Genangan alkohol belum juga surut, justru kini genangan itu berubah menjadi ombak yang siap menerjang. Memerintahkan pasir miliknya untuk terbang lebih tinggi dan menghindar lebih cepat, itulah yang bisa dia lakukan kini.
"Ini buruk, apa yang harus dilakukan? Jika seperti ini terus kita akan tenggelam dalam cairan asam menjijikan itu." Gumam Yoshida.
"Pemabuk sialan! Dia mau membunuhku juga huh?!" Umpat Nemoto.
Melihat Nemoto yang tengah berjuang untuk melarikan diri, Hayami Rinka terpikirkan sesuatu, dia mulai membidik. Peluru melesat ke arah Nemoto, bukan peluru yang dapat membunuh, melainkan peluru yang dapat membuatnya merekat dengan kuat pada benda. Ya peluru karet yang telah digunakan sinper itu.
"Hei kau perubah ranting jadi pistol, lepaskan aku sialan!"
"Kau gila atau bodoh? Aku sengaja menempelkanmu pada langit-langit agar kau tidak kena cairan teman mabuk mu itu tahu!" Seru Hayami sedikit keluar dari karakter kalemnya, gadis itu kini melihat ke arah dua temannya.
"Hei maniak, pasirmu bisa tahan dari serangan ini tidak?" Tanya Hayami Rinka.
"Kau pikir aku ini apa hm? Punyaku bukan gelembung serbaguna ya."
'Jika ini tidak bisa dihentikan apakah karir kita sebagai bayangan akan selesai?'
Disaat tengah berpikir, memori otaknya membawa dirinya kepada kejadian liburan musim panas saat itu.
Sebagai pengguna elemen khusus terlepas dari 5 elemen inti (air, tanah, api, udara, petir) Yoshida melakukan latihan sendiri. Dia menggerakkan tangannya membuat pasir-pasir mengikuti perintahnya. Dengan imajinasinya, dia membuat kelinci makan wortel dari pasir emas. Seketika muncullah ide liar dari dalam otaknya, 'Jika dijual 3 miliar yen dapat ga ya?'
Dia menghela nafas, 'Apa semua orang berubah mata duitan seperti Isogai-kun?'
Tepuk tangan terdengar, seorang gadis dengan rambut biru sedang melihatnya berlatih, "Mengagumkan sekali Yoshida-kun." Ucap gadis itu, dia duduk di salah satu batu.
"Apa yang kau lakukan di sini Nagisa?" dia menoleh kebelakang mendapati gadis itu melihat ke arahnya.
"Melihatmu berlatih, apa aku mengganggu?" Pandangan gadis itu tertuju pada patung kelinci emas itu. Jika dijual pasti bernilai sangat fantastis.
"Jika itu dijual bukankah akan fantastis? Lihat betapa detail kau membuatnya. Belum lagi itu terbuat dari emas."
Yoshida menatap datar gadis itu, dia menaikkan bahunya, "Apa kau kini terkena virus ketua miskin?"
"Ketua miskin? Isogai-kun maksudnya? Tentu tidak. Aku hanya memperkirakan berapa harganya."
Hembusan angin bertiup, ini memang musim panas, dikarenakan mereka kelas buangan, sebagus apapun nilai mereka, mereka wajib mengikuti kelas musim panas, belum lagi ujian masuk UA yang mereka tidak tahu akan seperti apa. Para guru yang mengajar hanya menyarankan untuk latihan sendiri terkait kekuatan istimewa itu.
"Hei Yoshida-kun, jika pasirmu tergenang air apa kau masih bisa menggunakannya?" Entah dari mana muncul ide dalam gadis itu.
"Huh? Bukankah pasirku akan seperti lumpur?"
"Mungkin kau bisa mengembangkannya menjadi pasir lumpur Yoshida-kun!" Seru gadis itu dengan semangat.
Yoshida menghela nafas, "Kurasa kau harus menjaga jarak dari Karma deh." Mengacak surai keriting miliknya mendengar ide tidak masuk akal cenderung fantasi itu.
Yoshida menghela nafas, obrolan random muncul dari benaknya itu, "Aku tidak tahu haruskah aku berterimakasih padamu, idemu terlewat cemerlang atau kau memang sudah teracuni."
![](https://img.wattpad.com/cover/350298542-288-k825820.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanficApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...