Happy End?

115 10 0
                                    

Malam itu, tak pernah terbayangkan oleh Eri, kegelapan serta mimpi buruknya kini telah berakhir, dengan diambil alihnya kesadaran oleh Isogai, Chisaki Kai tidak dapat mengontrol tubuhnya sendiri.

Beberapa saat yang lalu...

Meninggalkan dua gadis menghadang salah satu anak buah Chisaki Kai, yang lain menuju tempat gadis kecil itu berada. Okuda Manami melelehkan pintu baja itu, Kimura melesat ke dalam langsung merengkuh tubuh Eri yang menggigil.

Bahan peledak mengarah kepada mereka, dengan segera Maehara serta Okano bertindak. Gelembung milik Maehara menenggelamkan secara paksa peledak yang mengarah pada mereka, sedangkan Okano membuat dinding es pelindung.

"Yang lain segera keluar dari sini, sisanya biar kami urus!" Ujar Isogai memberikan perintah.

Maehara, Okano, serta Isogai ketiganya bergerak melawan bos terakhir, Kimura, Okuda, Hara serta Muramatsu, mereka bergerak menjadi tim penyelamat Eri.

Maehara meniupkan gelembung, membuat gelembung-gelembung itu melayang, menjentikkan jari dia  meledakkan tembok membuat jalan yang sudah dilalui itu kini tertutup sempurna.

"Yare-yare, bukankah ini sama dengan bunuh diri?" Tanya Chisaki.

"Tidak juga, kami masih punya cara lain untuk keluar dari sini." Ucap Isogai Yuuma.

Dua pasangan yang selalu ribut dan penuh urat saat bertemu, kini keduanya kompak untuk mengalahkan Chisaki Kai—pemimpin Yakuza itu. Okano menghindar saat Chisaki hendak menyentuh dirinya, di sisi lain, Maehara menyerang.

Menghindar ke kanan saat pisau mengarah padanya, dengan segera Chisaki Kai mengulurkan tangannya untuk menggunakan kemampuannya. Maehara menarik tangan kanannya, dia meniupkan gelembung pedih ke pemimpin yakuza itu.

Chisaki berjalan mundur saat matanya terkena hantaman gelembung.

"Sialan!!" Makinya. Mengambil pistol dan menarik pelatuk, dia menembak secara sembarangan.

Dentingan peluru menggema di dalam ruang bawah tanah itu, Okano menghindari terjangan peluru, tak lupa juga dia memasang perisai es dan berlindung di baliknya.

Peluru yang menghantam dapat melelehkan apapun yang disentuhnya, tentu saja es milik Okano juga termasuk.

"Vorsitzende."

Sebelum mereka semua meleleh, Isogai Yuuma berhasil mengambil alih tubuhnya.

Dentingan peluru telah usai, seperti dalam rencana, Okano memberikan pukulan kuat pada tengkuk pemimpin Yakuza itu.

"Fyuh..., akhirnya sudah selesai." Gumam Maehara.

"Baiklah ayo kita keluar dari sini sebelum ada keributan lain."

Gelembung milik Maehara dapat melelehkan puing-puing bangunan, tidak terlalu besar, namun cukup untuk mereka semua melewatinya.

***

Di tempat lain...

Bau hangus tercium, membuat mereka yang sedang menjaga para pahlawan itu terlelap segera keluar.

"Gawat, Liga penjahat muncul." Ujar Okajima yang tengah memata-matai ke adaan sekitar.

Hawks tampak berpikir, "Baiklah mumpung mereka masih terlelap kita yang akan menahan mereka."

Dabi mengeluarkan api biru miliknya,  mansion megah Yakuza itu kini berubah menjadi lautan api.

"Tidak ada musuh alami api kah?" Keluh Takebayashi, mereka yang ada di sana mematikan api secara manual, ya dengan bom air yang sudah disiapkan sebelumnya.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang