Bentrokan ≥3≤

111 13 3
                                    

Di sebuah ruang rapat, mereka 24 murid tengah melakukan diskusi terkait serangan balasan. Kondisi mereka sudah membaik setelah seminggu berlalu. Sebagai ketua sekaligus penanggungjawab sejak SMP Karasuma serta Irina hadir mengawasi kegiatan muridnya.

"Kalian berdua yakin mau ikut?" Hayami Rinka tsundere sniper bertanya, walau terlihat judes dan dingin gadis itu tetap khawatir dengan rekan sekelasnya.

Hara mengangkat lengannya menampilkan kondisi tubuh yang bugar, "Kau tidak lihat lemak tubuhku Rinka? Aku sudah sehat seperti semula."

"Kemampuan khususmu masih ada?" Okajima langsung mendapat tamparan dari wakil ketua kelas itu. Mengaduh kesakitan meminta Isogai untuk membelanya.

"Entahlah, jika menghilang pun itu bukan masalah besar. Kita tetap sekelas bukan? Dengan atau tanpa quirk kita tetap bisa menjadi pembunuh profesional." Ujar Muramatsu.

Sebagai ketua kelas, Isogai Yuuma memimpin yel yel-sorakan penyemangat untuk dia dan anggotanya, berteriak sebelum mengangkat tangan ke atas dan di ayunkan dengan gelora membara.

***

Di tempat yang sama, para pahlawan itu tengah berkumpul, lokasi markas sudah ditemukan, tujuan mereka 1 menangkap Chisaki Kai serta antek-anteknya, mungkin akan ditahan dalam Tartarus? Sebuah penjara untuk tindak kejahatan berat. Atau mungkin akan langsung diadili? Entahlah penulis pun tak tahu.

Murid magang agensi Fatgum serta Rukyu berkumpul, sesama murid tentu saja mereka merasa khawatir dengan tugas resmi perdana. Walau hanya membantu saja.

"Rasanya tegang banget ya?" Ujar Uraraka Ochaco menunggu instruksi selanjutnya.

"Kau harus mencoba tenang Ochaco-chan, atau itu akan mempengaruhimu saat beraksi kero." Asui Tsuyu menggenggam tangan Uraraka memberikan ketenangan.

"Semoga Skia itu tidak ikut mengganggu." Gumam gadis berwajah bulat itu.

"Bukankah akan bagus jika ada mereka? Kita bisa sekaligus menangkap skia itu." Seru Mirio dengan semangat membara.

Kini seluruh pahlawan yang terlibat berkumpul, terdapat Ereaser Head, Rukyu, Fatgum, Night eye, dan lainnya. Mereka bersiap untuk menyerang markas khusus Yakuza itu.

Sebelum menyerang, Night eye memberikan kopian dokumen berisi rincian strategi kepada mereka yang ikut serta. Grand Torino menerima dokumen dan membacanya, belum selesai membaca salah seorang detektif menghampirinya dan berbisik. Melihat yang lain tengah fokus, Grand Torino menghela nafas dan ikut detektif itu untuk misi yang lain.

"Kau memintaku untuk ikut karena ada satu alasan bukan?" Tanya Grand Torino mengekor detektif itu.

"Aku mendapat informasi katanya Kurogiri ajudan dari Shigaraki Tomura terlihat beberapa kali di suatu tempat. Jika kita berpencar hal ini akan mudah bukan?"

"Meringkus 2 penjahat besar bersamaan? Aku yakin masa depan Jepang akan jauh lebih besar."

Kisah tentang Grand Torino akan dilanjutkan di chapter berikutnya, kini kita akan lanjutkan kisah melawan Yakuza.

"Bekerja sama degan detektif bahkan dengan rencana serinci ini, membuatku gugup." Ujar Asui Tsuyu. Nejire yang berdiri tepat disebelah gadis katak itu, "Aku mengerti maksdunya."

Rukyu menghampiri mereka anak magang agensinya dia menghela nafas seraya mengingat masa lalu, "Tahu tidak? Saat debutku dulu tidak ada tuh yang serinci ini, tidak ada yang menjelaskan rencana secara detail padaku, jadi debutku suram."

Salah satu pahlawan yang tidak disebutkan namanya namun merasa mengalami hal yang sama mengangguk, "Aku juga pernah merasakannya dan itu memang suram."

Kirishima melihat ke arah profesional yang nampak tenang, tubuhnya gemetar, keringat bercucuran, bukan takut melainkan gugup. Berpartisipasi dalam hal besar bersama profesional tentu saja membuatnya gugup. Khawatir mengacaukan misi, atau melakukan kesalahan kecil.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang