14. BUKAN TEH KOTAK BIASA.

16.4K 1.1K 9
                                    

Ferga yang baru sampai di sekolah, berjalan dengan santai masuk kedalam area sekolah, dan tak sengaja melihat Rain yang berada di arah yang berlawanan dengannya.

Ketika ingin melambaikan tangan, Ia pun di halangi Oleh Lio yang juga berjalan di hadapannya, berjalan menuju kelasnya, tanpa melihat dirinya ada.

Ketika Emilio sudah berjalan melewatinya, ia pun mencoba melambaikan tangannya kembali ke arah Rain.

Ketika tangannya mulai terangkat, pandangannya langsung tertuju, k
Kepada Rain yang menatap punggung Emilio di depannya sembari tersenyum, dan lalu ia mengikuti Emilio dari belakang menuju kelasnya juga.

Ferga sedikit bingung, fikiran negatif mulai muncul di otaknya, "apa Rain menyukai Emilio?.'

Menggelengkan kepalanya, mengenyahkan fikiran negatif itu, berjalan masuk menuju kelas Emilio, untuk menyapa pria itu.

Ketika sampai, ia pun langsung di hadiahi Oleh emilio yang duduk sembari bertopang dagu menatap keluar.

Mengebrak meja pria itu kuat, mencoba mengagetkannya.

"Anjing! Kepala Lo kek babi."

Ferga tergelak, Lio yang melihat itu pun menatap pria itu tajam.

"Apaan?!."

Ferga menduduki tubuhnya di hadapan Emilio, dengan punggung kursi di depannya.

Melipat kedua tangannya di permukaan punggung kursi itu.

"Lo kenal, Rain?."

Dengan menopang dagunya ia menatap Ferga. "Kelas mana?."

"Katanya, IPA 1."

Emilio diam sebentar, dia merasa tidak mengenal pria dengan nama Rain sebelumnya, mencoba memutar otaknya, dan seketika itulah Memori memori soal seorang pria dan dirinya berada di sebuah perpustakaan langsung masuk di otaknya.

Ah, memori Emilio yang asli, tiba tiba masuk lagi.

Memijit kepalanya pusing, ia pun mengangguk.
"Kenal."

Ferga membulatkan matanya sempurna, dengan mendekatkan Wajahnya lebih dekat ke arah Emilio ia berujar.
"Kok tau? Lo Deket ya sama dia? Kenal di mana?."

Emilio berangsur memundurkan kepalanya, lalu dengan kesal pun ia mendorong kepala Ferga mulai menjauh.

"Mulut Lo bau kambing."

"Hah." Mencoba membau i bau mulutnya sendiri dengan menghembuskannya ke telapak tangannya. ia menatap Emilio.

"Nggak bau tuh."

Emilio memutar bola matanya malas.
"Bodoh bet."

"Lebih penting dari itu, jawab pertanyaan gue dulu."

Emilio diam sebentar, kemudian mengulurkan tangannya, ia tersenyum. "Adakah seratus?."

Ferga menatap Emilio, melihat pria itu yang menaik turunkan alisnya membuat ia sedikit kesal, tapi terlihat lucu juga, kalau di lihat liat.

Menyalipkan tangan di kantong celananya, ia pun mengeluarkan satu lembar uang seratus ribu, dan meletakkannya di tangan Emilio.

Emilio menatap uang itu dengan senang, lumayan.

Mengantongi uang itu lagi di kantongnya, ia menatap Ferga.
"Kalau nggak salah, nama lengkapnya,  Adiwata Rain, Gue kenal dia di perpustakaan, karena gue suka buku. Yaudah, kita jadi lebih kenal."

Emilio menatap Ferga, ia menyipitkan matanya. "Apaan nanya nanya."

Ferga menatap Emilio dengan tersenyum.
"Dia milik Gue."

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang