Sikap Karma, Nakamura, serta Sugino yang langsung berpencar tanpa banyak tanya membuat Midoriya, Tokoyami, Kaminari, Kirishima, serta Uraraka bingung. Apa yang salah dengan sesi latihan sebelah?
Mereka ber-5 langsung keluar dari arena latihan bersamaan dengan Bakugo yang sudah terlepas dari belenggu kayu tadi.
Mereka menuju arena sebelah menyaksikan pertandingan panas dingin antara keduanya.
Arena pertandingan berubah menjadi beku, dengan berbagai sulur kayu berserakan dimana-mana. Belum lagi Todoroki yang tengah terengah-engah menahan serangan demi serangan es yang mengarah padanya.
"Kayano-chan! Apa yang terjadi?" Tanya Karma saat tiba di ruangan itu.
***
Todoroki bersiap dengan kuda-kuda miliknya dia mulai menaikkan suhu tubuhnya menggunakan kemampuan api miliknya. Kakinya dia gerakkan untuk menciptakan kobaran api melingkar di arena.
Dia mengayunkan tangannya mengeluarkan api, Nagisa melompat mundur, sampai dia sadar jika melompat lagi dia akan menginjak api. Todoroki tidak tinggal diam, dia kembali mengayunkan tangannya menyerang, Nagisa meletakkan kedua tangannya di atas tanah membuat perisai tanah. Karena jika menggunakan es bisa dipastikan esnya akan meleleh.
Bersembunyi di balik batu besar dengan sekeliling api membuat keringat bercucuran di pelipis Nagisa dia mengusap keringat miliknya mengakibatkan tetesan keringat itu melayang. Salah satu elemen dasar miliknya membuatnya mampu melakukan itu.
'Pikir Nagisa apa yang bisa kau lakukan?' batinnya berteriak.
"Hmm? Sekarang gantian kau yang terpojok?" Ucap Todoroki. Wajahnya yang serius sekarang terasa menakutkan dalam benak Nagisa. Wajahnya mengingatkan dirinya tentang ibunya.
Nagisa dapat merasakan aura gelap itu lagi. Aura yang selalu dia takuti. Aura yang membuat seluruh ekspresinya menjadi dingin bak boneka yang dikendalikan ibunya.
"Nagisa-chan, kau harus mengikuti perintahku okay? My princess." Suara itu terngiang-ngiang dalam benaknya.
"Tolong hentikan!!" Pekik Nagisa bersamaan dengan arena yang semula dipenuhi oleh kobaran api mendadak padam, diganti dengan kepingan salju yang menyelimuti seluruh arena.
Nagisa menatap kosong depannya, seragam olahraga khusus yang diberikan oleh Karasuma Tadaomi setahun lalu, kini berubah menjadi gaun seputih salju serta selendang tipis berwarna baby blue di pundaknya. Ikat dua yang dia kenakan terlepas digantikan menjadi jepitan bunga yang terselip di rambutnya. Sepatu khusus yang dia kenakan menghilang entah kemana, berganti menjadi telanjang kaki. Perlahan Nagisa melayang di atas arena.
Tangan kirinya dia letakkan di atas bibir menyemburkan salju dari mulutnya menyerang Todoroki. Dengan kemampuan api-nya, Todoroki mampu menahan semburan badai salju itu. Tangan kanannya dia ayunkan mengeluarkan es untuk membelenggu Todoroki. Todoroki yang refleks bagusnya menghindar dan menggerakkan kakinya melelehkan es di sekitarnya.
Masih dengan tatapan kosong, Nagisa terbang menukik ke arah Todoroki dengan kecepatan yang kurang bisa dibaca oleh surai dwi warna itu. Nagisa mengulurkan tangannya memegang selendang mengikat anak adam itu dia membanting Todoroki ke arah tembok. Todoroki meludah mengusap mulutnya.
'Apa yang sedang terjadi? Kenapa aku merasa melawan orang berbeda?' batinnya.
Lantai yang Nagisa pijak diubahnya menjadi es mengkilap yang mampu memantulkan bayangan.
Nagisa kembali menarik nafas sebelum menyemburkan sesuatu dari mulutnya. Kali ini bukan es melainkan lumpur yang dapat mengikat kedua tangan Todoroki ke arah tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanfictionApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...