Langkah Selanjutnya?

482 46 12
                                    

Seluruh murid memulai pelajaran seperti biasa. Mencoba untuk melupakan fenomena aneh pada tubuh mereka. Menggenggam pistol seperti biasa bersiap membidik makhluk yang akan segera masuk.

Mata mereka terkejut saat melihat sosok pria tampan mirip Isogai. Hanya saja ini versi dewasa ikemen itu.

"Kau siapa?" Ucap Isogai mewakili apa yang dipikirkan oleh rekan sekelasnya.

Melihat bangku-bangku yang sudah terisi, Koro-sensei mencatat seluruh murid sudah hadir di dalam kelas. Dia menarik nafas panjang.

"Aku target 3 miliyar yen kalian. Hanya saja aku tak mengerti dapat kembali ke wujud asliku."

Seketika kelas menjadi ribut, apa yang mereka ushakan selama ini akankah menjadi sia-sia?

"Kau bercanda hah?! Untuk apa mencurahkan seluruh tenaga belajar dan berlatih untuk membunuhmu tapi kau kembali ke sedia kala?" Pekik Terasaka sembari menggebrak meja miliknya.

"Terasaka! Kau tidak boleh begitu. Kita harus berpikir dengan kepala dingin." Ucap Isogai melerai.

Yoshida Taisei yang duduk di barisan Terasaka, hanya berbeda dua bangku mengepal erat tangannya. Dia tidak tahu apakah ini hal yang tepat mengenai keanehan dalam tubuhnya. Kemarin tubuhnya seakan magnet, mampu mengambil onderdil mesin motor pada bengkel milik ayahnya. Dia menyembunyikan itu dari sang ayah, tidak mau kejadian aneh dan langka itu membuat tujuannya hilang. Belum lagi tiba-tiba muncul pasir emas saat bersih-bersih bengkel.

Kurahashi Hinano yang merasa ini langkah baik, setidaknya Koro-sensei tidak usah mati. Dia tidak terlalu peduli dengan hadiah 3 miliyar yen. Baginya guru sehebat Koro-sensei tidak ada gantinya. Dapat membahas mengenai serangga, bahkan di saat tidak ada yang dapat diajak bicarapun sudah cukup. Lagipula selama ini nilai dia mengalami peningkatan saat diajar oleh Koro-sensei. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Koro-sensei mati. Tangan terkepal serangga-serangga keluar dari dalam tubuhnya, ada berberapa yang datang dari luar gedung membuat seisi kelas mendadak ribut.

"Hei, kenapa tiba-tiba ada kalajengking disini? Meskipun kita ditengah hutan tapi ya ga seperti ini juga." Ucap Hara Sumire.

Dari bangkunya, Karma merasakan hawa sedingin es, bersamaan dengan mulai membekunya gedung sekolah. Karma tahu apa yang terjadi. Nagisa pasti tanpa sadar memakai kemampuan anehnya lagi.

"Hoi hoi Nagisa. Kau kenapa?" Sugino yang duduk tepat di belakangnya merasa gadis mungil itu mendadak aneh. Bukan aura haus darah, melainkan aura sedingin es. Dia sudah mendengar julukan Nagisa dari Karma, bahkan dari beberapa murid gedung utama. Alasan kenapa Nagisa selalu di bully dan tidak memiliki teman semasa tahun pertama dan kedua karena sikapnya sedingin es. Tapi apa ini maksudnya?

"Percuma maniak baseball. Dia tak akan berhenti kecuali-" Seisi kelas melihat ke arah surai merah yang berjalan dari bangku miliknya. Bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan.

Terkejut saat melihat si iblis jenius merengkuh gadis dijuluki putri es. Perlahan hawa dingin menghilang, gedung sekolah yang semula hampir beku kembali ke sedia kala.

"Tunggu, jadi tidak cuma aku yang mengalami hal aneh?" pekikan Nakamura Rio membuat seisi kelas melihat ke arahnya. Bahkan Nagisa melihat ke arahnya.

Nagisa mengerjap beberapa kali saat merasakan tangan berat, hembusan nafas, serta detak jantung lain di tubuhnya.

Wajah Nagisa berubah merah, ingatan sebelumnya menghantui dirinya. Nagisa khawatir akan menyakiti sahabatnya itu.

"Sepertinya akan bahaya kalau di kelas. Sensei, bisa kita melakukan sesi pembelajaran di luar?" pinta Nakamura.

"Ada hal yang ingin aku tunjukan. Aku khawatir ini akan menyakiti jika di ruangan mudah terbakar seperti ini."

Kini mereka semua berada di lapangan- tempat sebaguna, bisa dipakai untuk olahraga, maupun latihan membidik dan latihan bertarung.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang