Chapter 56

32 8 0
                                    

10 tahun kemudian...

Sejak kejadian itu, dunia menjadi damai. Tak ada lagi ketakutan, tak ada lagi kegelapan, dan tak ada lagi seseorang yang tak boleh disebut namanya. Itu semua berkat seorang gadis yang bernama Daisy Garcia. Semua orang sangat berhutang budi padanya, tapi sayangnya tak ada satupun dari mereka yang bisa menyampaikan rasa terima kasihnya karena orang yang berjasa itu telah pergi dari dunia.

Cukup banyak perubahan yang terjadi setelah kejadian tersebut. Harry yang sudah bekerja menjadi Auror di Kementerian Sihir, Hermione yang telah menjadi Menteri Perlindungan Muggle, Ron yang juga bekerja di Kementerian Sihir, dan seseorang yang telah sukses dengan perusahaannya. Mereka semua sudah sukses sekarang dan seharusnya merasakan kebahagiaan, tapi bagian dari hatinya masih berada di 10 tahun yang lalu.

"Aku merindukannya..." lirih Hermione.

"Kenapa saat itu bukan aku saja yang mati?" gumam Harry.

"Sudahlah kalian berdua. Sisy tak akan senang melihat kalian seperti ini," kata Ron pada dua temannya. Dirinya juga merasa kehilangan dan merindukan sahabat kecilnya itu, tapi dia sadar tak ada yang bisa diperbuat olehnya.

"Hei, daripada bersedih seperti itu lebih baik kita mencari hadiah untuk Ellena," sambar seseorang.

Mereka menoleh ke orang yang baru saja berbicara.

"Lihatlah wajah kalian. Kalau Sisy masih hidup dan melihat kalian, aku yakin dia akan sangat terkejut," timpalnya.

"Kamu tumbuh menjadi gadis kuat, Ginny," celetuk Harry.

Yang dipuji langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Ron yang melihat respon adiknya pun merasa jengah. "Jangan memujinya seperti itu, Harry. Ginny tidak akan bisa tidur malam ini kalau kamu memujinya."

"Ron!" pekik Ginny.

"Sisy pasti bangga melihatmu sekarang," tutur Hermione.

Ginny mengangguk. "Aku pernah bilang kalau aku akan tumbuh seperti Sisy."

"Sudahlah, ayo kita pergi mencari hadiah untuk gadis kecil itu. Dia akan marah kalau kita semua melupakan hadiahnya seperti tahun lalu," ujar Ron.

Mereka masih sangat ingat dengan rengekan Ellena tahun lalu karena ketiganya melupakan hadiahnya.

****************

Seseorang dengan ragu mengetuk pintu ruangan atasannya.

"Masuk."

Orang tersebut membuka pintu ruangannya dan masuk setelah mendapatkan izin.

"Ada apa?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatian dari dokumen yang dipegangnya.

"Ini sudah waktunya makan siang, tuan," ujarnya.

"Lalu?" Pria itu bertanya dengan mata yang masih fokus pada dokumen.

"Apakah anda mau makan siang bersama saya?" tanyanya.

"Tidak," jawabnya singkat.

Gadis itu pun keluar dari ruangan atasannya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa anda selalu menolak ajakan para gadis?" tanya seseorang yang selalu berada di sampingnya.

"Aku tidak berminat menjalin hubungan dengan gadis manapun," jawabnya.

Orang itu mengangguk pasrah. Atasannya selalu saja seperti ini. Dia juga bukannya tak mengerti alasan atasannya selalu menolak para gadis, tapi tetap saja itu sudah 10 tahun yang lalu dan atasannya sudah berada di umur yang matang untuk menikah.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang