Chapter 60

39 10 1
                                    

Sisy terbangun karena suara tangis yang begitu melengking. Ia bergerak keluar dari kamarnya dan melihat asal suara tersebut.

"Kenapa Ellena menangis?" tanyanya pada sang kakak yang sedang menggendong seorang gadis kecil.

"Ellena mau pergi ke akuarium yang ada di Pusat Kota, tapi Charles dan aku tak bisa menemaninya karena kami cukup takut dengan ikan-ikan besar yang ada di akuarium itu," jelas Shopia.

"Ellena mau pergi ke sana. Di buku yang Ellena baca, di akuarium itu banyak ikan-ikan yang berenang," rengek gadis kecil itu dengan air mata yang berderai.

"Kalau begitu biar aku yang menemani Ellena. Kebetulan aku juga sudah pernah ke sana," usul Sisy.

"Tidak perlu, Sisy. Kami tak mau merepotkanmu," tolak Shopia.

"Merepotkan apa? Kita ini keluarga, lagi pula aku juga merindukan tempat itu," jawab Sisy.

"Kamu merindukan tempat itu atau rindu dengan kenangan yang ada di sana?" tanya Charles yang mengetahui isi hati adik perempuannya.

"Pertanyaan apa itu? Sudahlah aku siap-siap dulu." Sisy melenggang pergi ke kamarnya dan bergegas siap-siap.

Setelah selesai siap-siap, Sisy dan Ellena pergi ke akuarium yang berada di Pusat Kota. Mereka masuk setelah membeli tiket.

Melihat tempat yang begitu penuh kenangan membuat sudut hati Sisy terasa aneh.

Charles benar, aku merindukan kenangan yang ada di sini. Batinnya

"Ellena, ayo kita pergi ke tempat yang lain. Di sana lebih banyak ikannya," katanya yang tak mendapatkan jawaban. Raut wajahnya berubah menjadi panik karena tak mendapatkan sosok gadis kecil di sisinya.

Dasar bodoh! Kenapa kamu malah melamun saat membawa anak kecil! Rutuknya pada diri sendiri. Sisy langsung mencari sang keponakan yang entah ada di mana.

****************

Seorang gadis kecil terus berlari kesenangan melihat ikan-ikan yang berenang bebas di dalam akuarium. Terlalu senang membuatnya tanpa sadar menabrak seseorang dan jatuh ke lantai.

"Aduh sakit..." ringisnya sembari memegangi lututnya yang lebih dulu membentur lantai.

"Astaga, lututmu terluka!" Orang itu menggendong Ellena dan membawanya duduk di kursi yang dekat dengan mereka. "Kenapa kamu sendirian? Di mana orang tuamu?"

"Ayah dan ibu ada di rumah. Ellena pergi bersama Sisy ke sini," jawabnya.

Orang itu mengernyitkan keningnya. Ia merasa mendengar suatu nama yang seharusnya tak pernah didengarnya lagi. "Sisy?"

Ellena mengangguk. "Draco tidak tahu? Sisy itu bibinya Ellena dan dia baru saja pulang."

"Di mana gadis itu sekarang?" tanyanya lagi.

Saat Ellena hendak menjawab, seseorang memanggil namanya hingga membuatnya menoleh ke sang pemanggil. "Itu Sisy!" Gadis kecil itu menghampiri sang bibi dan memeluk kakinya. "Sisy, di sini ada banyak sekali ikan."

"Kenapa kakimu terluka?!" Sisy memeriksa luka di lutut keponakan kecilnya.

"Ellena tidak sengaja menabrak Draco yang sedang diam," jawab keponakannya yang sukses membuatnya terdiam.

Sisy menoleh ke sebelahnya yang ternyata pria tersebut ada di sebelahnya dari tadi. Namun yang membuatnya bingung adalah mata pria itu berkaca-kaca dengan garis bibirnya yang melengkung ke bawah. Dengan cepat ia memeriksa tubuh Draco juga. "Ada yang luka ya? Ellena menabrakmu terlalu keras?"

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang