"Hoi setengah-setengah, untuk apa kau mengajak dia?" Tunjuk Bakugo, saat ini dia sedang nongkrong di salah satu tempat makanan cepat saji, bersama dengan Todoroki, Karma serta Yaoyorozu Momo.
Menyeruput milkshake miliknya Todoroki berkata, "Dia punya alat pemancarnya. Jadi kita bisa tahu lebih akurat."
Yaoyorozu Momo tampak menunduk, "Maafkan aku Todoroki-kun, Bakugo-kun, alatku justru menampilkan seluruh pengguna elemen es di Jepang."
Sembari memainkan sedotan dimulutnya, kedua tangan Karma menyilang tepat di belakang kepalanya, "Tidak usah minta maaf Yaomomo, setidaknya itu lebih baik daripada tidak melakukan apapun."
"Crimson menyebalkan, kenapa kau tidak bilang punya alatnya hm?!" Seru Bakugo, tangannya mengambil kentang goreng, tak lupa dia mencolek sambal ekstra pedas sebelum dia makan itu.
"Aku saja baru tahu kalau Nagisa memindahkan paksa alat itu padaku." Ucap Karma. Dia menunjukkan alat berbentuk ponsel itu. Pada layar kini terlihat ada 3 cermin berdampingan, serta tanda penunjuk alat tersebut.
"3 cermin?" Ucap Yaomomo.
"Yup, dia menanamkannya padaku, si dua elemen, dan sumbu pendek."
"Siapa kau sebut sumbu pendek huh?!" "Dan lagi kapan dia menanamkannya pada–"
Memori otak Bakugo menampilkan kejadian saat hari pertama camp pelatihan itu. Saat mereka secara terpaksa menelusuri hutan dengan berjalan kaki, berhadapan dengan makhluk aneh kaki tangan wild n wild.
"Sepertinya aku tahu kapan dia menanamkannya padaku. Hebat juga melakukannya tanpa diketahui orang lain."
"Tebakanku dia melakukannya saat hari pertama camp? Sewaktu terpaksa berjalan kaki memasuki hutan?" Selidik Karma. "Karena hanya pada saat itu dia bisa melakukannya padamu dan kurasa dia melakukannya pada seluruh anggota timnya."
"Jadi apa rencanamu?" Sepiring kentang goreng raib oleh ash blonde itu. Kini dia memakan burger dengan tambahan bubuk cabe ekstra pedas di dalamnya.
"Jika kau bisa berkompromi tidak menggunakan quirk atau bergantung pada quirk aku bisa meminta Karasuma-sensei untuk menjadi penangungjawab." Segelas milkshake stroberi tandas, Karma memakan stroberi tart di depannya.
"Akabane-kun, apa itu mungkin? Musuh kita penjahat pengguna quirk." Yaoyorozu Momo ikut berkomentar.
"Mungkin saja, sehebat apapun quirk tidak menjamin mereka akan selamat jika ditembak dengan peluru sungguhan bukan? Ingat mereka juga manusia pasti memiliki kelemahan dan akan mati. Segala sesuatu di dunia ini pasti ada kelemahannya. Contohnya si sumbu pendek ini, sumber quirknya itu keringat, ataupun si dua elemen ini. Kau juga butuh waktu kan untuk mengganti antar elemen?"
Yang lain mengangguk, "Benar juga, api biru itu masih bisa ku hadang dengan esku."
"Gadis aneh yang menyerang Asui-san serta Uraraka-san itu dia mengandalkan keterampilan penggunaan senjata, jika kita bisa menghindar maka dia tidak mampu melukai kita. Mungkin quirknya seperti stain, berhubungan dengan darah."
"Jika dipikirkan, gadis yang menyerang Tsuyu-chan tampak mengambil darahnya bukan? Aku rasa begitu. Selagi kita bisa menghindari serangannya kita bisa bertahan tanpa memakai quirk." Ucap Yaoyorozu Momo.
***
Semula 3 murid jurusan pahlawan itu sepakat akan melaksanakan misi diam-diam, namun semua berubah ketika Kirishima tanpa sengaja mendengar perkataan Bakugo Katsuki. Serta Midoriya Izuku yang menangkap gerak-gerik curiga dengan sikap teman masa kecilnya itu. Mau tidak mau Bakugo Katsuki terpaksa mengajak keduanya.
Di ruangan khusus tempat murid kelas pembunuh itu tengah rapat, nampak Aizawa Shota di sana. Dia menghela nafas beberapa kali saat melihat muridnya ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanfictionApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...