Penyerangan camp Pelatihan >2<

212 31 14
                                    

"Nona kucing itu memang tidak enak dipandang ya?" Ucap penjahat dengan nama Magne, disebelahnya terdapat Spinner yang tengah bersiap membunuh Pixie bob itu.

Saat Magne ingin melukai Pixiebob, sebuah kawat transparan mengikat tangan mereka berdua.

"Jika kau bergerak sedikit, aku bisa membunumu loh~" Ucap Irina Jelavic sembari menjilat bibirnya, kedua tangannya memegang senjata tembak dengan daya ledakkan kuat itu.

***

Aizawa Shota menyeret kaum remedial kembali ke dalam penginapan, membawa mereka semua ke ruangan yang di desain khusus sebagai kelas.

"Sensei, katanya kau mau ngasih permen." Keluh Kirishima.

"Huaaaa aku mau uji nyali!!" Teriakan histeris ala alien pink Ashido Mina terdengar di dalam kelas.

"Rasa tanah, juga tidak apa-apa, aku mau sensei." Ucap Kaminari. "Asalkan bukan sandwich ayam dengan selai stroberi, ditambah wasabi, nato, dan bubuk cabe ekstra pedas. Itu rasanya pip..,pip..," Lanjutnya.

Kaum remedial kelas A itu menduduki bangku yang tersedia. Terdapat Monoma, Shishido, serta Ibaraki di sana.

'Semuanya!!!'

Sebuah suara terdengar, membuat mereka terkejut.

'Kita sudah diserang!! 2 musuh tengah berhadapan dengan tiger. Kemungkinan ada yang lain lagi. Yang dapat bergerak, segera menuju penginapan dan jangan ada yang keluar, jika bertemu musuh diam dan lari!'

"Vlad!! Jaga mereka, aku akan mencari yang lain!" Ucap Aizawa Shota keluar dari penginapan. Hal pertama yang menjumpai dirinya adalah kabut asap pekat. Aizawa Shota merasa pernapasannya terganggu saat tanpa sadar menghirup kabut itu.

'gas beracun?!' pandangan mata Aizawa Shota memudar, sebelum jatuh, dia melihat siluet bayangan seseorang memanggil namanya sebelum akhirnya dia kehilangan kesadarannya.

Kabut asap perlahan menghilang menampilkan sekelempok orang dengan senjata di tangannya.

"Apa dia gila? Mempekerjakan hanya untuk membasmi seorang gadis di sini." Cemooh salah satu dari mereka..

Nagisa menyiapkan pisau lipat dari balik lengan bajunya menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.

"Dia hanya sendiri, bumi hanguskan saja mereka yang berada di dalam penginapan itu!" Seru salah satu dari mereka kepada rekannya yang lain.

Menarik pematik pada sebuah granat dan mulai melemparkannya, dengan segera Nagisa menyeringai sebelum bom itu menyentuh sesuatu. Kini bom itu beku dan jatuh dalam keadaan aman.

"Sekarang aku paham, kenapa kita harus menyerang dia. Serang!!" Pekik salah satu dari mereka.

DOR

DOR

DOR

Bunyi tembakkan tak dapat dielakan, dengan lincah Nagisa melompat menghindari peluru yang mengarah padanya, dia mengeluarkan pisau dan melemparnya. Pisau yang dia lempar tepat mengenai organ vital, bau anyir bersamaan dengan cairan berwarna merah pekat keluar.

Melirik sekilas saat salah peluru mengarah padanya, menarik salah satu dari mereka yang ada disekitarnya menjadikan orang itu sebagai tameng.

"Shit!! Berhenti bergerak kau bocah!!" Teriak salah satu dari mereka.

Nagisa salto ke belakang saat peluru dari depan mengarah padanya. Menendang tulang kering yang ada di dekatnya. Tidak ada keraguan dalam benaknya saat menusukkan pisau tepat di jantung orang tersebut.

Menghindar ke kiri saat mereka mengganti serangan dengan pisau, Nagisa berputar ke belakang orang itu dan menebas leher. Luka tebasan cukup dalam membuat orang tersebut kehilanhan banyak darah akhirnya mati.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang