Apakah Ini Nyata?! 2

581 45 8
                                    

Kayano menerima makanan hangat dari gurita itu. Memakannya dengan perlahan. Tidak ada obrolan diantara keduanya selain Kayano menceritakan kronologis apa yang terjadi.

Kayano kembali ke ruang UKS, melihat Karma yang tengah terlelap memeluk Nagisa memberikan kehangatan tubuhnya. Dan tentunya Nagisa yang masih setia terpejam.

Diam-diam, Kayano mengambil ponsel miliknya. Meminta Ritsu yang berada di layar ponsel untuk mengabadikan gambar langka itu.

Menaiki ranjang UKS, Kayano berbaring menatap langit-langit ruangan.

"Ne ne Kayano-chan, kau tahu tentang quirk?" Ucap Ritsu dari ponselnya.

"Quirk?"

Ritsu menghilang dari balik layar, berganti dengan artikel tentang quirk. Hal yang baru dia dengar. Entah karena kelas 3E memang terlalu fokus dalam tujuan pembunuhan sehingga tidak kenal istilah marak itu. Atau karena minimnya fasilitas di atas gunung.

"Jadi peti itu terdapat quirk? Tapi bukankah itu akan muncul saat usia 5 tahun? Ah ga tahu lah, aku bukan Nakamura-san maupun Karma-kun yang bisa mencerna hal seperti ini."

Kayano memutuskan untuk tertidur. Sayup-sayup Karma mendengar obrolan antara surai hijau itu dengan gadis ponsel.

Dia merogoh ponsel miliknya mencari artikel mengenai quirk. Hal yang sedang tren dan dianggap lumrah di zaman sekarang.

"Jadi hal aneh yang ku lihat pada Kayano-chan, dan yang diceritakan itu namanya quirk?" gumamnya.

Sudut bibirnya terangkat, membentuk kurva senyum lembut. "Jadi little ice princess Nagisa memiliki quirk es? Sangat cocok dengan kepribadiannya. Seperti Elsa dalam karakter disney."

Karma merasakan suhu tubuh Nagisa yang berangsur-angsur normal. Dia bangkit- duduk di atas ranjang, menundukkan kepalanya mengecup kening gadis yang ditaksirnya sejak lama.

Karma tidak berani mengambil ciuman pertama Nagisa, karena dia sudah berjanji tidak akan melakukan hal tidak senonoh pada gadis yang tengah tertidur itu.

***

Cahaya masuk, rasa panas menyelimuti Nagisa. Padahal Nagisa masih yakin ini belum musim panas. Dia mengernyit saat melihat selimut tebal, jaket tebal dan tangan besar di atas tubuhnya. Melirik ke kiri mendapati sosok pria tidur satu ranjang dengannya sontak Nagisa berteriak.

"AAAAAA!"

Suara cempreng khas perempuan membuat Karma terbangun, dia melihat Nagisa tengah melindungi tubuhnya dengan selimut tebal.

"Kau tahu? Ini masih pagi, dan kau sudah teriak-teriak. Untung kita di dalam hutan." Ucap Karma.

"Kau! Apa yang kau lakukan padaku hah? Kau melakukan hal yang tak senonoh?!" Nagisa memberikan tatapan tajam kearah Karma. Sedangkan Karma hanya menyeringai.

'Kau berpikiran hal mesum Nagisa? Baiklah akan kulayani'

Mendekatkan tubuh ke arah Nagisa, mengunci pandangan gadis itu. Tangannya terulur memegang dagu milik Nagisa. Karma yakin detak jantung gadis di depannya sudah menari. Karena dia juga merasakan hal yang sama.

2 senti lagi.., karena 1 senti terlalu biasa, bibirnya akan menyapa bibir gadis itu. Mencicipi bibir perawan milik teman masa kecilnya.

Nagisa memejamkan matanya, tak mampu berpikir jernih apa yang akan terjadi. Tidak merasakan sentuhan, Nagisa membuka matanya. Mendapati Karma yang tengah tertawa melihat Nagisa yang bersemu merah.

Mengepalkan tangannya, Nagisa mendorong Karma. Matanya mengerjap saat melihat Karma terkurung dengan es yang entah dari mana. Nagisa melihat tangannya, suhu sedingin es itu terasa lagi.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang