Nagisa Become Villain? 1

169 20 4
                                    

Portal hitam itu terbuka kembali Nagisa membuka matanya melihat sekitarnya. Meja panjang, bilyard di ujung ruangan, lemari berisi botol alkohol, tak lupa gelas alkohol tersusun rapih. Seketika Nagisa tahu dimana dirinya kali ini.

"Anoo.." Cicitnya. Makhluk tanpa wajah tengah mengelap gelas, dia mengambil sebotol minuman keras dan menuangkannya, meracik meberikannya kepada Dabi.

"Aku masih di bawah umur, bukankah ini ilegal?" Nagisa tampak takut, walaupun tadi dia sudah sok berani.

"Berapa usiamu?" Makhluk tanpa wajah berwarna hitam layaknya asap itu bertanya, dia menyuruh gadis itu untuk duduk di salah satu kursi bar.

"Musim panas tahun ini 15." Cicit Nagisa.

Shigaraki membanting gelas minumannya, nampak kesal entah kenapa, "Persetan! Untuk apa kau memikirkan hal kecil seperti aturan disini huh?! Kau itu sudah menjadi penjahat lupakan aturan sialan seperti itu!"

Nagisa memejamkan matanya kebiasaan dia tiap kali mendengar umpatan maupun makian. Dabi serta Kurogiri menghela nafas.

"Shigaraki, tenanglah. Dia masih anak-anak. Dan ingat perkataan master." Ucap Kurogiri.

"Kurogiri, berikan dia susu, Toga kau jadi penanggungjawabnya. Karena kalian hanya beda setahun." Titah Dabi.

Kurogiri mengangguk, dia melakukan seperti yang disuruh oleh Dabi itu. Toga nampak berbinar senang, mendapati rekan sesama perempuan. Belum lagi lebih muda darinya.

"Naginagi, saat masuk SMA kau berusia 14 tahun?" kedua tangannya dijadikan tumpuan. Kedua kakinya menendang udara sembari menatap gadis di sebelahnya dengan penuu minat.

Nagisa mengangguk kecil, "Terimakasih." Ucapnya saat Kurogiri menyajikan segelas susu itu.

"Kurogiri, aku juga mau." rengek Toga.

Dengan patuh layaknya pelayan Kurogiri menyiapkan segelas lagi untuk Toga.

"Ne ne Naginagi, setelah ini akan aku ajak berkeliling dan ku tunjukkan kamarmu." Titah Toga.

***

Setelah insiden penculikan untuk kedua kalinya, Bakugo Katsuki, serta Todoroki Shoto mendapatkan perawatan khusus dari kelas pembunuh. Kayano Kaede menyembuhkan luka bakar pada kulit ash blonde itu. Sedangkan Okuda Manami dia mengoleskan krim khusus racikannya.

Kini mereka semua tengah berada di ruangan rapat beserta staff UA yang lain.

"Jadi, pihak villain mendapatkan apa yang mereka mau?" Ucap Midnight setelah mendengar rentetan kejadian dari Aizawa Shota itu.

"Jika dia secara sukarela bukankah iti artinya dia kini pengkhianat?" Vlad King berkomentar.

"Tidak bisa dibilang seperti itu dong, dia mengorbankan dirinya untuk kebebasan murid jurusan pahlawan." Snipe berkomentar.

"Aku sudah mendapat informasi dari beberapa guru pahlawan di sekolah lain, dan benar adanya beberapa murid mereka menghilang tiba-tiba, dan kini sudah kembali." Ucap pengguna quirk bayangan itu.

"Intinya kita telah kecolongan. Untungnya pihak pemerintah menutup rapat akses media terkait insiden camp pelatihan dan penculikan ini." Ucap Nezu dia tampak berpikir menyusun rencana selanjutnya.

"Nak Bakugo, nak Todoroki." Panggilan All Might membuat kedua murid itu menoleh ke arahnya. "Ku dengar kalian menggunakan bertarung quirk di kamar pasien, apa itu benar?"

Kedua murid itu saling berhadapan sebelum akhirnya mengangguk.

"Awalnya aku hanya menyerang dengan tangan kosong. Tapi penjahat dengan nama Mr.compas itu menangkap Shouji seperti yang diceritakan. Tiba-tiba tubuhku tidak bisa dikendalikan dan aku menyerang. Aku meminta dia untuk menahan dengan quirk esnya, namun dia malah menyerangku dengan quirk apinya."

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang