42. PEMUDA GILA

13K 1K 150
                                    

Dengan mata yang menyorot tajam, berjalan di kegelapan malam dengan menyeret tongkat bisbol di tangan kanannya. Sehingga suara gesekan Nyaring dari tongkat dengan jalan membuat Preman yang sedang sibuknya ketawa ketiwi di ujung jalan, celingak celinguk menatap ke arah suara yang datang tanpa mengetahui siapa itu.

Pandangan yang tak bisa teralihkan ke arah lain, Emilio masih berjalan dengan tegap, emosi yang meledak ledak dengan kuku tangan yang memutih, memegang tongkat bisbol dengan kuat.

Hingga perawakan wajah Emilio mulai terlihat samar karena lampu jalan yang terkesan redup.

Sehingga, salah satu dari preman tersebut. Menatap ke arah Emilio dengan menampakkan giginya tersenyum.

Dan kedatangan Emilio di Songsong oleh dua orang preman.

"Wahh, kamu datang untuk memberikan bayarannya?."

Emilio melihat kedua preman itu, dengan mulut yang masih terkatup rapat, memegang tongkatnya dan mengangkatnya tinggi tinggi dan...

Krekk.

"Akh!!."

Tongkat tersebut terayun sempurna mengenai lengan preman tersebut sehingga melontarkan bunyi kretek bersamaan dengan Teriakan kesakitan.

"Apa ini." Salah satu preman yang lain menatap Emilio dengan takut takut meminta penjelasan.

Melirik pria itu, Emilio kembali mengayunkan tongkat bisbolnya lagi dan...

"Krem.. akh!!."

Teriakan kedua terdengar.

Mereka berdua masing masing memegang lengannya kesakitan, membuat Emilio masih belum membuka mulutnya untuk berbicara.

Kembali melihat ke depan, menatap tiga orang preman yang sedang menatapnya.

"Hei, tenang tenang! Ada apa? Kenapa kamu memukul anak buah saya, bukan ini kesepakatan kita."

Pria dengan perut buncit itu, dengan hidung yang yang di lekatkan perban berbicara kepada Emilio dengan menegakkan tubuhnya.

Emilio berjalan mendekat, seketika pria buncit itu ketakutan, menatap mata tajam gelap milik Emilio yang berbeda dari saat itu. Di tambah aura membunuh dari Emilio mampu membuat ia tak mampu melihat Emilio lebih jauh.

Dan langkah Emilio dimatanya mulai lebih cepat melangkah, ia menatap dua orang anak buahnya.

"Kenapa kalian diam!!! Serang pemuda gila itu?!!!." Ia berteriak.

Mau tak mau, dua orang preman itu mengikuti, dengan berbarengan mereka pun berlari ke arah Emilio.

Emilio memegang tongkat bisbol nya kuat, kemudian mengayunkan tepat ke arah salah satu wajah dua preman itu, setelah selesai ia menunduk ketika merasakan layangan tinju akan datang kepadanya, dan benar saja.

Bogeman yang awalnya menarget dirinya kini susah berada di wajah pria yang ia pukul dengan tongkat bisbol tadi.

Seketika pria itu tersungkur dengan darah yang mengucur deras pada hidung dan mulutnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN!! KAU MELUKAINYA!!."

Pria yang melayangkan bogeman nyasar tersebut seketika tarik mundur, "SORRY BOS!!." Ia berujar ketakutan.

Melihat betapa lengahnya preman tersebut, Emilio tak bisa menyia-nyiakan kesempatan, mengayunkan tongkat bisbolnya hingga tepat mengenai betis pria itu, sehingga kaki pria itu terasa lemah dan tanpa aba bersimpuh dengan tumpuan lututnya.

Lalu Emilio pun menggerakkan lututnya kuat, hingga mengenai dagu pria itu, ketiak pria itu ingin tersungkur, Emilio menghantamnya kuat dengan kakinya di rasa belum puas, Ia mendecih kesal.

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang