Chapter 5

177 116 19
                                    

"Selamat datang di rumah," sambut Charles dan Shopia.

Sisy langsung menerjang kedua kakak tersayangnya itu dan memeluknya erat  "Aku merindukan kalian."

"Kami juga merindukanmu," balas mereka.

"Sungguh?" tanya Sisy senang.

"Iya. Asal kamu tahu saja, rumah menjadi sangat sepi sejak kamu pergi," ledek Charles.

"Charles!" pekik Sisy.

Sang kakak langsung berlari masuk ke rumah guna menghindari amukan adik perempuannya.

"Sudah sudah, ayo kita masuk. Kamu pasti lapar, kan? Aku sudah memasak makanan kesukaanmu," ucap Shopia berusaha menenangkan adiknya.

"Sup jamur?! Asik!" seru sisy.

Keduanya masuk ke rumah dan menikmati makanan bersama-sama.

Sisy menghabiskan waktu liburan dengan damai bersama kedua kakaknya. Walaupun tidak setiap harinya damai karena kakaknya Charles selalu saja mencari kesempatan untuk mengganggunya dan berakhir kejar-kejaran. Shopia hanya bisa geleng-geleng kepala kalau hal itu sedang terjadi. Suaminya memang tidak pernah bisa kalau tidak menjahili adiknya.

Tak terasa sudah waktunya untuk Sisy kembali lagi ke Hogwarts. Seperti biasa, Charles dan Shopia akan mengantarkan sang adik ke stasiun.

"Huh kenapa waktu berjalan dengan cepat? Aku masih ingin liburan," keluh Sisy.

"Hai Sisy," sapa Harry dan Ron.

"Hai teman-teman," balasnya.

"Kenapa wajahmu lesu seperti itu?" tanya Harry.

"Aku masih ingin libur dan tidur di rumah seharian," jawab Sisy.

Ron menggelengkan kepala mendengar ucapan sahabat kecilnya itu. "Dasar kau ini."

"Halo sayang," sapa bibi Molly.

"Bibi Molly." Sisy berlari memeluk wanita yang sudah dianggap sebagai ibunya.

"Bagaimana kabarmu? Kamu tidak pernah berkunjung ke rumah selama liburan," ucap bibi Molly sambil mengelus rambut panjang Sisy.

"Maaf, bibi Molly, Charles terus mengurungku di rumah, jadi aku tidak bisa pergi ke manapun," jawab Sisy dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Itu tidak benar!" sanggah Charles.

Sisy tertawa melihat reaksi kakak laki-lakinya itu.

"Kau ini masih saja suka jahil," kata paman Arthur.

"Dia juga menjahiliku selama di rumah, paman Arthur," adu Sisy.

"Oh iya, Ginny juga akan berangkat ke Hogwarts bersama kalian. Tahun ini dia sudah masuk," ucap bibi Molly.

"Benarkah?! Itu bagus!" seru Sisy.

"Tolong jaga Ginny ya, Sisy. Bibi takut ada yang merundungnya di sekolah. Seperti yang kamu tahu kalau Ginny adalah anak yang pendiam," pinta bibi Molly.

Dengan senang hati, Sisy menerima permintaan itu. "Tentu, bibi Molly. Serahkan Ginny padaku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya."

"Kenapa ibu tidak mengatakan itu padaku?" tanya Ron.

"Karena kamu tidak akan mau," jawab bibi Molly.

"Siapa bilang? Tentu saja aku akan menjaga Ginny karena dia adalah adik perempuanku," sanggah Ron.

"Benarkah? Tapi saat aku memintamu menjaga Sisy, reaksimu terlihat tidak suka," timpal paman Arthur.

"Itu karena Sisy bukan siapa-siapa" jawab Ron.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang