EPILOG

15K 935 171
                                    

Saat ini suasananya sangat ramai, banyak mahasiswa berkeliaran kesana kemari dengan suka ria walaupun saat ini bulan dan bintang sudah menampakkan wujudnya. Benar, saat ini dirinya sedang menghadiri kelas malam di kampusnya.

duduk di kursinya sembari menopang dagu menatap seorang pria populer yang di kelilingi banyak orang di sekitarnya.

Pria itu benar benar menarik perhatian banyak orang, dengan kepribadian yang ramah dan sopan, dia mampu membuat banyak orang mendekatinya, berbeda dengan dirinya. Alby yang cendrung dengan sikap dinginnya, sehingga tak ada satupun orang yang mendekatinya mengajak berteman.

Sungguh tak ada bosannya ia melihat wajah tampan itu tiap hari, bahkan Ketika bangun pagi. Pertama Kali yang ia lihat adalah wajah lelap pria itu yang tertidur di sampingnya, kemudian mandi bersama untuk siap siap pergi ke kampus, lalu sarapan bersama, bermain bersama, melakukan banyak hal bersama. Mereka berdua benar benar menghabiskan banyak waktu berdua.

Setiap kali kita melakukan semua hal bersama sama, setiap itu juga lah ia tersenyum kecut.
Semua itu benar benar menjadi khayalan termanisnya.

tenggelam kedalam khayalannya sendiri, sembari menatap wajah pria itu, Tiba tiba saja pria itu mengerlingkan sebelah matanya, mencoba menggodanya membuat Alby malu sendiri, mau tak mau.. ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Dengan Hanya perlakuan singkat tersebut, tapi mampu membuat wajahnya memerah dan jantungnya berdetak sangat kencang.

Dia tersenyum.

Benar, Pria itu.. Eliot Fransisko. Dia kekasihnya.

Pria yang selalu memperlakukannya dengan sangat lembut penuh sayang, membuat ia menjadi tak ingin mempunyai apa apa lagi selain Eliot di hidupnya.

Apakah ini hanya sekedar mimpi atau bukan, dia tak perduli. Karena orang yang mencintai lebih banyak, biasanya akan cenderung lebih menderita.

"Baiklah, mari kita lanjutkan penjelasan yang tertunda Minggu lalu."

Penjelasan yang di ucapkan oleh dosen di depan sana tak membuat khayalan Alby terganggu sedikit pun, ia masih memainkan pulpen di tangannya dengan bosan.

Hingga tanpa sadar, lampu tiba tiba mati membuat suasana di sekitar tiba tiba berisik.

Dalam kegelapan yang tak bisa di lihat oleh mata, tiba tiba saja bibir basah bersemayam di pipi kanannya, mengecup pipinya lembut sembari berbisik.

Chup.

"Aku mencintaimu."

Terdiam, suara yang sangat ia kenal. pipinya memerah, wajahnya sangat panas. ia malu, dia benar benar tak tahu mau bereaksi seperti apa, lagi lagi hal manis selalu ia dapatkan membuat ia kehilangan Kewaspadaannya lagi.

"Buk, tadi saya mendengar suara kecupan."

Teriakan tiba Tiba dari salah satu mahasiswa laki laki membuat Alby kembali menunduk. "Apa ketahuan?."

"Emang iya?."
"Kita nggak dengar apa apa tuh."

"Kamu bohong ya!."

"Pemikiran cabul jangan bilang di sini dong!."

"Is is is." Sorakan sorakan terdengar pada gelapnya ruangan.

"Saya nggak bohong, saya benar mendengar nya."

Ceklek.

Lampu tiba tiba menyala kembali, Alby kembali mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan sinar yang masuk ke matanya.

"Saya nggak bohong buk!. Kamu juga dengar kan?."

Pria itu kembali bersuara. Dengan nyolot membenarkan apa yang ia ucapkan mengikut sertakan temannya, yang sayangnya temannya itu hanya diam, sepertinya pria itu malu.

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang