Ujian, siapa sih yang tidak kenal hal ini? Saat yang tepat untuk menguji kemampuan setiap murid.
"Dengan belajar kelompok dapat membantu ujian kan ya?" Kaminari meletakkan dagunya di atas meja.
"Iya untuk ujian tertulis, praktik kita tidak tahu." Keluh Mina.
"Hee~ ini musuh kelas B sedang meratapi nasib mau ujian??? Bukannya–" Suara cempreng menyebalkan penyulut peperangan Monoma terhenti bahkan sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, seperti biasa ketua kelas B Kendo Itsuka memukulnya. Dengan senyuman di wajahnya, Kendo berkata, "Maafkan aku, dan tolong jangan masukkan ke hati perkataannya."
"Kendou?!" Seru murid kelas A.
"Ngomong-ngomong, tadi ku dengar kalian membahas ujian praktik? Aku sudah mendapat bocoran oleh kaka kelas katanya akan melawan robot seperti ujian masuk." Jelas Kendo.
"Benarkah?!"
"Ini rahasia ya? Yah.., meskipun aku mengakui ini agak curang." Satu tangan Kendo dia gunakan untuk menggaruk pipinya, tangan lainnya dia gunakan untuk menarik baju Monoma.
"Kenapa kemungkinan itu tidak terpikirkan ya? Padahal sah sah saja bertanya kisi-kisi ke kakak kelas. Dan itu bukan kecurangan." Midoriya kembali ke rutinitas biasanya, bergelut dengan batinnya sendiri.
Kendo menatap datar dengan ilustrasi keringat di pelipisnya tak tahu harus berkomentar apa. Sedangkan anak kelas A lain hanya bisa membatin dengan kebiasaan surai dark green itu.
"Kendo..., kau ini bodoh atau apa? Barusan kau membocorkan hal penting pada musuh loh? Kita bisa jauh lebih unggul." Keluh Monoma yang masih lemah akibat dipukul Kendo.
"Duh, aku sudah bilang mereka bukan musuh Monoma." Ucap Kendo sambil menyeret Monoma, aksi itu membuat yang lain terpana. 'Ah.,, dia beneran diseret.'
"Kalau hanya melawan robot ini akan mudah bukan? Kita sudah belajar kelompok jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan." Ucap Mina dan Kaminari dengan semangat.
Derap kaki terdengar bersamaan dengan suara memecah kesenangan itu, "Robot? Benarkah? Tapi Ritsu bilang ujian kali ini berbeda loh."
Mereka menoleh mendapati gadis bersurai orange sedagu tengah membawa nampan serta gadis ikat kuda.
"Kurahashi-san? Yada-san?"
"Ao!" Sapaan khas Kurahashi Hinano tiap kali bertemu.
"Benarkah? Kalian tahu dari mana?" Tanya Iida.
"Ritsu, dia memberitahu saat para sensei rapat waktu itu." Ucap Kurahashi dengan riang keduanya duduk di sana ikut bergabung selama istirahat.
"Memang ujiannya apa?" Uraraka tampak penasaran.
"Praktik? Melawan sensei? Iya kan Toka-chan?" Kurahashi melirik ke arah Yada Toka meminta pembelaan.
"Kalau ga salah sih gitu, itu untuk kelas A dan B, kelas kami tidak bisa ditebak." Yada memberikan ekspresi nelangsa memikirkan ujian praktik, seumur-umur baru kali ini dia merasakan ujian praktik kecuali dalam kelas tataboga yang termasuk rumpun ekonomi rumah tangga itu.
"Lalu lalu untuk ujian tertulis?" Mina tampak bersemangat.
"Ujian tertulis? Bukankah tiap orang akan berbeda? Terakhir kali soalku dan soal Toka-chan berbeda. Bisa dibilang sekelas ada 27 soal." Jelas Kurahashi mengingat soal ujian yang dibuat khusus oleh Koro-sensei.
"Hah?! Kalau begitu kelas kami ada 20 paket soal dong? Ini mah sama saja masuk jalan buntu!" Ucap Sero.
"Apa tingkat kesulitan ditambah? Lantaran ada kalian di sini?" Tanya Kirishima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanfictionApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...