Meskipun sudah memasuki liburan musim panas, namun tidak ada kata libur dalam kelas E. Sebagai kelas tersingkir dari rantai utama, mereka harus mengikuti kelas musim panas. Dengan rasa malas dan musim libur mereka duduk di bangku mendengarkan penjelasan guru.
"Hah? Ujian masuk SMA UA???" seru murid kelas 3E.
"Yup." Ucap Koro-sensei.
"Kenapa? Tidak bisakah kalian saja yang mengajar kami?" Tanya Kimura.
"Karena kalian memiliki quirk, sedangkan kami para sensei tanpa quirk. Ingatkan kalian harus belajar dari ahlinya untuk menjadi ahli?" Jawab Koro-sensei.
"I-iya sih."
"Tapi sensei, aku, Takebayashi, serta Hara-san quirk kami hanya berfungsi untuk orang lain. Alias kami tuh support." Ucap Muramatsu.
"Memang, tapi jika kalian salah jalan dan malah menjadi support untuk orang jahat bukankah akan merugikan kalian sendiri?"
Koro-sensei melihat murid-muridnya, senyuman terukir di wajahnya, "Untuk itu, sensei akan ajarkan kalian soal tes masuk. Dan untuk tes kemampuan akan sensei carikan cara lain untuk kalian yang hanya support."
Dengan seksama, Koro-sensei mengajari mereka satu persatu. Dibantu dengan mereka yang ahli di bidangnya ikut mengajari teman yang lain.
Karma memang yang paling pintar di hampir semua mata pelajaran, meskipun dia mengaku buruk dalam bahasa Jepang mengajari Terasaka dan grupnya. Alasannya karena hanya Karma saja yang sanggup menghadapi Terasaka.
Dari bangku miliknya Nagisa belajar berkelompok dengan anggota timnya + Kayano.
"Nagisa, menurutmu apa kita bisa lolos ujian masuk?" Kayano melirik gadis yang sama pendek dengannya.
"Kita pasti bisa, karena kita memiliki guru yang hebat." Jawab Nagisa dengan senyumannya.
"Yang jadi permasalahan, UA terkenal dengan jurusan hero, pasti tidak hanya tes pelajaran saja dong?" Komentar Maehara.
"Benar juga, mungkin kita harus mengalahkan musuh berupa robot-robot? Entahlah aku tak paham."
Kelas musim panas berbeda dengan kelas biasa. Jika kelas pada biasanya pulang sore, maka kelas musim panas akan usai tengah hari. Ya tengah hari saat matahari lagi tinggi-tingginya menyinari bumi dengan cahayanya.
"Baiklah, kelas udah usai untuk hari ini." Ucap Koro-sensei.
"Hee~ sudah selesi? Padahal aku baru mulai." Ucap Karma dengan wajah sendu. Sedangkan yang diajar olehnya– terutama Terasaka sudah hampir mati terlihat dengan nyawanya sudah keluar dari tubuhnya.
'Kau pasti niat untuk membunuhnya kan Karma?!' Batin seisi kelas.
"Karma, kerja bagus sudah mau mengajari Terasaka-kun." Nagisa menarik ujung kemeja surai merah itu membuat sang adam menoleh.
Karma menggaruk lehernya salah tingkah, 'Kau curang Nagisa, kau curang.' batinnya berteriak.
"Hara-san." Suara rendah dengan eskpresi malas ala Horibe Itona sembuat sang hawa mendongak.
"Ada apa Itona-kun?"
"Karena quirkmu support aku buatkan ini, bisa membantumu untuk melewati ujian nanti."
"Tenang saja, akan aku buktikan kemampuan gadis gendut nan tangguh!" Ucap Hara bersemangat.
"Sensei lupa bilang, ujian kalian akan beraneka ragam, mulai dari ujian fisik hingga quirk. Sensei yakin ujian fisik kalian pasti sanggup, kalau ujian quirk sensei sendiri tak tahu seperti apa teknisnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanfictionApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...