"Lo yakin mau ngelanjutin ini?. Dia nangis loh.."
Emilio yang sedang bersidekap dada, berdiri di arah kanan Emilio, tempat yang agak jauh dari tempat pria itu berada Saat ini.
Sehingga Alby pun tak akan menyadari kalau dia ada di sini.
Melihat ke arah Ferga di sampingnya, ia mengangguk.
"Kenapa harus berhenti?." Ia tersenyum miring."Lo... Nggak kasihan?."
Emilio langsung melihat ke arah Ferga, ketika kata kata tersebut langsung keluar dari mulut pria itu.
"Kasihan?. Kenapa?." Ia tergelak. mengatakan hal itu saja mampu membuat dadanya penuh ingin meledakkan sebuah tawa."Humm, Lo.. kasihan?." Emilio menatap Ferga balik bertanya.
"Bukannya, ini Terlalu cepat buat Lo untuk kasian?."
Ferga nggak tahu mau membalas apa, dia hanya diam menatap ke arah wajah Emilio, wajah yang tergelak dengan mata yang fokus melihat ke arah Alby tanpa niat menenangkan pria itu sedikit pun.
"Ngomong ngomong, wajah Lo nggak papa? Nggk jadi ke UKS?."
Ferga yang melihat ke arah Alby yang berdiri sedang menundukkan kepalanya, walaupun ia menunduk, tetesan air matanya masih terlihat.
"Gue kabur dari gadis itu."
"Kenapa? Bukannya bagus?. Lo dapat gadis cantik kek Jenni?."
Ferga menggeleng sembari menghela nafas. "Gue nggak suka Cewek type kek dia, type agresif yang rela ninggalin seseorang yang saat ini ada sama dia karena adanya orang lain itu, menjijikkan."
Emilio menatap Ferga, kemudian menganggukkan kepalanya, lalu melihat ke arah Alby lagi sembari memasukkan tangannya di kantong celana Alby.
"Umm, gitu."Ferga mengangguk.
Menghela nafas, Emilio melihat ke Arah Ferga.
"Thanks.""Untuk?."
"Lo nggak ngebales pukulan Alby, karena gue kan?."
Ferga diam, sedikit kaget dengan lontaran yang di ucapkan oleh emilio.
Emilio yang melihat keterdiaman Ferga sedikit Terkekeh. "Gue tau itu. Walaupun sebenarnya Lo nggak perlu Nahan diri."
"Nahan diri? Jadi nggak perlu?."
Ferga sungguh bingung dengan membulatkan matanya sempurna, dengan mata dingin Emilio yang melihat ke arah Alby."Kenapa ekspresi Lo kayak nyesel?."
"Lo nggak liat wajah gue bonyok? Bersabar untuk nahan diri, ternyata nggak perlu, huh."
Emilio tergelak, menganggukkan kepalanya, ia menghela nafas di akhirnya.
"Satu pukulan, atau dua pukulan mungkin nggak papa. Mana tau karena pukulan tersebut bisa membuat dia lebih cepat merangkak ke arah gue.""Sehingga dia mengerti, Nggak ada yang benar benar berpihak ke dia kecuali gue. Tapi sayang sekali, sekarang. dia juga kehilangan gue."
"Maksud Lo?."
Emilio menghela nafas sembari mengangguk.
"Kita Udah putus."
Ferga membulatkan matanya sempurna, ia kaget.. merasa kasihan terhadap Emilio, tetapi ia urungkan.
Karena wajah Emilio saat ini benar benar tak butuh belas kasihannya.Karena yang paling butuh sekarang adalah Alby. Pria yang saat ini masih belum menghentikan tangisnya.
"Lalu, apa rencana Lo selanjutnya?."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...