"Hai sayang," panggil seseorang.
Sisy menoleh ke arah sumber suara. "Ibu?"
"Bagaimana kehidupanmu setelah mengetahui semuanya?" tanyanya sambil mengelus rambut putri kesayangannya.
"Tidak sama lagi seperti dulu. Sisy tidak bisa bebas dan merasa tak tenang setiap harinya," jawabnya.
"Itulah konsekuensi dari hal hebat yang kamu miliki," timpal orang lain.
Sisy memandang ke arah orang itu. "Kenapa Sisy memiliki kemampuan ini, ayah? Apakah agar Sisy menderita?"
Sang ayah menggelengkan kepala. "Tidak, sayang. Justru kamu spesial karena menjadi pemilik kemampuan luar biasa ini."
"Mereka semua tak pernah mengerti Sisy. Charles, Shopia, Ron, Harry, Hermione, dan masih banyak lagi. Sisy lelah dan ingin istirahat saja di sini," adunya.
"Kamu tidak bisa melakukan itu, sayang," larang ayahnya.
"Benar. Semua orang membutuhkanmu. Dunia ini membutuhkanmu," timpal ibunya.
"Kenapa Sisy harus berkorban untuk mereka yang bahkan tak Sisy kenal? Mereka juga tak akan kenal dan peduli pada Sisy setelahnya," balasnya.
"Apakah sebelumnya kamu mengenal Shopia dan Joan?" tanya ibunya.
Gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Tapi kamu menolong mereka bahkan sebelum kalian saling mengenal, kan?" sambungnya.
"Iya, tapi sekarang Sisy menyayangi mereka dan begitu juga sebaliknya," jawabnya.
"Yang lain pun akan seperti itu, sayang. Walaupun sekarang mereka tak mengenal dirimu, tapi saat mereka tahu jasa-jasamu kepada mereka, maka mereka akan sangat menyayangimu karena berkatmu mereka semua bisa hidup," jelas sang ibu.
"Yang ibumu katakan itu benar. Ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang," timpal ayahnya.
Gadis itu terdiam sejenak dan berkata, "Jadi Sisy masih harus berjuang ya?"
Kedua orang tuanya mengangguk. "Ayah dan ibu selalu mengawasimu dari atas sini. Kamu pasti bisa menghentikan pangeran kegelapan dari rencana jahatnya."
Sisy mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia memeluk kedua orang tuanya sebelum tubuhnya menghilang. Perlahan matanya terbuka dan mulai menyesuaikan dengan cahaya yang masuk.
"Astaga, syukurlah kamu sudah." Seseorang memeluk dirinya sangat erat.
"Ginny? Apa yang terjadi?" tanya Sisy.
"Tiba-tiba saja kamu pingsan tadi. Untungnya tuan Scamander datang dan membantuku untuk membawamu," jelas Ginny.
Sisy melihat ke sekitarnya. "Di mana yang lain? Mereka semua baik-baik saja, kan?"
"Semuanya baik-baik saja dan mereka sudah ditempatkan di tempat yang aman," jawab Ginny.
"Bagaimana dengan para profesor?" tanyanya lagi.
"Para profesor sedang mengadakan rapat bersama anggota Orde Phoenix lainnya," jawabnya.
Sisy membulatkan matanya ketika mendengar kata 'Anggota Orde Phoenix'
"Aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi Charles tak ada di sana karena dia sudah lama mengundurkan diri," ujar Ginny yang seakan bisa membaca pikiran.
"Charles mengundurkan diri? Kamu serius?!" tanya Sisy tak percaya.
Ginny mengangguk. "Ayah dan ibu yang mengatakannya padaku."
"Aku tidak pernah tahu kalau Charles telah mengundurkan diri dari Orde Phoenix," gumam Sisy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different ( END )
AcakDaisy Garcia atau sering dipanggil Sisy, pemilik kemampuan luar biasa yang membuatnya mengemban tanggung jawab besar. Dia harus mengalahkan pangeran kegelapan untuk menciptakan dunia yang damai. Apakah gadis itu bisa melakukannya?