Chapter 12

100 71 23
                                    

Di asrama, Sisy mengobati luka-luka di tubuh Ginny yang disebabkan oleh ketiga gadis tadi.

"Terima kasih dan maaf," kata Ginny yang lebih dulu membuka suara.

"Untuk apa kamu meminta maaf?" tanya Sisy.

"Aku telah merepotkanmu," jawab Ginny.

Sisy menghentikan pengobatannya dan menatap gadis di hadapannya. "Kamu tidak pernah merepotkanku, Ginny. Dengar, paman Arthur dan bibi Molly menitipkan kamu padaku, jadi sudah sewajarnya aku menjagamu."

Ginny menganggukkan kepalanya. "Terima kasih."

"Kamu harus memberitahuku kalau mereka melakukan kekerasan padamu lagi!" Sisy pun memeluk Ginny yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

Harry, Hermione, dan Ron menghampiri mereka.

"Jangan pernah menyembunyikan hal seperti itu lagi, Ginny!" Ron merasa marah dengan adik perempuannya karena menyembunyikan hal serius seperti ini darinya.

Ginny menatap kakak laki-lakinya. "Maafkan aku, tapi bukankah aku sudah bilang jangan beritahu ini ke Sisy?!"

"Aku ti-"

"Aku mengetahuinya sendiri. Ron tidak mengatakan apapun padaku," bela Sisy.

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau Ron tidak mengatakannya padamu?" tanya Ginny.

"Rahasia. Nah karena luka-lukamu sudah aku obati, jadi lebih baik kita ke kantin sekarang." Sisy merapikan peralatan yang digunakannya tadi dan meletakkan kembali ke asalnya.

"Beritahu aku dulu!" rengek Ginny.

Sisy menghiraukan rengekan gadis itu dan pergi ke kantin sekolah. Ia duduk di meja khusus murid Gryffindor dan mulai menyantap makanan.

"Ternyata ada perempuan munafik juga di sini ya," ucap Pansy pada teman-temannya.

"Munafik itu apa?" tanya Merlin.

"Ya ampun Merlin, masa kamu tidak tahu arti munafik. Munafik itu bermuka dua. Bicara di depan orang-orang apa, tapi kenyataannya lain," jelas Pansy.

"Siapa yang sebenarnya kamu maksud itu, Pansy?" tanya Astoria.

Pansy melirik ke arah Sisy yang masih asik makan. "Siapa lagi kalau bukan nona Garcia yang selalu disembunyikan kedua orang tuanya. Sepertinya aku tahu kenapa kedua orang tuanya menyembunyikannya selama ini. Pasti karena anaknya bermuka dua."

Tak sanggup mendengar hinaan yang di arahkan ke temannya, Hermione menggebrak meja dan berdiri. Dia menghampiri meja segerombolan gadis yang membicarakan hal buruk tentang temannya. "Apa maksudmu mengatakan kalau Sisy bermuka dua?!"

"Loh? Kamu temannya, tapi tidak tahu kalau nona Garcia bermuka dua?" tanya Pansy.

"Jawab aku selagi aku masih bicara baik-baik, nona Parkison!" desak Hermione.

" Yah karena kamu tidak tahu, maka aku akan memberitahumu. Nona Garcia mengatakan kalau dia tidak suka dengan pembullyan ataupun kekerasan, tapi dia sendiri melakukan hal itu dan lebih parahnya lagi dia melakukannya ke adik tingkat bawah," jelas Pansy yang sengaja membesarkan suaranya agar orang-orang di sana mendengar.

"Astaga?! Nona Garcia melakukan itu?" tanya Astoria dengan raut wajah terkejut.

"Iya." Pansy menoleh ke arah laki-laki yang dari tadi hanya diam mendengarkan. "Lihatlah Draco, nona Garcia sangat menjijikkan bukan? Dia mengatakan padamu kalau kamu adalah orang yang buruk, tapi dia sendiri lebih buruk lagi. Aku merasa kasihan dengan orang tuanya di sana."

Ron bangkit dari kursinya dan menghampiri mereka. "Kalau tidak tahu masalahnya jangan ikut campur! Lagi pula Sisy tidak pernah membully siapapun apalagi melakukan kekerasan."

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang