Chapter 13

107 54 0
                                        

Sisy menjalani hari-hari seperti biasa. Mengikuti kelas, makan di kantin bersama teman-temannya, belajar, dan membantu Newt merawat hewan-hewan magisnya. Ya, dia selalu membantu Newt merawat hewan-hewan magisnya karena pria itu cukup kewalahan merawat mereka semua sendirian.

Hubungan Sisy dengan Newt juga menjadi lebih baik, tapi bukan berarti Newt akan memberikan nilai tinggi secara cuma-cuma padanya hanya karena membantu merawat semua hewan magis miliknya. Sisy juga membantu gurunya dengan sukarela, tidak meminta imbalan apapun karena dirinya hanya benar-benar ingin membantu sang guru dan memang menyukai hewan magis.

3 bulan kemudian...

Hogwarts kedatangan murid dari sekolah lain. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antar sekolah dengan Turnamen Sihir Triwizard dan kali ini Hogwarts yang menjadi tuan rumahnya. Itulah mengapa murid dari sekolah lain datang ke Hogwarts.

Para murid dikumpulkan di aula sekolah karena adanya suatu pengumuman penting yang akan disampaikan.

"Baiklah semuanya, 2 minggu lagi kita akan mengadakan Turnamen Sihir Triwizard yang selalu dilakukan tiap tahunnya. Pertandingan ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar sekolah. Siapapun yang ingin berpartisipasi, bisa memasukkan namanya ke dalam piala besar ini. Pengumuman akan dilakukan seminggu sebelum pertandingan dimulai," jelas profesor Dumbledore.

"Saya harap selama murid sekolah lain ada di sini, kalian semua bisa berteman baik dengan mereka dan tidak melakukan keributan apapun," timpal profesor McGonagall.

Setelah memberikan pengumuman, pada profesor pergi dari aula sekolah.

"Pasti Potter akan memasukkan namanya ke dalam piala besar itu. Dia kan senang melakukan hal-hal yang bisa membuatnya menjadi pusat perhatian," celetuk Draco.

"Bisakah sehari saja kau tidak mencari masalah, Malfoy?" ketus Hermione.

"Diamlah mudblood, aku tidak berbicara denganmu," desis Draco.

"Jangan memanggil Hermione seperti itu, Malfoy!" bentak Sisy.

"Kenapa? Dia adalah mudblood, jadi tidak masalah bagiku untuk memanggilnya seperti itu," sahut Draco santai.

"Benar," timpal kedua temannya.

"Kalau begitu kamu juga tidak masalah kalau aku panggil dengan tuan drama?" tanya Sisy.

Draco mengernyitkan keningnya. "Tuan drama?"

"Iya. Kamu tahu? Kamu sangat dramatis saat buckbeak melukaimu hari itu," jawab Sisy sambil tersenyum miring.

"Dia mematahkan tulang tanganku!" kesal Draco.

"Tulangmu hanya retak. Lihat? Kamu bahkan melebih-lebihkannya juga," ledek Sisy.

Draco sangat kesal mendengarnya, tapi sedetik kemudian ekspresinya berubah. "Kalau kamu memanggilku seperti itu, maka aku akan memanggilmu nona hantu."

Kali ini gantian Sisy yang mengernyitkan kening. "Nona hantu?"

Draco langsung menutup mulutnya.

"Apa maksudmu?" tanya Sisy penasaran.

"Lupakan." Laki-laki itu pun pergi diikuti oleh kedua temannya.

"Dasar aneh," cibir Sisy.

Setelah itu mereka menjalankan aktivitas masing-masing.

Malam harinya, Sisy datang lagi ke danau dan duduk di pinggirnya. Ia ditemani anak kucingnya. "Putih, kira-kira aku bisa melakukan apa dengan kemampuan ini? Pertama kali aku menggunakannya malah untuk hal yang jahat."

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang