Sengit

105 8 0
                                    

Mari kita undur sejenak, memastikan Shigaraki dan mereka yang akan berkunjung ke Yakuza telah pergi, kini bersisa 4 manusia serta 1 mahluk tidak jelas wujudnya.

"Bersiaplah, dalam satu jam kita akan berangkat." Titah Kurogiri.

3 murid 1 guru itu saling beradu pandang sesaat.

"Birsiiplih dilim siti jim kiti ikin biringkit." Cibir Itona yang nampak gondok dengan makhluk tanpa wajah itu, baik Karma, Nagisa dan Koro-sensei tampak cekikian melihat tingkah rambut perak itu.

"Minna, sensei rasa kita harus ganti gaya." Sebelum ke tiga muridnya pergi, Koro-sensei memberikan usul.

"Apa ini termasuk dalam permainanmu lagi?" Tanya Itona acuh tak acuh.

"Bukan begitu, jati diri kalian seperti sekarang, lalu jati diri yang itu saat kalian menjadi keluarga fiktif, dan karena kalian akan muncul sebagai penjahat sensei rasa lebih baik kalian mencoba menjadi hal lain."

Karma tampak mengangguk seolah terpikirkan rencana bagus, "Baiklah aku mengerti, ayo kita berdandan sebentar."

Nagisa menatap gaya fashionnya kini, rambut birunya kini berubah, bukan perak seperti sebelumnya melainkan hitam. Ya mereka bertiga sepakat mengecat rambut menjadi hitam legam. Iris biru seperti permata miliknya kini tergantikan dengan ruby, memakai gaun warna hitam di bagian atasnya dan maroon kotak-kotak di bagian bawahnya, sangat cocok untuk berkamuflase di masyarakat luas. Memasukkan peralatan ke dalam kantong  yang tersembunyi di bagian paha miliknya,  sepasang stoking menutupi kulit seputih salju miliknya,  rambutnya dia biarkan tergerai.

Rambut crimson miliknya kini berganti dengan hitam legam, iris gold yang menghiasi kedua matanya, berganti menjadi ruby, memakai pakaian ala butler nampak begitu gagah, kantung seragam butler miliknya dia masukkan senjata penunjang, seperti pistol, pisau lipat, maupun bom kecil. Poni yang selalu menutupi jidatnya, kini dia ubah menjadi belah tengah.

Horibe Itona mengenakkan kaos berwarna hitam di dalamnya, serta kardigan abu panjang sebagai luarannya. Sepasang sepatu pantofel dengan sedikit tumit menghiasi kedua kakinya, tidak lupa celana panjang hitam di bagian bawahnya, rambut perak yang selalu menghiasi kini telah berganti menjadi hitam, begitu pula dengan sepasang iris coklat semi gold berganti menjadi torquis. Senjata dan alat penunjang misi, ia letakkan di dalam kantung khusus miliknya.

Koro-sensei? Dia merubah warna rambutnya, semula hitam pekat kini menjadi perak, iris hitam miliknya berganti menjadi gold, memakai pakaian ala pelayan, dia menyembunyikan senjata yang diperlukan, sepasang sepatu kets menghiasi kakinya. Dia dan tiga muridnya tengah bersiap.

"Sudah?" Kurogiri menatap mereka dengan tatapan seperti biasa nampak tak peduli.

"Sudah, maaf sedikit lama." Ujar Koro-sensek mewakili yang lain.

Kurogiri memimpin, mempersiapkan kendaraan, dia mempersilahkan yang lain untuk masuk sebelum menghidupkan kuda besi dan berangkat menuju tempat yang dituju.

Kuda besi itu berjalan dengan kecepatan sedang, pemandangan semula berisi perkotaan, kini menjadi pedesaan dengan pepohonan yang menjadi dominan, memarkirkan kendaraan pada tempat khusus mereka keluar dari sana.

"Kita akan berjalan kurang lebih 1jam."

Kurogiri menunjuk bukit dengan pemandangan menakjubkan itu, berjalan dengan tenang tanpa adanya percakapan lebih lanjut.

***

Mengikuti sang detektif dari belakang, kini keduanya berada di belakang gedung rapat.

"Seperti yang aku bilang tadi, ada yang melaporkan menemukan Kurogiri di suatu tempat."

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang