"Dasar menyebalkan!" Sisy menangis karena kesal dengan sikap kakak laki-lakinya yang keras kepala. Dia tak habis pikir dengan kakaknya yang selalu melarangnya melakukan ini dan itu. "Aku tak mau berbicara dengannya lagi."
Gadis itu memutuskan untuk memejamkan matanya dan tidur daripada harus menangisi kakaknya yang kepala batu.
Baru beberapa jam tertidur, Sisy harus membuka matanya lagi karena ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanyanya tanpa berniat membuka pintunya.
"Ayo turun. Ini sudah waktunya makan malam," ucap seseorang.
"Aku tidak nafsu makan. Kalian makanlah tanpa aku," balas Sisy.
"Ini aku. Bukalah dulu pintunya. Ada yang ingin aku bicarakan," ujarnya.
"Tidak mau. Aku sedang malas mendengarkan ceramahmu," tolak Sisy.
"Dengarkan aku dulu," pintanya yang tak menyerah sama sekali.
Sisy berdecak kesal karena orang yang keras kepala itu. "Buka saja, pintunya tidak dikunci."
Charles pun membuka pintunya dan menghampirinya. Dia duduk di sebelah adik perempuannya. "Aku mengizinkanmu untuk bermain, tapi dengan syarat dia harus meminta izin langsung padaku. Jangan hanya kamu yang meminta izin, dia juga harus. Suruh laki-laki itu datang ke rumah jika ingin mengajakmu pergi."
Seketika Sisy bangkit dan duduk sembari menatap kakak laki-lakinya dengan mata berbinar. "Aku akan menyampaikannya. Terima kasih, Charles."
"Sudah, ayo kita turun. Shopia sedang menunggu di meja makan," ajaknya.
Kedua kakak beradik itu pun turun bersama dan menikmati makan malam sambil mengobrol.
Keesokkan harinya...
Kediaman Garcia dikejutkan oleh kedatangan laki-laki yang tak terduga. Kini mereka tengah duduk di ruang tamu dengan canggung.
"Kamu Draco Malfoy, kan?!" Betapa terkejutnya Charles saat melihat teman yang dimaksud oleh adiknya. "Bukankah kamu dan Sisy bermusuhan? Kenapa tiba-tiba kalian jadi dekat bahkan sampai bermain bersama?"
Belum sempat laki-laki itu menjawab, tiba-tiba seorang gadis datang dan langsung menghunuskan tatapan tajam. "Lalu aku harus terus bermusuhan dengan Draco?!"
"Wah bahkan kalian sudah saling memanggil nama depan," kata Charles tak percaya.
"Kamu tidak menerima ancaman apapun, kan?" tanya Shopia khawatir.
"Tidak ada, Shopia. Aku memang sudah baikan dengan Draco sejak lama dan sekarang kami berteman," jawab Sisy.
"Maaf atas sikap buruk saya saat itu, nyonya Garcia," tutur Draco sambil membungkukkan tubuhnya.
Shopia menggelengkan kepalanya cepat. "Ti-tidak apa-apa."
"Ini aneh. Sisy adalah anak yang pemilih dalam berteman, tapi tiba-tiba dia berteman dengan seseorang yang pernah berbuat jahat pada kakak iparnya," gumam Charles.
"Draco menolongku saat Shopia sedang diganggu oleh orang lain dan sejak saat itu aku mulai dekat dengannya," sahut Sisy.
"Tapi dia adalah orang yang pernah menghina Shopia," tutur Charles.
Tiba-tiba Draco berlutut di hadapan kedua orang dewasa itu. "Saya sangat menyesal atas itu, tuan Garcia. Saya sangat tahu kalau yang saya lakukan itu salah."
"Tolong berdirilah, tuan. Saya benar-benar tidak apa-apa. Lagi pula itu sudah lama dan saya senang jika anda sudah mengerti kalau hal tersebut salah," kata Shopia yang segera membantu laki-laki itu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different ( END )
DiversosDaisy Garcia atau sering dipanggil Sisy, pemilik kemampuan luar biasa yang membuatnya mengemban tanggung jawab besar. Dia harus mengalahkan pangeran kegelapan untuk menciptakan dunia yang damai. Apakah gadis itu bisa melakukannya?