Liburan musim panas kini telah usai, membuat seluruh murid tak terkecuali jurusan pahlawan kembali ke sekolah. Asrama khusus untuk mereka berdiri megah dengan berbagai fitur di dalamnya.
Aizawa Shota selaku wali kelas A berdiri di depan gedung bersama dengan muridnya.
"Jadi kalian semua dapat izin untuk tinggal di asrama?" Hagakure Tooru membuka percakapan.
"Sepertinya begitu." Ucap Ojiro Masahirao.
"Berita pensiunan All Might sangat mendadak ya?" Gumam Jiro sembari memainkan earphone jack-nya.
Suasana di depan gedung asrama kelas A nampak suram. Banyak pikiran yang memenuhi otak mereka. Bahkan Aizawa Shota tak berniat untuk meredakan hal tersebut.
Langkah kaki terdengar nyaring, walau begitu tidak ada satupun dari mereka yang menoleh atau menyudahi pikiran, hingga sebuah suara terdengar.
"Udaranya terasa berat ya ga sih?" Ucap Kayano yang berdiri tepat di sebelah Nagisa, melirik ke arah gadis itu meminta persetujuan.
"Kayano-chan, mungkin saja mereka tengah membicarakan hal serius, jadi jangan diganggu." Ucap Nagisa.
"Jangan begitu Nagisa-chan! Bukankah kau ada urusan dengan mereka?"
Aizawa Shota menoleh mendapati gadis itu berdiri tepat di belakangnya, "Kau sudah sadar?"
Nagisa hanya mengangguk sebagai jawaban. "Sensei, apa kalian sedang sibuk? Aku hanya ada urudan sedikit dengan muridmu."
Aizawa Shota melihat ke arah muridnya, "Tidak juga. Silahkan jika ingin berbicara."
Kini Nagisa berdiri di depan murid kelas A, membuat mereka semua terfokus pada dirinya.
Nagisa menarik nafas sebelum akhirnya membungkuk, "Maafkan aku. Aku menyebabkan kekacauan."
"Jika maksudmu terkait saat di rumah sakit, aku sudsh melupakannya." Ucap Shoji.
"Kirishima-san, Bakugo-san, Todoroki-san, Yaomomo-san, Midoriya-san." Panggil Nagisa. "Aku sungguh-sungguh minta maaf atas sikap tidak kompromiku, dan menyerang kalian."
"Aku terkejut dengan jurusmu itu, lain kali ayo kita bertanding." Ucap Todoroki Shoto.
"Benar, aku merasa seakan melawan diri sendiri dan itu menegangkan, kecuali saat kau menenggelamkan kami di dalam gelembung." Ucap Kirishima sambil mengingatnya. "Aku seakan tercekik.
"Menenggelamkan dalam gelembung? Itu kemampuan Maehara-kun, Kirishima-san." Ucap Nagisa. "Ah iya satu lagi." Nagisa mengaktifkan quirknya membuat cermin pada mereka muncul– melayang sebelum akhirnya pecah menjadi berkeping-keping.
"Cermin? Sejak kapan?" Ucap Ojiro Masahirao.
"Aku kemari untuk meminta maaf karena sudah memata-matai kalian, selain itu untuk menghancurkan cermin. Berhubung aku sudah mengundurkan diri dari UA, tidak ada alasanku melakukannya lagi."
Kayano Kaede mencoba menahan tangisnya, walaupun dia sudah mendapat berita sebelumnya, tapi tetap saja rasanya menyakitkan.
"EH?!!!" Pekik murid kelas A.
"Kau mengundurkan diri?" Ucap Kirishima.
Nagisa mengangguk, "Aku, Itona-kun, dan Karma-kun, kami bertiga sepakat untuk mengundurkan diri." Menatap seluruh murid kelas A serta Aizawa Shota secara bergantian, Nagisa tersenyum kecil. "Sepertinya semua sudah, kalau begitu sekali lagi terimakasih dan maaf." Nagisa membungkuk sekali lagi sebelum akhirnya berlalu dari hadapan mereka semua.
Suasana hening sesaat...
"SENSEI!!! KENAPA KAU TIDAK BILANG SEBELUMNYA?!" Pekik murid kelas A yang merasa terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
ФанфикApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...