"Nagisa, Karma kalian akan menjalani ujian berbeda." Perkataan Aizawa Shota itu sanggup membuat kedua pasangan baby blue dan crimson mengerjap beberapa kali.
"Todoroki, Yaoyorozu, dan kalian 3 murid kelas AC sensei tinggal sebentar tak masalah?"
Ke lima anak itu saling bertukar pandang sebelum akhirnya mengangguk.
"Setelah mengantar 2 orang ini, kita akan menuju lokasi, sensei usahakan tidak akan terlambat. Tak apa kan?"
Ke lima anak itu kembali mengangguk sebagai respon.
Berjalan mengikuti Aizawa Shota, kedua pasangan baby blue dan crimson itu hanya berjalan dalam diam, tak ada interaksi diantara keduanya. Aizawa menghela nafas dia sudah lelah mengurus murid kelas A yang seperti itu, ditambah mengurus kelas AC walaupun hanya dalam pelajaran quirk membuat tenaganya terkuras berkali lipat.
Tiba di dalam sebuah gedung latihan, mereka bertiga kini berada di dalam arena datar. Hanya ada lantai tanpa adanya aksen apapun.
Yang menunggu mereka bukan hal menarik mengagumkan, melainkan sepasang top hero ternama. Mirko, serta Kamui Wood.
"Nah kalian berdua tolong atasi mereka." Ucap Aizawa shota seenaknya dan keluar dari ruangan.
"Aku tidak kenal kalian, tapi sampai Hawks menjamin itu tandanya kalian kuat kan?" Ucap Mirko dengan semangat.
"Hawks? Maksudnya burung itu nona kelinci?" Karma memainkan nada seperri biasanya.
Nagisa mendesah melihat tempramen teman masa kecilnya itu, "Aturan mainnya? Apa kami harus keluar dari ruangan ini juga?" Tanya Nagisa tidak menurunkan kewaspadaannya.
"Tentu tidak anak muda, kalian cukup bertahan 30 menit dari serangan kami." Ucap Kamui Woods.
Tidak ada pembicaraan diantara keduanya, bahkan hembusan angin entah dari mana bertiup.
Kamui Woods memgaktifkan quirk kayu miliknya, tangannya diubahnya menjadi kayu mengikat kedua surai beda warna itu.
"Woi woi woi, apa cuma segini kemampuan kalian? Atau jangan jangan Hawks itu hanya membual?" Ucap Mirko.
Karma menyeringai, "Jangan menilai seenaknya nona kelinci. Tolong ya, My little Ice Princess." Ucap Karma.
Nagisa mendesah tidak terlalu suka dengan julukan sejak kecil itu, "Baiklah."
Karma memulai memakai quirk miliknya, kini dia menganggap Nagisa lawan. Suhu tubuhnya mulai naik, dia menyentuh kayu tersebut. Bau hangus tercium menguak di arena.
"Aroma ini?! Api?!" Ucap Kamui Woods, terpaksa pro hero itu melepas paksa kayu itu dari tubuhnya.
Kedua pasangan baby blue – crimson itu melompat kecil sebelum akhirnya mendarat. "Nah tuan pohon dan nona kelinci..." Karma menggantungkan kalimatnya, "Ayo kita mulai bermain." Lanjutnya dengan menurunkan dagunya menatap fokus mereka berdua.
Karma menarik nafas, dia menyemburkan api membuat Kamui Woods mau tidak mau mundur. Api musuh alami elemen kayu seperti dirinya.
"Mirko-san, mohon bantuannya." Ucap Nagisa sambil menunduk hormat. Dia menarik nafas menjadikan tangan kanannya sebagai tumpuan untuk menyemburkan badai salju dari mulutnya.
"Es dan Api? Wah kalian partner bertolak belakang rupanya." Ucap Mirko, dia menghindar dari serangan salju itu. Berlari ke arah Karma hendak membuat keduanya saling menyerang, namun dengan segera Karma mengeluarkan pistol dari dalam sakunya, dia menarik pelatuk membuat dentingan itu menggema di arena.
"Hei! Itu pistol sungguhan? Bahaya tahu!!" Protes Kamui Woods.
"Asli tidak ya?~"
Kesempatan itu digunakan untuk Mirko menyerang Karma, dia menendang surai crimson itu, Karma menahan serangannya dengan tangan miliknya dan balas menonjok pipinya, dengan kelincahan Mirko, pro hero itu dapat menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
أدب الهواةApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...