Sudah Dua Hari berlalu sejak Alby yang di pindahkan ke rumah sakit Yang fokus akan kesembuhan jiwanya. Dan Saat ini Emilio Sedang duduk di kelas dengan Menelungkupkan kepalanya di atas meja sembari melihat ke arah kursi Alby yang kosong tak berpenghuni, mengabaikan Buk Farah yang sedang mengajar di depan.
"Gue merindukannya." Gumamnya dengan masih melihat ke arah kursi kosong itu.
Diam sebentar, sehingga Ide Gila muncul di otaknya, tersenyum licik ia pun mengangkat tangannya ke arah buk Farah.
"Iya, ada apa Emilio?."
Emilio melihat kesekeliling, dimana teman temannya yang sudah ikut menatapnya. "Permisi toilet buk." Jawabnya.
Farah menganggukkan kepalanya. "Yaudah, silahkan."
Emilio tersenyum simpul, ia pun berpamitan untuk keluar di kelas.
Bukannya menuju toilet, malahan pria itu berjalan dengan santai menuju ke belakang sekolah.
Ketika sudah sampai, ia pun mendongakkan kepalanya, pagar yang menjulang tinggi berada di depannya membuat ia mendecih.
Melihat kesekeliling, mencari sesuatu yang bisa di gunakannya, tanpa sadar tangan yang memegang bahunya membuat ia kaget.
Terdiam, berangsur angsur melihat ke belakang. Di sana, Ferga sedang menatapnya bingung.
Emilio bernafas lega, setelah itu ia memukul kepala Ferga kuat. "Ngagetin aja Lo."
"Anjing."Ucap Ferga sembari menggosok bagian kepala yang di pukul Emilio tadi.
"Mau bolos Lo?."
Emilio kembali melihat kesekeliling, dengan menganggukkan kepalanya.
"Nah, Fer.. bantuin gue. Sini.. Lo berdiri, gue pen naikin Lo untuk bebas."
Ferga yang mendengar hal itu menatap Emilio sengit. "Gila kali."
"Ayolah, anjir... Sini!!!." Emilio mendorong punggung Ferga paksa.
"Ck, nyusahin banget!." Gerutunya tapi tak khayal Ferga tetap menurut.
Emilio yang melihat Pijakan di depannya pun tersenyum sumringah, menjadikan pinggang celana Ferga sebagai tumpuan, dengan gampang ia pun berhasil naik.
Setelah berada di atas, ia melihat Ferga lagi. "Terimakasih monyet! Kaulah... Sahabat terbaik.... Aku!!."ucapnya dramatis.
Ferga yang mendengar hal itu menatap Emilio tajam. "Brisik sekali lagi, Gue paksa lo turun ke sini lagi."
Emilio Terkekeh, melihat ke arah balik tembok nya, berusaha untuk melompat turun. Tapi sebelum itu, ia menatap Ferga.
"Pulang sekolah nanti, tolong ambilin tas gue!!. Gue pergi dulu.. bye monyet!."
Setelah itu, ia pun melompat turun dengan selamat.
Dengan suasana hati yang gembira, ia pun berjalan pergi.
•√
Emilio turun dari angkot, melihat Gedung berwarna putih yang menjulang tinggi itu dengan masih memakai seragam.
Berjalan masuk, dimana banyaknya pasien yang selalu di iringi dengan Perawat, berjalan berdampingan.
Semuanya tampak tak jelas, ada yang tertawa dengan melihat ke sana kemari, bengong melihat burung, mengejar kucing yang kebetulan lewat, membuat perawat yang di sampingnya terasa kewalahan di buatnya.
Dan ada juga yang duduk di atas kursi roda, di bawah pohon rindang menatap lurus ke pancuran air yang di bawahnya terdapat banyaknya burung yang sedang memakan biji bijian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...