Chapter 20

88 53 16
                                    

Hari Turnamen Sihir Triwizard dimulai pun tiba. Para peserta akan melakukan tugas pertamanya yang akan dijelaskan oleh profesor Hooch sebagai pengawas Turnamen Sihir Triwizard.

"Tugas pertama untuk para peserta Turnamen Sihir Triwizard adalah mengambil telur emas yang dijaga oleh naga. Kalian harus bertahan dari serangan naga dan mengambil telur emas itu. Kalian siap?"

"Siap!"

Peluit dibunyikan dan para peserta mulai mencari cara untuk mengambil telur emas tersebut. Singkat cerita, yang berhasil mengambil telur emasnya adalah Harry. Penonton bersorak senang atas kemenangan yang diraih oleh murid Gryffindor itu.

Lalu hari kedua pun tiba.

"Kira-kira apa tugas keduanya? Kenapa kita diarahkan di pinggir laut?" tanya salah satu penonton.

"Entahlah. Mungkin mereka harus mencari mutiara laut," jawab teman sebelahnya.

"Sisy, kenapa kamu tegang? Aku jadi merasa deja vu," ucap Luna.

"Aku harus mencari tuan Scamander." Sisy pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Luna. Dia meninggalkan temannya yang dari tadi menatapnya dengan bingung.

"Baiklah. Para peserta, kalian harus menyelamatkan para sandera yang ada di bawah laut ini. Kalian harus menyelamatkannya dengan cepat supaya mendapat poin tinggi. Sekarang bersiaplah di posisi masing-masing. Ketika peluit berbunyi, melompatlah ke air dan segera selamatkan para sandera," ucap profesor Hooch.

Peluit dibunyikan dan para peserta langsung melompat ke dalam air. Mereka mulai mencari orang-orang yang dijadikan sebagai sandera.

Betapa terkejutnya Harry saat melihat Hermione dan Ron dijadikan sandera dalam tugas kali ini, bahkan Cho juga. Dia segera berenang ke arah mereka dan berniat menyelamatkannya, tapi Grindylow sang menjaga laut menyerangnya. Para peserta turnamen lainnya juga terlihat kesulitan untuk menyelamatkan para sandera karena diserang.

Sudah 30 menit para peserta turnamen berada di dalam air dan belum juga menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Para penonton mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di dalam air hingga mereka tak kunjung muncul.

"Kenapa mereka belum keluar juga?" tanya Merlin.

"Entahlah," sahut Pansy tanpa menunjukkan kepeduliannya.

"Apakah sesuatu terjadi pada mereka?" tanya Astoria yang terlihat sangat khawatir.

"Tidak perlu khawatir, Astoria. Mereka akan baik-baik saja," jawab Pansy.

"Aku tidak bisa hanya duduk diam. Mereka teman-teman kita, Pansy. Aku harus menyelamatkannya." Astoria kini sudah berdiri dari kursinya.

"Bagaimana kamu akan menyelamatkan mereka, Astoria?" tanya Pansy yang tengah menahan lengan temannya.

"Aku akan pikirkan nanti. Yang penting mereka harus diselamatkan dulu," jawabnya.

"Kau hanya akan mati konyol kalau masuk ke dalam air, Astoria. Para peserta turnamen telah dilatih menahan nafas, sedangkan kau akan langsung sesak nafas saat masuk ke air," sambar Draco.

"Tapi—" Belum selesai Astoria mengatakannya, tiba-tiba muncul sesuatu yang terlihat seperti kuda, tapi terbentuk dari kumpulan rumput laut dan para peserta bersama sanderanya turun dari atasnya. Lalu Sisy juga terlihat di antara mereka.

"Sisy?!" Draco sangat terkejut melihat Sisy yang basah kuyup. Ia hendak turun ke bawah untuk menghampirinya, tapi Astoria mencoba menahannya. "Lepaskan aku, Astoria! Aku harus ke bawah karena Sisy ada di sana."

"Nona Garcia, baik-baik saja. Kamu tidak perlu ke bawah sana," larang Astoria.

"Tidak. Aku harus melihat keadaannya." Draco langsung berlari ke bawah.

Awas saja! Aku akan membuat perhitungan pada gadis sialan itu. Batin seseorang.

Profesor Dumbledore menghampiri anak muridnya dan bertanya, "Nona Garcia? Kenapa anda bisa keluar bersama para peserta dan sandera?"

"Ada yang tidak beres dengan Grindylow itu. Mereka menyerang para peserta secara berlebihan yang mengakibatkan para peserta tidak bisa menyelamatkan sanderanya," jelas Sisy.

Para profesor terkejut mendengar penjelasan Sisy.

Satu persatu para peserta dan sanderanya mulai sadar. Mereka batuk dan memuntahkan air yang tertelan.

"Syukurlah kalian semua baik-baik saja," ucap Sisy saat melihat semua teman-temannya yang telah sadar.

Harry, Hermione, dan Ron bingung dengan keadaan sekarang, tapi mereka lebih bingung saat melihat Sisy yang juga basah kuyup.

"Sisy." Draco menghampirinya dan menyelimutinya dengan handuk. "Tubuhmu dingin sekali."

"Aku tidak apa-apa. Omong-omong, terima kasih un— " Sisy pingsan dan tak sadarkan diri sebelum sempat menyelesaikan perkataannya.

Harry, Hermione, dan Ron hendak mendekat, tapi dilarang oleh seseorang.

"Kenapa kau melarang kami, Draco?!" kesal Ron.

"Kenapa kalian khawatir dengannya?" tanya Draco.

"Tentu saja karena kami adalah temannya," jawab Hermione.

"Teman? Teman macam apa yang tidak pernah ada di saat dia sedang sedih? Kalian tidak pantas menyebut diri kalian sebagai temannya!" hardik Draco.

Profesor Dumbledore menghampiri Sisy dan memeriksa keadaannya. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui kondisi gadis itu. "Detak jantung nona Garcia melemah. Cepat bawa nona Garcia ke rumah sakit!"

Newt tiba-tiba saja datang dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan nona Garcia?"

"Sepertinya nona Garcia berada di dalam air terlalu lama hingga menjadi seperti ini," jawab profesor Hooch.

"Ini semua salahku..." lirih Newt.

"Apa maksudmu?" tanya profesor Dumbledore.

"Beberapa menit yang lalu nona Garcia datang padaku dan memaksaku untuk meminjamkan kelpie. Aku tidak sempat bertanya karena nona Garcia langsung mengambil koper milikku. Aku tidak tahu kalau ini adalah tujuan nona Garcia meminjam kelpie," jawab Newt.

"Datanglah ke ruanganku, Newt. Ada yang harus aku bicarakan," suruh profesor Dumbledore.

Newt menganggukkan kepalanya. Ia pun beralih pada Sisy dan hendak menggendongnya, tapi seseorang lebih dulu menggendongnya. Draco segera membawa Sisy ke rumah sakit Hogwarts dan gadis itu dengan cepat ditangani oleh madam Pomfrey.  Mereka yang berada di dalam rumah sakit, diminta untuk menunggu di luar agar madam Pomfrey bisa menangani pasien dengan tenang.

"Kembalilah ke asrama, tuan Malfoy. Anda harus ganti pakaian anda karena basah," perintah profesor Dumbledore.

"Saya akan kembali setelah memastikan Sisy baik-baik saja," jawab Draco.

"Nona Garcia akan baik-baik saja. Madam Pomfrey adalah dokter yang hebat," sambungnya.

Namun Draco masih tetap diam di sana. Profesor Dumbledore tak bisa memaksanya lagi dan memilih menggunakan sihirnya untuk mengeringkan pakaian muridnya itu. Ia kemudian pergi meninggalkan Draco yang masih setia berdiri di depan pintu.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang