Chapter 33

56 26 18
                                    

Hari demi hari pun berlalu. Akhirnya tugas dari profesor Snape terselesaikan juga dan Sisy telah mengisi nilai-nilainya yang kosong di pelajaran lainnya.

Tak terasa juga sudah waktunya bagi para murid Hogwarts untuk ujian lagi. Seminggu penuh mereka habiskan belajar dengan giat dan seminggu itu juga perpustakaan selalu penuh. Bahkan tidak jarang Hermione menggerutu karena kesal perpustakaan selalu penuh dan membuatnya kesulitan belajar.

"Penuh lagi?!" kesal Hermione untuk kesekian kalinya setelah melihat perpustakaan.

"Kalau begitu kita harus belajar di tempat lain lagi," ujar Sisy.

Kedua gadis itu pun pergi ke tempat yang lebih sepi untuk belajar. Harry dan Ron tidak bersama mereka karena menurut Hermione, mereka berdua hanya akan menggangu waktu belajarnya saja. Terus seperti itu, Sisy dan Hermione hanya akan belajar berdua tanpa Harry dan Ron.

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya sampai tak terasa ujian sudah selesai dan saat ini para murid dikumpulkan di aula besar.

"Saya ucapkan selamat pada kalian karena telah menyelesaikan ujian dengan baik, tapi saya cukup kecewa dengan hasilnya. Kalian semua banyak yang tidak lulus dan terpaksa harus melakukan ujian ulang," ucap profesor McGonagall.

"Apa?! Ujian ulang? Tidak mungkin!" racau para murid.

"Berhubung akan sangat merepotkan jika melakukan ujian ulang, maka kami sepakat melakukan ujian ulangnya dengan cara lain," ujar profesor Snape.

"Cara apa, profesor?" tanya salah satu murid.

"Berkemah. Di kemah ini kami akan mengadakan pertandingan untuk melakukan penilaian ulang dan ini juga berguna untuk meningkatkan rasa bersaing kalian. Perlu diingat kelompok kalian nanti akan diacak dengan anak asrama lain. Jadi dikesempatan inilah kalian bisa saling mengenal satu sama lain dan mungkin saja kalian akan menemukan pasangan dari asrama lain," jelas profesor McGonagall.

Seketika para murid bersorak senang.

Hermione memutar bola matanya malas. "Dasar. Giliran masalah pacaran langsung pada semangat."

"Tentu saja kami langsung semangat. Lagi pula siapa yang tidak mau pacaran?!" sahut Ron yang juga tak kalah semangat.

"Aku tidak begitu tertarik dengan pacaran," sambung Hermione acuh.

"Ya itu sih kamu. Kalau aku sangat tertarik untuk pacaran. Kamu juga, kan?" Ron mengalihkan pandangannya pada Harry.

Yang ditanya hanya mengangkat kedua bahunya.

"Bagaimana denganmu, Sisy? Apakah kamu tertarik dengan pacaran?" tanya Ron pada Sisy kali ini.

"Tentu saja. Memiliki kekasih itu sangat menyenangkan," jawabnya.

"Apa yang menyenangkan dari memiliki kekasih?" tanya Hermione bingung.

"Punya seseorang yang bisa diandalkan itu sangat menyenangkan. Kita juga jadi memiliki seseorang yang selalu memanjakan kita," jelas Sisy.

Hermione memicingkan matanya dan bertanya, "Kenapa kamu membicarakannya seolah-olah sudah mengalaminya?"

Mata Sisy membelalak. Betapa bodoh dirinya yang menceritakan itu dengan penuh semangat hingga menimbulkan kecurigaan temannya.

"Sisy? Jawab aku," desak Hermione.

"Huh? Ti-tidak. Aku tahu karena membacanya di buku," jawabnya.

"Buku apa yang kamu baca?! Pasti buku dewasa ya?" tebak Ron.

Mendengar ucapan vulgar itu membuat Sisy langsung memukul kepala temannya. "Jaga mulutmu!"

"Habisnya kamu mengucapkan kata-kata 'memanjakan'," kata Ron sambil mengelus kepalanya yang baru saja dipukul.

"Memang apa yang salah dari kata-kata itu?!" tanya Sisy merasa kesal.

"Bukankah kata-kata itu mengarah ke—"

Sisy memukul kepala Ron lagi. "Tutup mulutmu!"

"Apa?! Aku belum selesai mengatakannya!" ucap Ron sambil melindungi kepalanya.

"Tanpa kamu menyelesaikannya, aku sudah tahu apa yang akan kamu katakan," tukas Sisy.

"Kata-kata i—"

Sisy hendak memukul kepala Ron lagi, tapi Harry menahan lengannya. "Sudah, Sisy."

"Jangan hentikan aku, Harry! Anak ini memang harus dipukul dulu supaya otaknya jalan," ujar Sisy sambil memberontak.

"Apa? Memang apa yang salah? Kata-kata itu kan—"

Hermione langsung menutup mulut laki-laki itu. "Sudah cukup, Ron!"

"Otakmu itu benar-benar bermasalah. Aku mengetahuinya karena membaca buku novel, dasar kampungan!" bentak Sisy yang setelah itu pergi dengan kaki yang sengaja dihentakkan dengan keras.

"Kenapa dia pergi? Padahal profesor McGonagall belum selesai menjelaskannya," tanya Ron bingung.

****************

Waktu berkemah pun tiba. Sesampainya di tempat, para profesor mulai membagi para murid menjadi beberapa kelompok yang berisikan 5 orang setiap kelompoknya.

Sisy kebetulan satu kelompok dengan Hermione dan Luna. Tentu saja itu sangat membahagiakan kalau saja tidak ada 2 orang lainnya yang tidak ia sukai. Selain Hermione dan Luna, Sisy juga satu kelompok dengan Astoria, dan Pansy.

"Kelompok sudah dibagikan. Teman-teman kelompok itu yang akan berbagi tenda dengan kalian dan bertanding bersama. Ada pertanyaan?" tanya madam Hooch.

Salah satu murid mengangkat tangannya dan bertanya, "Kita akan berkemah, tapi di mana tendanya?"

"Pertanyaan yang bagus. Kita akan mulai ke pertandingan pertama yaitu membuat tenda dan memasak. Siapapun yang mendirikan tenda dan memasak dengan baik maka dialah pemenangnya. Pertandingan ini bertujuan untuk melatih kerja sama antar murid. Oh iya tentu saja yang menang akan mendapatkan hadiah," jelas madam Hooch panjang.

"Apa hadiahnya?" tanya Ron.

"Itu rahasia" jawab madam Hooch.

"Tidak seru kalau dirahasiakan begitu," cibir Ron.

Madam Hooch memijat pelipisnya. "Kalian ini benar-benar ya. Baiklah karena sepertinya kalian tidak akan semangat kalau tidak mengetahui hadiahnya, maka saya akan memberitahukannya. Jadi hadiahnya adalah selimut penghalau nyamuk."

Mereka semua tercengang mendengarnya.

"Hadiah macam apa itu?!" protes semua orang.

"Kalian tidak tahu kalau di tempat ini nyamuknya sangat ganas? Kalau kalian tidak kuat, maka kalian tidak akan bisa tidur semalaman," timpal Hagrid.

"Jadi untuk apa mengadakan kemah ini kalau hanya menyiksa kami," celetuk Harry.

"Mencari pasangan membutuhkan pengorbanan dan ingat kalau kemah ini bertujuan untuk melakukan penilaian ulang," sambung Hagrid.

"Pengorbanan sih pengorbanan, tapi tidak seperti ini juga, Hagrid," kata Ron merasa kesal.

"Baiklah, bagaimana kalau ditambah dengan daging panggang?" timpal profesor McGonagall.

Mereka mengangguk senang setelah mendengar hadiah tambahan itu

Profesor Hooch menggelengkan kepalanya melihat tingkah murid-muridnya. "Kalian lebih tertarik dengan daging panggang daripada selimut penghalau nyamuk."

"Kalau hanya sekedar nyamuk saja sudah biasa bagi kami. Gigitan nyamuk tidak akan mempengaruhi kami," sahut salah satu murid.

"Iya iya, terserah saja. Kalau begitu berusahalah untuk menang agar bisa makan daging panggang," tutur madam Hooch.

"Baik, profesor," jawab mereka serempak.

Kini giliran profesor McGonagall yang menjelaskan. "Alat-alat untuk mendirikan tenda dan memasaknya sudah disediakan, sedangkan bahan-bahan untuk memasak silakan cari sendiri di hutan. Di hutan ini banyak bahan makanan, tapi juga banyak tanaman beracun jadi berhati-hatilah saat memetiknya. Ini juga sebagai pelatihan diri kalian untuk mandiri dan berhati-hati. Kalian bisa mulai dari sekarang."

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang