Chapter 57

58 13 0
                                        

"Kamu telah menyelesaikannya dengan sangat baik, nak," puji mereka.

"Sisy tak akan bisa melakukannya tanpa bantuan semua orang." Gadis itu menatap kedua orang tuanya. "Sekarang Sisy sudah bisa istirahat, kan?"

Mereka mengangguk. "Tentu. Istirahatlah dan jalani hidupmu dengan baik sekarang."

Sisy mengernyitkan keningnya. "Apa? Jalani hidup?"

Sang ibu menganggukkan kepalanya. "Kamu harus kembali, Sisy."

"Ibu bilang Sisy hanya perlu berjuang sedikit lagi dan setelahnya boleh istirahat!" protes Sisy.

"Yang ibu maksud istirahat di sana, di duniamu. Bukan di sini," jawabnya.

"Apa bedanya di sana dengan di sini?" tanya Sisy.

"Beda, sayang. Di sana banyak orang yang menunggumu," jawab ibunya.

"Benar. Sekarang jalanilah hidupmu dengan tenang dan bahagia bersama pria yang kamu cintai," timpal ayahnya.

Saat itu juga Sisy tersadar. Benar! Dia belum sempat merasakan bahagia bersama pria yang dicintainya.

"Pulanglah. Kami akan menunggumu di sini sampai waktu yang telah ditentukan."

Sisy mengangguk. Dia memeluk kedua orang tuanya dan perlahan tubuhnya menghilang.

"Bagaimana perasaan anda?" tanya seseorang.

"Saya merasa lemas," jawab Sisy dengan suara pelan.

Orang itu mengangguk. "Tentu saja karena anda telah tertidur selama 10 tahun."

Mata Sisy membelalak mendengar perkataannya. "Apa?! 10 tahun?! Tidak mungkin saya tertidur selama itu. Saya akan mati jika tidur selama itu tanpa makan dan minum."

"Tapi buktinya anda masih hidup, kan?" ujarnya.

"Bagaimana caranya?" tanya Sisy.

"Saya membuat tubuh anda tetap terpenuhi nutrisinya," jawabnya.

Sisy menatapnya heran. "Kenapa anda menolong saya?"

"Saya hanya melakukan apa yang saya bisa," jelasnya.

Sisy berusaha bangkit dari tempat tidurnya. "Terima kasih, tapi saya harus pergi untuk menemui semua orang "

Orang itu langsung menahannya. "Istirahatlah beberapa hari lagi. Anda baru saja sadar dari koma."

"Saya ingin menemui mereka sekarang. Saya mohon..." Sisy berkata dengan mata penuh harap.

Dia memijat pelipisnya. "Anda ini benar-benar keras kepala."

Tiba-tiba Sisy merasakan nyeri di punggungnya.

"Saya tidak bisa menyembuhkan tubuh anda secara sempurna. Luka di punggung anda yang disebabkan oleh runtuhan itu cukup parah," jelasnya.

Sisy mengangguk paham. "Tidak apa-apa. Saya masih hidup saja sudah sebuah keajaiban."

"Itu bukanlah keajaiban, tapi hadiah atas semua pengorbanan yang telah anda lakukan," jawabnya.

Setelah membicarakan banyak hal, orang itu mengantarkan Sisy ke tempat asalnya.

"Saya mengucapkan terima kasih banyak untuk semua pengorbanan anda. Saya tahu tidak mudah bagi anda menanggung semuanya," ucap orang itu.

Sisy mengangguk. "Terima kasih juga telah merawat saya selama 10 tahun."

Mereka berdua pun berpisah.

Sisy menghadap ke pintu rumahnya dan menatapnya lama. Rumah yang dirindukannya ternyata masih sama bentuknya. Bagaimana dengan orang-orang di dalamnya? Apakah masih sama? Sisy akan mengetahuinya saat mengetuk pintunya. Dia mulai mengangkat tangannya ke udara dan mengetuk pintunya perlahan.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang