Emilio keluar dari kamar Alby dengan penampilan yang acak acakan. Kancing teratas nya sudah terbuka dengan baju kusut karena Alby yang memeluknya erat tadi.
Bahkan, di tambah dengan perlakuan Alby waktu di kamar tadi.
Menutup wajahnya lalu melihat ke arah selangkangannya, ia pun menggeleng pelan.
Turun melewati tangga, niat hati ingin pamit, keberadaan Riko membuat Emilio menghentikan langkahnya
Riko adalah ayah dari alby, yang sangat menentang hubungan mereka, tersenyum canggung, Emilio hanya berusaha merespon baik tatapan tajam dari pria dewasa itu.
"Kemarilah."
Emilio mengangguk, berjalan menghampiri Riko yang saat itu duduk di sofa ruang tamu, dengan laptop di pangkuannya.
Menaikkan sebelah kakinya, membuka kaca mata yang bertengger di hidungnya.
"Duduk."
Emilio menurut, ia pun duduk di depan pria dewasa itu dengan sopan.
Dengan tatapan yang tak ada kesan ramah sama sekali, ia melihat ke arah Emilio menelisik penampilan Emilio dari atas sampai bawah.
Mengelus keningnya frustasi."berandalan mana pula yang di bawa Alby." Gumamnya.
Emilio mengerutkan keningnya bingung. "Maaf?."
"Kamu, kekasih Putra saya bukan?."
Mengerti tak mengerti, Emilio hanya mengangguk bingung.
"Emilio, benar?."
Emilio lagi lagi mengangguk."kenapa ya om?."
"Kamu sudah berubah banyak saya lihat. Dulu, pertama kali Alby membawa mu ke rumah, kamu memiliki tubuh yang lebih kecil dari ini, dan sepertinya waktu memang berlalu dengan cepat, lihatlah kamu sekarang."
Emilio melihat dirinya sendiri, tidak ada yang salah menurutnya, tapi kenapa pria dewasa di depannya ini sangat bertele tele?.
Cukup bilang. "Tinggalkan putra saya."
"Sudah kamu apakan putra saya?."
Emilio menatap Riko, dia belum melakukan apa apa terhadap Alby, pria itulah yang sudah mengapa apakan tubuhnya.
Contohnya seperti tadi, sehingga ia dalam masalah sekarang.
"Belum saya apa apakan om, Grepe Grepe dikit."
Riko membulatkan matanya sempurna, sungguh sangat tidak sopan jawaban yang di lontarkan oleh pemuda di depannya ini.
"Tinggalkan putra saya."
Emilio tersenyum miring, keluar juga kata kata yang ada di fikirannya.
"Putra saya akan mendapatkan semua harta kekayaan saya, dia akan saya Kuliahkan sampai S3, kamu? Sampai S berapa biar bisa menyaingi anak saya?."
Emilio berdiri, sepertinya duduk di sini hanya membuang buang waktunya. "Maaf om, om nanya sampai S berapa? Sampai Stress om, saya pamit undur diri."
Tanpa berbalik, Emilio pun berlalu pergi meninggalkan Riko yang sepertinya pandangannya mengeras ke arahnya.
"Hei, saya belum selesai."
Emilio berhenti tanpa berbalik. "Maaf om, saat ini saya sedang dalam masalah yang di sebabkan oleh anak om sendiri, dan ini tidak bisa di tunda om, Kita lanjutkan lain kali."
Setelah mengatakan itu, Emilio pun berlalu pergi dari rumah besar itu.
Berjalan ke arah pagar rumah Alby, memberhentikan taksi yang kebetulan lewat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]
Teen FictionBagaimana jadinya kalau seorang pihak atas tiba tiba bertransmigrasi kepada tubuh yang biasanya menjadi pihak bawah. Dia Eliot Fransisco, Seme top markotop, yang sangat Ahli dalam ranjang, Tubuh profesional yang maskulin, perut kotak kotak yang sa...