Permintaan Maaf Bakugo

219 26 9
                                    

Memasukkan tangan ke dalam saku, Bakugo keluar dari gedung kelasnya. Dia enggan melakukan hal memalukan dan buang-buang waktu itu. Terlebih akan ketahuan segala hal berkaitan dengan All Might miliknya. Dari miniatur yang terpajang di atas meja belajar, poster All Might yang keren di dinding, karpet bertuliskan All Might, DVD pertarungan All Might yang mendebarkan, barbel berbagai ukuran dengan sticker All Might hingga majalah maupun koran yang memuat All Might, Bakugo tak ingin sisi otakunya terlihat apa lagi sampai disamakan dengan si kutu buku itu.

Ponsel bergetar membuatnya mau tak mau merogoh dan membacanya, pesan menyebalkan dari ibunya membuatnya berdecih.

Jangan lupa minta maaf ok? Jika kau malu ibu bisa menggantikanmu. Meski ibu tahu dia tidak akan mempermasalahkan, tapi tetap saja itu bukan hal baik nak.

"Cih.., dasar nenek tua cerewet! Untuk apa mengingatkanku hal yang sama terus menerus sih?!" Monolognya, langkah kakinya membawa dirinya berdiri di depan gedung kelas pembunuh, gedung yang pernah dia masuki bahkan ikut berlatih di sana.

Memasuki perkarangan gedung yang nampak berbeda dari kelasnya, pada halaman terlihat seorang gadis dengan rambut hitam panjang terurai dengan gadis ikat kuda.

Kedua gadis itu melihat ke arah gerbang menampilkan sosok ash blonde berdiri di sana.

"Bakugo Katsuki? Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Kanzaki menghampiri otoko itu.

"Uhnm.., si pendek ada?" Bakugo mengacak-acak surai ash blondenya, mencoba untuk berintonasi biasa tanpa adanya umpatan maupun caci maki.

"Si pendek? Nagisa-chan? Ada, mau aku panggilkan atau kau mau menunggu di dalam? Menikmati secangkir teh dengan kue."

"Ada siapa saja memangnya? Jika ada yang lain aku menunggu di sini saja."

Kanzaki serta Yada saling bertukar pandang, mencoba mengingat siapa saja yang ada di dalam. Khawatir jika hanya ingin berbicara hal khusus dengan Nagisa.

"Selain Nagisa ya? Hmm.., biar aku ingat. Yuuma-kun, Megu, Tomohito-kun, Rinka, Sumi, Sousuke serta Ryuu-kun." Ucap Yada.

Bakugo tampak mengangguk, "Baiklah aku tunggu di sini saja. Terimakasih atas tawarannya, tapi aku benci makanan manis."

Dengan segera, Yada meminta Ritsu untuk memanggil Nagisa. Berhubung gadis itu tengah bersama Isogai serta Kataoka membuatnya datang tak sendirian.

Di halaman pekarangan khusus kelas pembunuh yang bukan sekali Bakugo Katsuki menginjakkan kakinya, kini suasana seakan tengah ingin menembak seorang gadis. Nagisa berdiri tepat berhadapan dengan pria itu, dengan Kataoka, Isogai, Kanzaki, serta Yada mengelilingi mereka.

"Apa kau bermaksud berbicara empat mata? Kalau ya, aku akan memberikan waktu." Ucap Isogai yang merasa ada yang tak beres, memberikan kode kepada yang lain untuk memberikan mereka waktu berdua.

"Maaf." Kata-kata sakral itu keluar dari bibir ash blonde membuat yang lain tertegun.

"Ha'i?" Beo Nagisa yang tak mengerti.

"Kubilang Maaf pendek!" Serunya membuat Nagisa dan yang lain terlonjak. "Aku tahu sikapku memang menyebalkan, aku pernah melakukan hal tak pantas denganmu, aku pernah membullymu dan menghajarmu. Mungkin kau tidak ingat, jujur aku pun tak ingat dengan pasti karena tidak hanya denganmu saja aku melakukannya. Tapi, setelah dipikirkan dengan matang, dan ternyata kita dipertemukan lagi, aku merasa ini kesempatan dari Kami-sama untukku. Untuk itu Shi- Nagisa, aku minta maaf." Bakugo membungkuk meminta maaf secara formal. Aksinya itu membuat yang lain terkejut, tak ada satupun yang berani mengeluarkan sepatah kata untuk berkomentar.

Nagisa tersenyum kecil, saat otoko itu berdiri tegak. "Sejujurnya aku tak ingat jika kita pernah bertemu selain saat SMA ini, ingatanku agak samar jika yang dimaksud saat taman kanak-kanak. Tapi satu hal yang harus Bakugo-san tahu, aku tak pernah sekalipun menyimpan dendam dan sudah memaafkannya. Karena ibuku yang mengajarkan hal itu."

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang