Mision Start!!

394 45 9
                                    

Suhu udara meningkat, musim panas di gedung tua terasa seperti neraka. Tanpa vasilitas pendingin ruangan, tetap harus belajar, belajar dan beljar.  Seragam yang sebelumnya lengan panjang, kini berganti menjadi lengan pendek. Membuat berpasang-pasangan mata menatap kagum kepada siswi dengan lekuk apik dalam balutan seragam musim panas.

"Hei Nagisa, tak bisakah kau gunakan kemampuanmu untuk mendinginkan tempat ini?" Nakamura Rio membaringkan kepalanya menatap gadis di sebelahnya dengan tatapan seolah ikan dipaksa keluar dari dalam air.

"Benar juga, ayolah Nagisa keluarkan esmu." Kini giliram Sugino yang duduk tepat di belakang gadis biru itu.

"Aku tahu ini egois, tapi musim panas tahun ini lebih parah dari sebelumnya. Apa karena pemanasan global?" Bahkan ketua kelas Isogai tidak bisa mempertahankan imej-nya, dia sudah amat berkeringat akibat panasnya ruang kelas.

Nagisa melihat seisi kelasnya, sudut bibirnya terangkat. "Baiklah, sebentar."

Menurunkan suhu tubuhnya, perlahan suhu udara gedung utama ikut menurun. Bersamaan dengan adanya kristal es serta lapisan dinding maupun lantai membeku.

"Akhirnya aku hidup kembali." Yoshida Taisei nerkomentar dengan wajah nyaman yang tak pernah dia tunjukkan sebelumnya.

"Kau benar, ini lebih baik." Ucap Itona sambil meletakkann ciptaan terbarunya, sebuah kipas portable.

"Nagisa-san, kau tahu ini menyalahkan aturan bukan?" Ucap sebuah suara di depan kelas. Sebelumnya orang tersebut nyaris mati akibat kepanasan.

"Sensei, tidak usah bohong ah. Kau pasti menikmatinya juga kan?" Kurahashi angkat bicara.

"Betultuh, tadi kau kan nyaris mati terkapar kepanasan." Tambah Okano.

"Tidak usah kaku lah Koro-sensei, lagi pula apa salahnya? Toh gedung utama memiliki vasilitas. Dan ya disini kita punya isu purinsessu." Komentar Sugino membela temannya itu.

"Secara harfiah ini memang menyalahkan aturan, es di musim panas akan menggemparkan yang lain. Ya jika quirk atau kemampuan unik itu belum muncul. Tapi sekarang beda cerita." Ucap Koro-sensei.

Sesi kelas hari itu akhirnya berakhir. Setidaknya tidak terkapar kepanasan, walaupun saat menuruni gunung, mereka kembali merasakan neraka bocor.

"Sayangnya Nagisa tidak boleh membekukan tempat ini ya?" Komentar Kayano.

"Kasihan makhluk hidup lain Kaede, dan ya sepertinya kemampuan kita dirahasiakan oleh kaum elit." Kanzaki menimpali.

"Biarkan saja, kita menikmati panas hanya saat naik turun gunung, selebihnya kita bisa merasakan salju di musim panas." Ucap Nakamura.

"Ini bagai neraka, sungguh." Keluh Sugino sembari mengipas tubuhnya dengan alat buatan Itona. Melirik ke arah gadis bersurai biru diikat dua itu.

"Hinata, kau bisa memplagiat kemampuan Nagisa bukan?" Kini gadis yang dijuluki fashionable atau pundi-pundi uang berjalan lantaram kempuan uniknya dapat membuat batu-batu mulia bertanya.

"Ugh..ya.. Dan tolong ganti kata plagiat, terdengar tidak nyaman." Okano Hinata gadis atletik di bidang senam menggaruk pipinya, "Yah.., walaupun memang benar aku bisa memplagiat sih."

Okano Hinata menutup matanya, menganggap Nagisa sebagai lawannya, sehingga dia bisa memplagiat kemampuan gadis biru itu. Perlahan, suhu tubuhnya menurun bersamaan dengan lingkungan sekitar yang mendadak sejuk.

"Yah, aku cuma bisa segini saja. Tidak bisa membuat beku seketika seperti milik Nagisa." Ucap Okano.

"Tidak masalah, ini jauh lebih sejuk daripada sebelumnya." Komentar Yada.

Assain Vs HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang