kali ini Iqbal lah yang menyapa Maudi.
"Enggak Mas, makasih, tadi aku juga udah ngopi di apartemen," jawab Maudi.
"Yo wes, kalau sudah siap semua, kita berangkat sekarang," seru Pak Santo pada keluarganya.
Perjalanan kali ini akan menempuh perjalanan kurang lebih selama dua jam. Saat ini yang akan menjadi supir mereka adalah Iqbal. Bapak akan duduk di depan bersama Iqbal, dan Maudi akan duduk di belakang berama Bu Tria dan juga Fawaz.
"Sayang, kemarin brownies buatan kamu enak banget loh, iya kan Bu?" Selama perjalanan Fawaz selalu mencoba mencari topik, agar Maudi mau menanggapinya. Namun sejak tadi Maudi hanya menanggapi celotehan Fawaz secara singkat.
"Thanks Mas." Lagi dan lagi Fawaz tidak berhasil membuat Maudi menanggapinya dengan semangat seperti biasa.
"Nanti kalau kalian sudah menikah, Maudi sering-sering ya ajarin ibu," ucap Bu Tria.
"Maudi, ibu itu dari dulu seneng banget, kalau bikin kue-kue kaya gitu, tapi kalau masak makanan rumah ibu gak suka," timpal Pak Santo dari kursi depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
RomanceBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...