Chapter 45

32 12 0
                                    

Sejak kejadian itu, kehidupan sekolah Sisy benar-benar berubah. Tidak seperti dulu yang setiap harinya menyenangkan. Rasanya gadis itu benar-benar ingin cepat lulus dan kembali ke rumahnya.

"Sisy," panggil seseorang.

Yang dipanggil menoleh ke arah sumber suara. "Ada apa, Ginny? Apakah ada seseorang yang mengganggumu lagi?"

"Tidak ada. Sejak saat itu, tidak ada lagi yang berani menggangguku," jawabnya.

"Syukurlah kalau begitu," ucap Sisy.

"Aku benar-benar berterima kasih padamu. Maka dari itu kamu juga katakanlah padaku kalau ada yang mengganggumu," kata Ginny tiba-tiba.

Siay terkekeh mendengar perkataan adik manisnya. "Tidak ada yang menggangguku. Lagi pula siapa yang berani melakukannya?"

"Kamu pasti bertengkar dengan Ron ya? Apa yang Ron perbuat padamu kali ini? Katakan padaku, Sisy. Aku akan memarahinya," ujar Ginny.

Sisy menggeleng. "Aku tidak bertengkar dengannya."

"Lalu kenapa aku tidak pernah melihatmu mengobrol dengan Ron? Bahkan dengan Harry dan Hermione juga tidak," tanya Ginny.

"Aku sedang malas berbicara saja," jawabnya singkat.

"Bohong." Ginny menatap dengan tatapan tak percaya.

Sisy mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa kamu tak percaya padaku? Aku benar-benar sedang malas bicara. Apakah kamu pernah melihat aku berbicara dengan yang lain?"

Ginny menggelengkan kepalanya. "Ta—"

"Sudahlah, tidak perlu memikirkan aku. Omong-omong, bagaimana belajarmu?" tanya Sisy mengalihkan pembicaraan.

"Aku mengikuti kelas dengan sangat baik dan nilai-nilaiku bagus semua," jawab Ginny.

Sisy mengelus rambut merah milik Ginny. "Good job. Kamu bisa lulus dengan baik kalau terus seperti itu."

"Aku akan cepat lulus dan segera mendapatkan pekerjaan!" Ginny terus bercerita tentang rencananya di masa depan dan Sisy dengan setia mendengarkan ceritanya.

"Ah iya ada tugas yang harus aku kerjakan!" kata Ginny yang tiba-tiba mengingatnya.

"Kalau begitu kembalilah ke kamarmu dan kerjakan tugas itu," suruh Sisy.

"Aku kembali ke kamar ya. Kamu juga cepatlah kembali ke kamar." Ginny pun pergi.

Namun Sisy masih dengan setia duduk diam di sana. Lalu matanya tak sengaja menangkap salah satu profesornya yang sedang berjalan dengan terburu-buru. "Tuan Scamander, anda mau ke mana? Kenapa kelihatannya sangat buru-buru?"

"Saya mau pergi ke rumah Jacob karena Joan sedang sakit dan sakitnya tak kunjung sembuh," jawab Newt.

Sisy mengernyitkan keningnya. "Joan? Siapa itu?"

"Anak laki-laki Jacob dan Queenie," jawabnya.

"Nyonya Kowalski sudah melahirkan?! Aku tak tahu kalau hari itu akan datang secepat ini," gumam Sisy.

"Anda sudah tahu sebelumnya?" tanya Newt.

"Iya, lewat penglihatan saya. Omong-omong, bolehkah saya juga ikut? Kebetulan saya sudah tak ada kelas setalah ini," pinta Sisy.

"Boleh," jawab Newt.

Keduanya melakukan apparate agar cepat sampai di kediaman Kowalski. Betapa terkejutnya mereka saat melihat seorang anak laki-laki yang tengah terbaring lemah di atas tempat tidurnya dengan sang ibu yang menangis tersedu-sedu akibat kondisi putranya.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang