Masih memakai kostum pahlawan, beberapa murid kelas A sudah tahu harus melakukan apa untuk menunjang quirk miliknya, mereka menemui bagian development studio. Bagian khusus yang dapat mengutak-atik kostum untuk menunjang quirk mereka.
Midoriya, Iida Tenya, serta Uraraka, ketiganya berniat untuk meng-upgrade kostum mereka. Namun yang mereka temui hanyalah kepulan asap dari dalam studio. Salah seorang gadis dengan name tag Hatsume Mei. Power Loader selaku penanggung jawab menatap datar gadis itu, dia menghela nafas panjang.
"Sudah aku bilang kan? Jika kau hanya mengacau aku akan mengusirmu!" Serunya sembari menampar punggung gadis itu. "Yang datang kemari hanya orang-orang unik saja, selain dia saat itu ada siswa berambut perak, dia kalem sih, tapi sekali bicara nyelekit. Yah.., walaupun sekarang sudah mengundurkan diri."
Baik Iida maupun Uraraka menatap datar seolah kenal dengan orangnya, "Kami tahu siapa itu."
"Baiklah ada yang ingin diubah dari kostummu?" Tanya Power Loader.
Midoriya terpikirkan perkataan gadis itu, padahal sebelumnya All Might sudah pernah membahasnya secara tersirat, seakan mendapat pencerahan, dia membicarakan hal yang ingin dia kemukakan.
Satu-satu murid kelas A berdatangan, meminta hal yang dapat menunjang quirk mereka, tentu saja Power Loader dan Hatsume mendengarkan sekaligus melakukan peng-upgrade-an untuk mereka.
"Aku terpikirkan sesuatu." Ucap Power Loader membuat murid kelas A yang tengah berkunjung tersentak.
"Apa yang anda pikirkan sensei?"
"Kelas AC itu masih ada kan? Aku belum pernah menemuinya lagi selain saat persiapan festival olahraga, serta salah satu dari mereka magang di sini." Akunya.
"Benar juga, mereka bahkan tidak memakai kostum, hanya kostum seragam berupa setelan loreng dengan tudung dibagian kepala."
"Kelas AC? Memangnya ada ya?" Hatsume Mei bertanya, walaupun dia tidak terlalu peduli dengan hal lain selain produk ciptaannya.
"Anak ini! Kau tak tahu salah satu siswa kelas itu pernah magang di sini? Kalau tidak salah Horibe Itona, dia memang penemu handal meskipun fokus utamanya bukan support quirk, tapi alat-alat ciptaannya tak bisa dianggap remeh. Seperti robot tikus, pisau pena, bahkan robot keamanan."
"Oh.." Komentar Hatsume begitu mendengarnya.
Lagi-lagi Power Loader menghela nafas. "Dasar egois. Padahal ciptaanmu saja diberi masukan darinya. Dan rongsokan ulahmu dia ubah menjadi granat."
***
4 hari berlalu, kini tiap murid sudah menemukan jurus jitu miliknya sendiri, seperti Midoriya yang memanfaatkan kakinya untuk melakukan one for all full cowl shoot style. Teknik yang berpusat pada kakinya untuk menendang menggunakan kekuatan one for all. Tepuk tangan meriah memenuhi area gym, tanpa sadar perubahan pada Midoriya sanggup menjadi bahan konsumsi publik.
"Hebat." puji yang lain.
"Kau sudah menemukan gayamu sendiri." Puji All Might. Midoriya agak salah tingkah dibuatnya, beberapa teman kelasnya memuji walau begitu ada seorang yang menatap kesal seakan kalah darinya.
"Kurasa setiap murid di sini sudah berkembang dan tak ada yang tertinggal." Ucap Kirishima.
"Benar, tak ada seorangpun yang tertinggal." Kaminari menimpali.
Yoshida Taisei mengikat gentong kecil di bagian pinggang, gentong berisi pasir agar dia tidak usah membuat terlebih dahulu. Chiba dan Hayami keduanya menyediakan tempat untuk membawa ranting cadangan, layaknya poket penyimpan pistol beserta isinya. Terasaka mengenakkan pelindung, walaupun dia tahan terhadap berbagai serangan selama 5 menit namun tak menutup kemungkinan untuk terluka karena dia tetap seorang manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanfictionApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...