Chapter 3

245 121 19
                                    

Semua mulai belajar untuk pertama kalinya dan pelajaran pertama mereka adalah ilmu pertahanan sihir hitam bersama profesor Snape. Bagi mereka, profesor Snape sangat menakutkan jadi pelajaran itu tidak terlalu berjalan dengan baik. Belum lagi profesor Snape mengurangi lima poin untuk asrama Gryffindor karena alasan yang tidak masuk akal. Selanjutnya mereka beralih ke pelajaran berikutnya yaitu pelajaran terbang bersama madam Hooch.

"Berdirilah di samping kiri sapu terbang kalian!" perintah madam Hooch.

Para murid mengikuti perintahnya.

"Sekarang letakkan tangan kalian di atas sapu dan katakan 'naik'," lanjut madam Hooch.

Para murid mulai mencobanya. Harry dan Draco adalah orang yang berhasil pada percobaan pertama.

"Bagaimana caramu melakukannya, Harry?" tanya Sisy.

"Entahlah, aku hanya mengikuti arahan madam Hooch dan itu berhasil," jawabnya.

"Ini sangat sulit," keluh Sisy.

Ron terus mencobanya dan sapu miliknya berhasil terangkat, tapi sapu tersebut mengenai wajahnya. Sisy dan Harry yang melihatnya tertawa terbahak-bahak.

"Berhentilah tertawa!" kesal Ron.

"Pakai perasaan kalian," ucap madam Hooch.

"Ini sudah pakai perasaan, tapi sapunya tidak naik juga," gerutu Sisy.

"Sabar," sahut Harry menenangkannya.

Setelah semuanya berhasil, Madam Hooch memberikan arahan lagi. "Sekarang naiklah ke sapunya, pegang erat-erat, dan ketika peluit ditiup, saya ingin kalian menghentakkan kaki ke tanah dengan keras dan stabilkan sapunya. Melayanglah sebentar, condongkan badan ke depan dan kembalilah mendarat. Kalian paham?"

"Paham, madam Hooch," jawab mereka semua.

"Baiklah, dengan hitungan tiga, dua, satu." Madam Hooch meniupkan peluitnya.

Neville adalah orang pertama yang berhasil melayang, tapi karena tak stabil, sapunya terbang ke mana-mana dan menabrak dinding sekolah. Akhirnya Neville terjatuh dan madam Hooch segera menghampirinya.

"Oh sayang, tanganmu patah." Madam Hooch membantu Neville berdiri. "Kelas selesai di sini. Sampai jumpa dipertemuan selanjutnya." Profesor itu pun pergi bersama sang murid yang terluka.

Para murid melanjutkan pelajaran lainnya. Pelajaran selanjutnya adalah kelas sihir sederhana. Di pertemuan kali ini, para murid diajarkan bagaimana cara menerbangkan atau melayangkan sesuatu ke udara. Profesor memberikan arahan dan para murid mengikutinya. Hermione berhasil melakukannya dengan baik dan mendapat pujian dari profesor.

"Wow bagaimana cara kamu melakukannya, Hermione?" tanya Sisy antusias.

"Ucapkan mantranya dengan jelas," jawab Hermione.

"Aku sudah mencobanya, tapi tidak bisa," adu Sisy.

"Bisa. Ayo coba sekali lagi," balas Hermione.

Gadis itu mencobanya lagi dan kali ini berhasil. "Berhasil!"

"Lihat? Mudah, kan. Kamu harus mengatakannya dengan sangat jelas agar mantranya berhasil," tutur Hermione.

Sisy mengangguk. "Iya. Terima kasih, Hermione."

Selesai kelas, mereka kembali ke asrama masing-masing. Sepanjang perjalanan menuju asrama, Ron terus saja membicarakan seseorang.

"Sebenarnya siapa yang kamu bicarakan dari tadi, Ron?" tanya Sisy.

"Tentu saja Hermione," jawabnya.

Tepat setelah menjawab itu, si gadis yang dibicarakan tiba-tiba saja melewati mereka bertiga.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang