Tak terasa 6 bulan pun telah berlalu. Angkatan Sisy akhirnya lulus juga pada tahun ini.
"Saya mengucapkan selamat pada kalian semua. Saya benar-benar merasa bangga dengan perkembangan kalian selama di Hogwarts. Tepuk tangan untuk kita semua," ucap profesor Dumbledore.
Para murid bertepuk tangan dengan meriahnya.
"Untuk merayakan kelulusan kalian, kami mengadakan pesta dansa nanti malam. Kalian bebas datang dengan siapapun," timpal profesor McGonagall.
Setelah pengumuman selesai, para murid kembali ke asrama masing-masing untuk mempersiapkan pakaian pesta dansa nanti.
Saat ini Harry, Hermione, dan Ron sedang ribut karena beradu pendapat.
"Ini terlalu norak, Ron," ucap Hermione.
"Seleramu saja yang norak. Ini bagus kok," sanggah Ron.
"Tidak. Pakaian ini sangat aneh," sambung Hermione.
Ron memandang ke arah Harry dan bertanya, "Bagaimana menurutmu?"
Yang ditanya hanya mengangkat kedua bahunya. "Entahlah. Bagaimana kalau kita tanyakan pada Sisy? Dia cukup ahli dalam memilih pakaian laki-laki."
Seketika ketiganya menoleh ke arah Sisy. Yang ditatap pun hanya menunjukkan raut wajah datar. "Aku tidak tahu."
Sisy benar-benar ingin pergi dari sana. Dia masih merasa tak nyaman berbicara dengan teman-temannya. Mungkin kalian akan berpikir kalau Sisy terlalu berlebihan karena merasa seperti itu, tapi baginya teman-temannya benar-benar membuatnya sangat kecewa hingga membuat dirinya memiliki perasaan seperti ini.
"Kamu masih mempermasalahkan hal itu, Sisy?" tanya Ron.
"Aku tidak mau membicarakannya," jawabnya.
"Ayolah, itu sudah terjadi sangat lama. Bocah Slytherin itu juga sudah melupakanmu," remeh Ron.
"Berhenti membicarakannya atau aku akan pergi sekarang," ancam Sisy yang sudah sangat kesal.
Ron pun menghentikan pembicaraan tentang Draco Malfoy.
"Apa yang akan kamu pakai untuk pesta dansa nanti, Sisy?" tanya Hermione mengalihkan pembicaraan.
"Aku belum memikirkannya," jawabnya singkat.
"Bolehkah aku membantumu memilih gaunnya?" tanya Hermione meminta izin.
"Terserah," jawab Sisy.
Hermione tersenyum senang. Walaupun Sisy belum tersenyum lagi padanya, tapi setidaknya dia tak menolak bantuannya.
"Aku keluar dulu," pamit Sisy.
"Kamu mau ke mana?" tanya Harry.
"Mencari udara segar." Sisy melenggang pergi tanpa berkata apapun lagi. Dia terus berjalan dengan kepala yang penuh pikiran, tapi matanya tiba-tiba menangkap Draco yang masuk ke ruangan profesor Dumbledore.
Merasa ada yang tak beres, gadis itu memutuskan untuk mendekat ke ruangan tersebut. Saat sudah dekat, tiba-tiba saja penglihatannya muncul. Dia melihat kalau Draco akan membunuh profesor Dumbledore atas perintah pangeran kegelapan.
Tanpa berpikir panjang, Sisy menerobos masuk ke ruangan itu dan berdiri di depan sang profesor. "Apa yang kamu lakukan, Draco?! Turunkan tongkat sihirmu sekarang!"
Laki-laki berambut pirang itu nampak terkejut, tapi segera diubahnya mimik wajahnya. "Menyingkirlah, nona Garcia. Urusan saya dengan profesor Dumbledore bukan dengan anda."
"Hentikan sekarang juga, Draco. Kumohon..." lirih Sisy.
"Hentikan apa? Anda bahkan tak tahu apa yang akan saya lakukan pada profesor Dumbledore," sahutnya dengan tatapan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different ( END )
RandomDaisy Garcia atau sering dipanggil Sisy, pemilik kemampuan luar biasa yang membuatnya mengemban tanggung jawab besar. Dia harus mengalahkan pangeran kegelapan untuk menciptakan dunia yang damai. Apakah gadis itu bisa melakukannya?