USJ??

461 46 32
                                    

Aizawa menatap interaksi murid AC itu, lagi-lagi Aizawa Shota menghela nafas, 'Mereka dengan basic pembunuh lebih memikirkan rencana penyelamatan dari pada calon hero.' batinnya.

Todoroko Shoto menyimak pembicaraan tersebut, 'Haruskah aku mengikuti gadis dengan nama Nagisa?'

Iida Tenya menyimak dengan serius, 'pantas saja mereka lulus ujian rekomendasi, mereka merencanakan langkah-langkah yang harus dilakukan.' mengepalkan tangannya, 'andai kami bisa bekerja sama dengan baik seperti itu.'

Bus berhenti di sebuah gedung dengan atap bentuk setengah lingkaran itu dengan tulisan USJ bewarna emas. Mereka turun satu persatu dan memasuki gedung tersebut.

Terdapat 6 lokasi bencana dengan karakteristik berbeda-beda.

"Thirteen!!" Pekik murid kelas A serempak.

"13?"

Terasaka menghitung dalam bahasa inggris untuk memastikan.

"Aku akan menjelaskan sedikit....." 13 mulai menjelaskan alasan gedung ini dibuat. Konon katanya, gedung ini dibuat sebagai bentuk simulasi kepada calon hero agar cepat tanggap nantinya. Selain itu, 13 juga mengaku secara gamblang lebih memilih untuk terjun pada bidang penyelamatan korban jiwa. Alasannya, karena quirk miliknya berupa black hole, khawatir akan melukai orang lain.

Disaat sedang menjelaskan, tiba-tiba sekelompok penjahat datang. Aizawa Shoto menghadang penjahat, bersamaan dengan lubang hitam menyerang, lubang hitam tersebut membesar, menelan beberapa murid, memisahkan mereka ke dalam lingkup berbeda.

BUGH

Benturan antara tubuh dengan sesuatu yang keras terdengar, gadis biru itu membuka matanya saat dia mendengar rintihan dari bawah.

"Maaf, aku tak sengaja." Ucap Nagisa sambil menunduk. Siswa dengan surai dwi warna itu bangkit dengan cuek.

"Ini kita hanya berdua?" Ucap Nagisa sembari melihat sekelilingnya. Area longsor (landslide) menjadi tempatnya mendarat. Merogoh ponsel gadis itu mengernyit.

"Oke bagus tak ada sinyal, Ritsu pun tak nongol." Keluhnya.

"Ritsu?" Tanya Todoroki.

"Iya, dia AI di kelas. Kau ingat kejadian hari pertama? Saat Midoriya? Deku? Itu luka, aku dan Kayano datang untuk menyembuhkannya. Kayano sih, aku cuma menemani." Nagisa menghadap arah lain, dia merasa sungkan. "Nah yang memberi tahu kami Ritsu." Jelas Nagisa.

Keduanya berjalan, namun tiba-tiba penjahat muncul dari lubang hitam.

Udara dingin menyelimuti tangan si surai dwi warna itu, dia membekukan mereka sebelum penjahat itu menyerang.

Nagisa menepuk tangannya kagum dengan kemampuan anak adam itu. "Mengagumkan, kau peserta ujian rekomendasi juga kan? Kalau tidak salah Todoroki Shoto?" Nagisa mengekori surai merah itu, hitung-hitung menghemat tenaga miliknya.

Todoroki mengangguk sebagai jawaban, "Kau kenapa tidak menyerang mereka?" Ucap Todoroki.

"Mereka? Oh penjahat itu? Serang kok. Tapi berbeda denganmu." Nagisa tersenyum manis membuat satu area itu membeku seketika. "Dengan ini kita bisa keluar dan bantu yang lain. Ayo hmm Todoroki-san?" Ajak Nagisa keluar dari area itu. Dia memastikan para penjahat tak ada yang mengejarnya.

Di tempat lain, lebih tepatnya pada zona pegunungan 3 murid kelas A berhadapan dengan segerombolan penjahat yang tak diketahui datang dari mana.

Jiro, Kaminari, serta Yaomomo menghadapi mereka. Yaomomo dengan creation-nya menciptakan berbagai alat, sedangkan Jiro menggunakan earphone jack-nya, seperti namanya, ujung telinga Jiro dapat memanjang eelayaknya earphone. Dia menancapkan earphone ke tanah menciptakan gelombang suara.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang