Tak membutuhkan waktu lama, mereka berdua sampai di The Burrow, tempat di mana kedua kakaknya tinggal.
"Kalau begitu saya akan pergi. Panggil saya jika anda sudah selesai." Newt pun pergi meninggalkan anak muridnya yang masih berdiri diam.
Sisy berdiri di depan pintu rumahnya dengan gugup. Jantungnya berdetak kencang, dia takut untuk mengetuk pintu rumahnya sendiri.
"Ayo ketuk pintunya, Sisy!" Gadis itu mulai mengangkat tangan dan perlahan mengetuk pintunya.
Tok...tok...tok
Pintunya langsung terbuka setelah diketuk.
"Hai Shopia, aku pulang," sapa Sisy pada seseorang yang membuka pintu.
Orang tersebut memeluk Sisy dengan eratnya tanpa membalas sapaannya. "Astaga, aku sangat merindukanmu." Ia melepaskan pelukannya dan memeriksa keadaan adik iparnya. "Kamu terlihat kurusan. Sekarang ayo kita masuk, Charles sedang makan di dalam."
Kedua orang itu masuk ke rumah dan menghampiri seseorang yang tengah asik memakan makanannya.
"Sayang, lihat siapa yang pulang," ucap Shopia.
"Siapa?" tanyanya tanpa menoleh.
"Kamu benar-benar menyebalkan, Charles! Setidaknya alihkan matamu dari makanan!" kesal Sisy.
Mendengar suara yang dikenalinya, pria itu pun menoleh. "Sisy?" Dia bangkit dari duduknya dan menghampiri sang adik. "Bukankah kamu bilang tidak akan pulang selama liburan sekolah ini?"
"Oh jadi kamu tidak senang melihat aku pulang?" tanya Sisy sambil berkacak pinggang.
"Tidak, bukan seperti i—"
"Sudahlah, aku malas denganmu! Lagi pula aku pulang karena merindukan Shopia." Sisy membuang wajahnya ke sembarang arah karena kesal dengan kakak laki-lakinya.
"Sudah sudah. Sisy, kamu pasti lapar, kan? Kebetulan hari ini aku masak sup jamur," ujar Shopia.
"Sup jamur? Aku mau! Sup jamur buatan Shopia adalah makanan kesukaanku," seru Sisy.
"Kalau begitu ayo kita makan," ajak Shopia.
Mereka bertiga duduk dan mulai makan bersama di ruang makan.
"Kenapa bisa kebetulan seperti ini?" tanya Sisy.
"Aku juga tidak tahu. Hanya saja rasanya aku ingin sekali memasak sup jamur hari ini," jawab Shopia.
"Sepertinya jiwa kita terhubung, Shopia," sahut Sisy.
"Bagaimana bisa seperti itu?! Kakakmu adalah aku!" kesal Charles.
Sisy mengangkat kedua bahunya acuh. "Tapi aku lebih menyayangi Shopia daripada kamu."
Tiba-tiba saja Shopia memuntahkan makanannya diikuti darah. Nafasnya kemudian memburu.
"Sisy, cepat ambilkan ramuan di atas meja yang ada di kamar!" perintah Charles.
Dengan cepat gadis itu melakukan hal yang diperintahkan oleh kakaknya. Ia kembali dengan tangan yang memegang sebotol ramuan berwarna ungu. Diberikannya ramuan tersebut pada sang kakak.
Charles menerima ramuan itu dan memberikannya pada Shopia. "Ayo diminum, sayang." Dibantunya sang istri untuk meminum ramuan tersebut. Perlahan-lahan nafasnya mulai kembali normal.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Shopia?" tanya Sisy.
"Aku tidak tahu, dia sudah seperti ini sejak beberapa waktu yang lalu. Aku sudah membawanya ke dokter, tapi dokter juga tidak tahu penyebabnya dan hanya memberikan ramuan ini kalau sesak nafasnya kambuh," jawab Charles.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different ( END )
RandomDaisy Garcia atau sering dipanggil Sisy, pemilik kemampuan luar biasa yang membuatnya mengemban tanggung jawab besar. Dia harus mengalahkan pangeran kegelapan untuk menciptakan dunia yang damai. Apakah gadis itu bisa melakukannya?