Di meja makan, dengan bunyi dentungan sendok, membuat suasana di sana terasa lebih sunyi.
Emilio yang memakan makanannya dengan santai, sedangkan Yuli sedari tadi mencuri curi Pandangan terhadap Pria itu.
"Ibu mau ngomong? Ngomong aja."
Yuli tersentak, lalu ia mengangguk.
"Waktu di rumah Den Alby kemarin, Itu.. ibu..."Emilio tersenyum, karena kepingan kepingan Ingatan tentang hal itu sudah masuk ke otaknya, lebih kurang Emilio mengerti, kenapa ibunya bersikap seperti itu.
"Ibu nggak perlu mikirin hal itu, Lio ngerti kok. di sana, Ibu nggak di jahati kan? Kalau iya, mending ibu berenti aja."
Yuli menggelengkan kepalanya kuat, menolak gagasan yang di ucapkan oleh Emilio.
"Nggak kok, Ibu di perlakukan dengan baik di sana, apalagi oleh den Alby. Den Alby nggak pernah nyuruh bibi ini itu, apapun, den Alby lakukan sendiri."Emilio menatap Yuli. "kalau lagi menceritakan Alby, bisa ibu nggak usah panggil Den? Dia bukan tuan muda di obrolan kita."
"Tapi, Den Alby tuan muda di pekerjaan ibu."
Emilio menghela nafas. "Tapi tidak ketika ibu tidak bekerja."
Yuli mengangguk."ibu mengerti."
Emilio tersenyum. "Kalau gitu, sepertinya Alby udah jemput Lio di depan, kalau ibu butuh uang, ambil di dalam lemari Lio, Lio berangkat dulu."
Yuli tersenyum, ketika ingin mengantarkan Lio ke depan pintu, pria itu menolak.
"Ibu lanjut makan aja, Lio bisa sendiri."Yuli kembali duduk, menatap punggung putranya. "hati hati ya nak."
Emilio pun melangkahkan kakinya keluar rumah, dimana Alby yang berdiri bersandar di mobilnya sembari menatapnya intens.
Berjalan mendekat, Emilio pun sedikit memegang pipi Alby, mengelus nya lembut.
"Ngapain?."Emilio menggeleng. "Nggak papa."
Setelah mengatakan itu, Mereka pun masuk ke dalam mobil, dan melaju ke area sekolah.
Sesampainya di parkiran mobil, Emilio langsung turun, ketika ingin melangkah pergi, suara Alby menghentikannya.
"Bareng."
Emilio menatap pria itu. "Yakin? Nanti di tuduh yang enggak enggak, nggak bakal malu?."
Alby menggeleng. "Kapan gue malu?."
Emilio mengedikkan bahunya acuh, menunggu Alby yang berjalan mendekat ke arahnya, ketika Alby sudah berada di sampingnya. "Terserah lo." dengan berjalan beriringan, mereka pun menuju kelas.
"Mil."
"Hmm?."
"Akhir pekan Lo sibuk?."
Emilio menatap Alby, sedikit aneh dengan lontaran yang di ucapkan alby. Jika di fikir fikir, akhir akhir ini, Alby memang sering memulai pembicaraan denganya, berbeda dengan puing ingatan yang masuk ke otaknya, Alby benar benar berubah.
Pria yang biasanya tidak peduli akan dirinya, Alby yang biasanya hanya berbicara sepatah kata dua kata, semenjak dia menempati tubuh Emilio, pria itu lebih dulu banyak bicara terhadapnya.
"Sibuk, ada apa?."
"Kosongkan, Lo pergi bareng gue."
Emilio menggeleng. "nggak bisa."
Alby menatap pria itu sembari menautkan alisnya, kali ini ajakannya benar benar di tolak mentah mentah oleh Emilio.
Alby yang merasa kecewa pun berjalan mendahului emilio. "Oh."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...