Hari ini latihan pengembangan jurus jitu seperti biasa, murid kelas A berkumpul dan berlatih dengan serius, dikarenakan ujian lisensi sementara tinggal seminggu lagi. Namun yang berbeda dari latihan ini ialah tak adanya murid kelas pembunuh, hanya terlihat Isogai Yuuma serta Kataoka Megu yang merasa tak enak dengan Aizawa Shota selaku guru mereka.
Aizawa menghela nafas, "Jadi kalian sekelas beneran ngambek?" Suasana gym DIL terlihat seperti biasa dengan banyaknya keributan khas orang sedang latihan.
Isogai Yuuma menggaruk rambutnya yang tak gatal, "Maaf ya, sensei pasti banyak pikiran. Aku bisa memahami apa isi pemikiran mereka, mungkin jika kemarin kami diizinkan untuk kembali dan tidak mendengarnya kurasa akan baik-baik saja."
"Tapi seriusan deh, memangnya pembunuh profesional tidak ada lisensi?" Kirishima merasa penasaran dengan dunia pembunuhan.
"Menurut Koro-sensei dan Bi- maksudku Irina-sensei sih tak ada. Pembunuh bayaran itu kegiatan dunia bawah tanah, jika kau ketahuan disaat itu juga hidupmu mati. Harus cakap dalam segala bidang yang menunjang dalam pendekatan dengan target." Jelas Kataoka.
"Cakap? Bisa berikan contoh?" Iida Tenya menghentikan latihannya justu ikut berdiskusi mencari jalan keluar.
"Misalnya begini, anggap saja target kalian Bakugo Katsuki."
Mendengar namanya disebut Bakugo Katsuki langsung terjun menghampiri dua murid kelas pembunuh itu. "TEME!! KENAPA KAU MENYEBUT NAMAKU!!"
"Kacchan-kun, tenang kita hanya diskusi." Seru Kirishima. "Kau bisa melanjutkannya."
"Jika aku menjadikan Bakugo sebagai target, aku akan mencari segala informasi tentang dirinya. Dan mendapatkan makanan favoritnya itu makanan pedas. Tentu kita tidak bisa asal memasukkan perasa pedas tanpa memperdulikan cita rasa bukan? Untuk itu kita juga butuh keterampilan memasak dan menghidangkannya secara apik. Mencampurkan racun tanpa membuat racun itu terendus itu juga merupakan skill, jangan lupa kemampuan persuasif membujuknya untuk makan itu juga penting, kan tidak lucu kalau kau ingin membunuhnya tapi kau tidak bisa meyakinkannya untuk memakannya bukan?" Jelas Isogai panjang lebar.
"Jadi tak ada badan yang menaungi lisensi pembunuh?" Iida Tenya mengusap dagunya mencoba menerka informasi.
Baik Kataoka dan Isogai Yuuma menggeleng, "Tidak ada."
"Kalau begitu kenapa kalian ngambek karena tidak diajak ikut lisensi pahlawan profesional?" Seperti petir yang menyambar pohon tinggi, Kaminari Denki ikut menyambar obrolan.
"Bukankah penggunaan quirk tanpa lisensi itu dilarang? Untuk meyakinkan target saja. Sama seperti begini, kau berniat untuk memanggil guru pedang pilih yang berlisensi atau tanpa lisensi?"
"Itu jawaban mudah bukan? Tentu saja memilih dengan lisensi, jadi kita bisa tahu dia sungguh berbakat atau tidak." Ucap Kaminari.
"Begitu juga dengan penggunaan quirk bukan? Jika kau memiliki lisensi peluangmu akan semakin besar."
"Aku mengerti, lalu? Langkah kalian selanjutnya?" Midoriya menyudahi latihannya lantaran melihat segerombolan orang sedang berbincang.
"Hmm..., mungkin meminta rekomendasi dari Nezu-sensei? Kalau tidak dapat juga ya kami mengundurkan diri. Lagipula untuk apa tetap di sini? Koro-sensei dan 3 rekan kamipun sudah mengundurkan diri."
"Kalian ini mudah sekali ya mengundurkan diri?" Bakugo menyilangkan tangannya di belakang kepala menatap dengan jengah kepada murid pembunuh yang semudah itu menyerah.
"Bagaimana ya? Kurasa homechooling jauh lebih asik. Agak mirip dengan les, waktunya fleksibel jadi bisa meningkatkan keterampilan dalam hal lain." Ucap Isogai Yuuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assain Vs Hero
FanficApa jadinya jika murid kelas pembunuh tiba-tiba memiliki quirk? Dan Koro-sensei dapat kembali ke bentuk manusia? Apa jadinya jika murid kelas pembunuh terpaksa memasuki UA bahkan sebelum penerimaan murid baru UA? Lantas siapa yang akan menang? Calon...