"Nih." Menyerahkan amplop coklat lagi ke arah Lio.
Lio yang sedang duduk di bangku samping kemudi melirik amplop itu sebentar, kemudian menatap Alby.
Menaikkan sebelah alisnya dengan wajah datarnya.
Alby menghela nafas."bayaran kiss tadi."
Emilio mengerti sekarang, berarti semua yang Alby dapat dari dirinya, Alby menghargainya dengan uang.
Apakah dia menjadi pelacur pribadi pria di hadapannya ini?.
Kalau gitu,
"Ok." Menyimpan Amplop tersebut dalam tasnya, ia pun menatap lurus ke depan lagi tanpa menengok ke arah Alby di sampingnya.
Rezeki tak boleh di tolak, pamali katanya.
Alby yang sedang fokus nyetir, sedari tadi tak lepas curi curi pandang terhadap Lio di sampingnya
Lio yang sadar pun menghela nafas, memutar kepalanya sembari bersandar melihat ke arah Alby.
"Kenapa?."
Alby kembali fokus ke depan, melihat ke jalan, dia tepergok. Tapi tetap berusaha biasa biasa saja.
Lio kembali melihat ke depan, melihat banyaknya pengendara yang berlalu lalang.
"Kalau nggak ada, berhenti curi curi pandang, Kalau mau liat gue, liat aja. Gratis juga, dan kalau ada yang salah. Ngomong.""Di Kantin."
Alby membuka mulutnya, hal yang ia dengar membuat Emilio mengerutkan keningnya, lantas melihat lagi ke arah Alby.
"Kantin?."
"Pacar Lo? Lo selingkuh di belakang gue?." Matanya menajam ke arah jalan, tak ada melihat ke arah Emilio sedikitpun.
Emilio tersenyum miring. "Cemburu?."
"Nanya doang."
Emilio mengedikkan bahunya acuh, berarti dia tak perlu menjawab. Beda lagi kalau pria itu bilang, dirinya cemburu.
"Jadi, kita mau kemana?. Kencan?. Gue rela loh ambil cuti kerja. Kalau nggak penting. Mending gue kerja."
"Lo bisa nyebut judulnya apa, tapi yang jelas. Kita pergi ke toko seragam dulu."
Lio mengerutkan dahinya bingung.
"Hah?."Alby menengok ke arah Emilio. Pas saat itu lampu lalu lintas sedang merah, jadi dia bisa menatap Emilio lama. "Baju Lo udah nggak layak di pakai, atau emang Lo sengaja memakainya? Pamer?."
Lio melihat ke bawah, melihat ke arah tubuhnya, di mana tubuh yang di tutupi baju itu memang sedikit ngepas ke tubuhnya.
Awalnya dia tidak berniat untuk mengganti seragam dulu, karena fokus untuk menabung dan biaya gym.
Tapi tak di sangka kalau Alby akan terganggu akan hal itu.
"Bukan sengaja atau pamer, tapi gue memang hanya mempunyai satu seragam."
Alby menatap mata Lio lekat."kenapa nggak Di beli?."
Lio mendongak, menatap Alby yang sedang mengeraskan rahangnya menatapnya.
"Lo fikir gue orang kaya? Yang bisa beli barang apapun yang gue mau?."Tinnn
Suara klakson yang bersautan di belakangnya, membuat Alby menatap kembali ke jalan, menjalankan mobilnya dengan cepat, sampai akhirnya mereka pun sampai di sebuah mall.
Memarkirkan mobilnya, dan ketika Emilio ingin keluar, bahunya di tahan oleh Alby.
Emilio berhenti, lalu melihat ke belakang ke arah Alby yang masih menatapnya
"Kita belum selesai, masih ada yang mau gue bicarakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...